NovelToon NovelToon
Batas Yang Kita Sepakati

Batas Yang Kita Sepakati

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Princess Saraah

Apakah persahabatan antara laki-laki dan perempuan memang selalu berujung pada perasaan?

Celia Tisya Athara percaya bahwa jawabannya adalah tidak. Bagi Tisya, persahabatan sejati tak mengenal batasan gender. Tapi pendapatnya itu diuji ketika ia bertemu Maaz Azzam, seorang cowok skeptis yang percaya bahwa sahabat lawan jenis hanyalah mitos sebelum cinta datang merusak semuanya.

Azzam: "Nggak percaya. Semua cewek yang temenan sama gue pasti ujung-ujungnya suka."
Astagfirullah. Percaya diri banget nih orang.
Tisya: "Ya udah, ayo. Kita sahabatan. Biar lo lihat sendiri gue beda."

Ketika tawa mulai terasa hangat dan cemburu mulai muncul diam-diam,apakah mereka masih bisa memegang janji itu? Atau justru batas yang mereka buat akan menghancurkan hubungan yang telah susah payah mereka bangun?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Princess Saraah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pacar Palsu

Begitu pintu pagar tertutup rapat, aku langsung menarik napas panjang, seolah baru saja lolos dari kejaran monster. Jantungku masih berdebar cepat, tangan sedikit gemetar. Aku bahkan hampir lupa Fabian ada di sampingku.

Sampai suaranya akhirnya terdengar pelan. "Tisya."

Aku menoleh. Wajahnya serius, tatapannya tajam tapi tidak menghakimi.

"Tadi di atas, kenapa? Lo berantem sama kakak lo?"

Aku menggigit bibir. Jadi dia sempat dengar. "Nggak ada apa-apa, Bian. Cuma masalah keluarga."

Dia tidak puas dengan jawabanku. "Masalah keluarga sampai lo kelihatan panik gitu?"

Fabian berjalan pelan di sampingku, suaranya lebih lembut. "Kalau lo mau cerita, gue bisa dengerin. Gue bisa bantu juga, kalau memang bisa."

Aku berhenti melangkah, menatapnya penuh ragu. "Bantu gimana maksud lo?"

Fabian menyelipkan tangan ke saku celananya, santai, tapi nadanya tetap serius.

"Kalau masalahnya gara-gara Nizan, gue bisa pura-pura jadi pacar lo. Jadi kakak lo nggak bisa nuduh yang aneh-aneh lagi."

Aku spontan menatapnya dengan mata melebar. "Hah? Lo serius?"

Dia mengangguk pelan. "Kenapa nggak? Lagian gue nggak keberatan. Malah mungkin bisa sekalian bikin lo lebih tenang juga."

"Bian, lo gila?" Aku cepat-cepat menggeleng. "Terima kasih tapi nggak usah. Gue nggak mau libatin lo lebih jauh. Ini masalah gue, bukan lo."

Dia sempat ingin menyela, tapi aku cepat-cepat melanjutkan. "Lo pulang aja, Bian. Gue bisa handle sendiri."

Fabian menatapku beberapa detik, seolah menimbang apakah harus tetap bersikeras atau menuruti kemauanku. Lalu akhirnya dia menghela napas panjang, menepuk bahuku ringan.

"Oke. Tapi kalau lo berubah pikiran, tawaran gue masih berlaku."

Aku hanya bisa diam, menahan perasaan campur aduk.

Keesokan harinya, suasana sekolah agak berbeda. Entah kenapa aku merasa deg-degan sejak pagi. Tapi sama sekali nggak pernah terlintas dalam kepalaku bahwa hari itu akan jadi salah satu hari paling heboh dalam hidupku.

Jam istirahat, aku baru saja duduk di bangkuku, membuka bekal yang mami siapkan. Tiba-tiba suara gaduh terdengar dari depan kelas. Semua kepala menoleh.

"Eh, Bian ngapain tuh?" bisik seseorang.

Dan sebelum aku sempat menoleh, Fabian sudah melangkah masuk. Di tangannya ada setangkai mawar merah.

Jantungku berhenti sepersekian detik.

"Lo... Serius?" aku berbisik hampir tak terdengar.

Tanpa ragu, Fabian berjalan ke arahku, menarik aku ke depan kelas lalu berlutut. Di depan semua orang.

Suara kelas langsung meledak.

"Wooooooiiiiiii!"

"Gila, Bian! Mantap!"

"Terima aja, Syaaa!"

Aku terpaku. Pipiku panas, telapak tanganku berkeringat.

Fabian mengangkat mawar itu, menatapku dengan senyum santai yang anehnya bikin deg-degan.

"Tisya." Suaranya tenang, tapi cukup keras untuk didengar seisi kelas, bahkan anak-anak dari kelas sebelah sudah mulai berkerumun di depan pintu.

"Gue suka sama lo."

Seisi ruangan makin ricuh. Ada yang bersiul, ada yang menepuk-nepuk meja.

Aku sendiri cuma bisa menatapnya dengan tatapan bingung. Otakku berteriak untuk menolak karena aku tahu ini nggak mungkin seserius itu.

Tapi lalu mataku menangkap sosok yang berdiri di pintu.

Nizan.

Wajahnya datar, tapi jelas aku bisa melihat tatapan meremehkan di matanya. Dan entah kenapa, aku teringat lagi perkataannya tempo hari, menyuruhku menjauh, seolah aku beban besar dalam hidupnya. Seolah aku yang salah, hanya karena masih ingin menjaga pertemanan kami.

Geramku langsung naik ke ubun-ubun.

Tanpa pikir panjang, aku meraih bunga dari tangan Fabian.

"Gue juga suka sama lo."

Hening sepersekian detik, lalu...

"WOOOOOOOOIIIIIIIIIIIIII!!!"

Sorakan meledak lebih kencang. Ada yang bertepuk tangan, ada yang menjerit, bahkan ada yang langsung mengabadikan dengan HP.

Fabian tersenyum lega, berdiri, lalu menepuk kepalaku ringan sebelum duduk di kursinya. Seolah semua ini hal biasa saja buat dia.

Aku masih syok, bahkan belum sempat mencerna apa yang baru saja kulakukan.

Dan saat itulah mataku menangkap sesuatu di jendela.

Azzam.

Dia berdiri di luar, menatap ke dalam kelas. Matanya tajam, rahangnya mengeras.

Ekspresinya jelas sekali marah.

Aku tercekat, mendadak merasa dunia berhenti berputar.

...****************...

Menjelang istirahat kedua, HP ku berdering. Getarannya membuatku refleks menoleh. Satu pesan baru masuk.

...Azzam...

Istirahat kedua ke belakang sekolah.

Gue tunggu.

Aku menatap layar cukup lama. Rasanya jantungku langsung turun ke perut. Tapi entah kenapa, jari-jariku otomatis mengetik balasan singkat.

^^^Oke.^^^

Bel kemudian berbunyi. Kaki ini melangkah pelan melewati kerumunan anak-anak yang masih ramai membicarakan kejadian tadi pagi. Beberapa sempat bersiul nakal begitu aku lewat, ada juga yang bercanda menyebut "bucin baru." Aku hanya bisa tersenyum kaku, padahal dalam hati aku sama sekali tidak tenang.

Sampai akhirnya aku tiba di belakang sekolah. Tempat itu sepi, hanya ada suara angin yang meniup dedaunan. Dan di sana berdiri Azzam.

Wajahnya keras, matanya tajam menatapku. Begitu aku mendekat, dia langsung bicara tanpa basa-basi.

"Tisya, apa-apaan tadi?!"

Aku terdiam, menunduk. "Lo dengar dulu penjelasan gue..."

Dia menyela. "Lo nggak pernah cerita apa-apa sama gue. Tau-tau ada adegan Bian nembak lo, terus lo nerima. Lo kira gue nggak kaget?" Suaranya meninggi. "Gue sahabat lo, Sya. Kenapa lo harus sembunyiin hal kayak gini? Gue gak merasa dianggap sama lo."

Aku menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. "Zam, dengar dulu. Itu semua cuma pura-pura. Bian cuma jadi pacar bohongan gue karena gue ribut sama Kak Ruby, soal Nizan."

Azzam terdiam beberapa detik, lalu mendengus. "Kenapa lo nggak bilang dari awal? Kalau lo butuh pacar pura-pura, kenapa nggak gue aja?"

Aku spontan menatapnya. "Ya nggak mungkin lah Zam, lo sahabat gue. Kak Ruby juga tau lo sahabat gue."

"Emang kenapa kalau gue sahabat lo?" suaranya merendah, tapi lebih menusuk. "Kalau lo beneran butuh, gue bisa kok. Gue bisa jadi lebih dari sahabat, kalau itu yang lo perlu."

Aku tertegun. Ada sesuatu di balik tatapan matanya yang membuat dadaku ikut sesak. Tapi cepat-cepat aku menggeleng, mencoba menegaskan.

"Ya tetap nggak bisa lah, Azzam. Kita udah sepakat dari dulu, kan? Sahabat ya sahabat. Batasnya jelas. Gue nggak mau ngerusak itu."

Azzam mengepalkan tangannya di samping tubuh. Rahangnya mengeras. "Lo selalu ngomong batas, batas, batas. Tapi lo sadar nggak, Sya..." Perkataannya tercekat. Seperti ada sesuatu yang menahannya.

Namun sebelum aku bisa merespons, bel masuk berbunyi nyaring. Suara murid-murid mulai terdengar lagi dari kejauhan. Azzam menghela napas kasar, menoleh sebentar dan berkata, "Terserah lo deh, Sya." lalu ia berjalan pergi begitu saja tanpa menunggu jawabanku.

Aku berdiri terpaku.

Untuk kesekian kalinya aku benar-benar bingung dengan tingkah Azzam.

1
Asseret Miralrio
Aku setia menunggu, please jangan membuatku menunggu terlalu lama.
Daina :)
Author, kita fans thor loh, jangan bikin kita kecewa, update sekarang 😤
Saraah: Terimakasih dukungannya Daina/Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!