THE HOT BODYGUARD

"Maaf..." ucap levi tak sengaja menabrak bahu seseorang, dan setelah di perhatikan itu adalah wanita yang beberapa waktu lalu terlihat di atas panggung. Wanita yang beberapa detik berhasil menarik perhatiannya, dan itu...langka.

Wanita itu berpenampilan masih dengan topeng di wajahnya, namun pakaian tipisnya sudah tertutup rapih oleh jubah besar.

Wanita itu pun hanya merespon ucapannya dengan sediikit anggukan kepala, lalu pergi begitu saja seakan akan hal barusan tidak mengganggunya sama sekali.

"tuan, mobil anda sudah siap!." levi pun mengalih kan tatapannya lalu mengikuti sang asisten ke arah parkiran.

☆☆☆☆☆

Sementara itu di sisi remika, gadis itu benar benar khawatir jika penyamarannya akan terungkap. Mengingat statusnya yang masih seorang pelajar, bahkan dia adalah sahabat dari putri pria matang itu. Yang ada levi tidak akan mengizin kan daisy untuk berteman dengannya lagi setelah tau jika pekerjaan remika seperti ini, dan untung saja dia tidak ketahuan.

Sebenarnya remika baru sadar jika di salah satu meja tamu terdapat pria yang sangat ia kenali, dan untungnya itu tepat saat pertunjukannya berada di menit terakhir. Dia bersyukur untuk itu, karna kemungkinan ketahuan sangat tidak mungkin.

Namun insiden barusan, hampir membuat langkahnya terhenti dan bahkan mengeluar kan suara yang khawatirnya akan membuat levi mengenali dirinya.

"oh god, untung saja dia tidak mengenali ku." Remika pun melepas kan jubahnya dan membuangnya begitu saja ke bagian jok belakang mobilnya, lalu dengan cepat memakai pakaian yang sudah ia siap kan lebih dulu karna waktu perjalanan ke rumah daisy cukup memakan waktu, dan dia harus segera tiba sesuai waktu yang di janji kan.

Di sepanjang perjalanan, tak henti hentinya gadis itu menatap ke arah belakang. Karna dia khawatir jika levi yang juga akan pulang akan mengenali mobil miliknya yang keluar dari tempat tersebut, dan itu tidak boleh sebab remika masih membutuh kan pekerjaan ini dan tidak ingin persahabatannya dengan daisy jadi terputus.

Sekitar 30 menitan lebih berada di perjalanan, akhirnya mobil remika pun sampai di kediaman duda 1 anak itu. Dan begitu ia keluar dari mobil, bertepatan dengan suara deru mobil milik tuan rumah.

Gugup, itu yang remika rasa kan saat ini. Bukan hanya karna kejadian di tempat tadi, tapi juga keputusannya yang akan berhenti menyukai duda hot tersebut.

Sial....

Baru begini saja jantung remika sudah kembali berdebar begitu kencang, kala levi keluar dari dalam mobil dan menghampiri dirinya yang malah mematung di depan pintu utama.

"kau tidak mau masuk mika?." Tanya pria matang itu dengan aura maskulin dan deep voice yang selalu membuat remika mengigit bibir gugup.

"ah ya, aku baru saja ingin masuk, permisi!." alis levi terlihat terangkat, agak merasa ada yang kurang dengan sikap sahabat putrinya itu, sebab biasanya remika akan menyapanya dengan wajah berbinar dan senyum manis yang mengembang, namun barusan gadis itu hanya tersenyum singkat dan menunduk sebagai sopan santun lalu pergi begitu saja setelah mengata kan kata 'permisi'.

remika sampai di kamar daisy, dan nafas gadis itu terlihat memburu membuat kedua sahabatnya terlihat bingung.

"ada apa? kenapa kau terlihat seperti habis di kejar hantu, apa lagi wajah mu terlihat memerah seperti itu. Kau tidak sedang di kejar penjahat kan mika? atau penagi hutang, mungkin?." flor berucap dengan tatapan bodohnya, padahal ia tau sendiri jika remika baru saja bertemu dengan levi di pintu masuk.

Sebab dari tadi itu dia dan daisy ada di balkon kamar, untuk melihat remika sudah datang atau belum. Dan benar saja, gadis itu datang sesuai jam yang ia janji kan, bahkan hampir datang bersama sama dengan ayah daisy.

"iya mik, aku rasa kau terlihat seperti habis di kejar hantu. Padahal di rumah ini tidak ada yang seperti itu, rumah ku bersih dari hal mistis jadi tidak mungkin jika hantu yang mengejar mu dari sini." tawa flor hampir pecah, si polos daisy memang benar benar menelan celetukannya begitu saja tanpa mau mencernanya terlebih dahulu.

"Tidak, aku tadi terburu buru karna perut ku terasa melilit. Hanya saja setelah sampai di sini rasa sakit di perut ku sudah berkurang, jadi tidak ada yang mengkhawatir kan." remika berkata dengan tatapan membùnúh ke arah flor yang saat ini memasang wajah mengejeknya.

"baik lah, kalau begitu ayo kita turun ke lantai bawah karna ayah ku juga sudah kembali."

dan malam itu mereka pun kembali meraya kan ulang tahun mendiang ibu daisy, dan di lanjut kan dengan makan malam bersama.

Tak hanya di situ saja, flor dan remika pun di minta menginap oleh daisy dengan dalih sudah lama kedua sahabatnya itu tidak menginap di rumahnya.

"besok adalah terakhir kita ujian, dan ku rasa kita butuh berlibur di sebuah pulau. bagaimana menurut kalian? Apa kalian setuju, kebetulan kakek ku baru saja membeli sebuah pulau yang berada di tengah laut, dan sepertinya akan sangat seru jika kita menghabis kan waktu libur di pulau itu."

"setuju, aku sangat setuju untuk itu flor. Apa lagi ayah ku sudah berjanji, jika libur kali ini dia akan menemani ku sepanjang waktu libur sebagai ganti waktu kebersamaan kami yang terhambat oleh pekerjaannya."

remika tak bersuara, dan itu membuat daisy dan flor menoleh ke arahnya yang berbaring di bagian kanan.

"aku? Aku belum bisa memberi jawaban, sebab kalian juga tau jika sekarang aku bukan lagi anak orang kaya. Aku bekerja, dan itu artinya waktu libur ku akan berada di tempat kerja di sepanjang waktu libur."

"oh mika sayang, yang benar saja?. Kami tidak setuju dengan ucapan mu itu, kau harus ikut dan masalah izin biar daddy ku atau paman levi yang memintanya."

"tapi..."

"tidak, kau tetap harus ikut. Ingat mika ini adalah tahun terakhir kita berada di SMA, dan itu artinya libur kali ini harus berkesan dengan baik. Apa lagi daisy, dia akan kuliah di negara kelahiran ayah nya, jadi itu artinya kita akan sangat jarang berkumpul dan menghabis kan waktu seperti ini." daisy pun mengangguk, membenar kan ucapan flor barusan.

Dan remika, hanya bisa pasrah mendengarnya.