NovelToon NovelToon
Jodoh Setelah Diselingkuhi

Jodoh Setelah Diselingkuhi

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Selingkuh
Popularitas:955
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

"Aku mau kita putus!!"

Anggita Maharani, hidup menjadi anak kesayangan semata wayang sang ayah, tiba-tiba diberi sebuah misi gila. Ditemani oleh karyawan kantor yang seumuran, hidupnya jadi di pinggir jalan.

Dalam keadaan lubuk hati yang tengah patah, Anggita justru bertemu dua laki-laki asing setelah diputuskan pacarnya. Jika pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, kalau ini malah tak kenal tapi berujung perjodohan.

Dari benci bisa jadi tetap benci. Tapi, kalau jadi kekasih bayaran ... Akan tetap pura-pura atau malah beneran jatuh cinta?

Jangan lupa follow kalau suka dengan cerita ini yaa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JSD BAB 12

Dari panas terik kini langit mulai terlihat sedikit mendung, pukul setengah tiga sore Widi dan Gita masih ada di warung Es Dawet. Beberapa kali Es Dawet laku keras, bukan karena Gita melainkan Widi.

"Pinter juga ya lo, es nya sampai abis ludes tuh gak ada sisa," ucap Gita sesekali mulai mendekati Widi.

Sang suami yang duduk tenang itu dibuat tersenyum salah tingkah. "Ini ngapain kamu deketin aku?"

"Ya ngapain lagi kalau gak minta duit? Sini lah duitnya, kan lo suami gue."

Anggita dengan santainya petantang-petenteng di depan Widi. Tak berselang lama usai saling tatapan, Widi pun memberi uang seratus ribu.

Uang hasil jualan Es Dawet itu ternyata dipakai untuk membeli bakso oleh Anggita. Sehingga membuat Widi berdecak heran.

"Bisa-bisanya matanya tuh jelas banget kalau soal jajan," gumamnya.

Beberapa menit sambil menatap dan merapikan meja untuk para pembeli di sore hari sebelum ia putuskan tutup, Anggita tiba-tiba sudah ada di hadapannya.

"Nih, bakso buat lo. Kalau kurang pedes gak usah protes ya, soalnya gue gak nerima komentar," cerocos Gita, padahal si Widi hanya memperhatikan wajahnya tanpa kata.

"Beli berapa ini?"

"Gak tau, intinya di bawah lima puluh ribu lah. Yakali gue jajan langsung abis."

Disela-sela memakan bakso bersamaan, Widi tak sengaja melihat Anggita tiba-tiba memakai liptint.

"Duh, gara-gara ayah turunin gue ke sini jadinya semua fasilitas diambil. Hal semungil ini aja gue gak bisa beli, mana gue gak suka bibir pucet lagi."

Meskipun pelan dan nyaris tak terdengar, namun telinga Widi tidak pernah salah. Ucapan itu adalah bentuk dimana seorang Anggita merutuki hidupnya.

"Berapa itu?" tanya Widi sembari melepas sendok dari genggaman tangannya.

Gita yang sibuk mengolesi bibirnya tak memperhatikan maksud Widi. "Ya kan gue udah bilang barusan kalau ini tuh di bawah lima pul—"

"Harga liptint nya."

Detik itu juga Gita mematung. Matanya menatap lurus ke wajah Widi yang duduknya bersebrangan dengannya.

"Nih, beli dulu yang sekiranya masih pas. Kalau buat yang merk sama kayak gitu kemungkinan uangnya belum cukup." Dengan lembut ala cowok soft spoken, Widi menyodorkan uang beberapa lembar pada Anggita.

"Ini serius?" Saking tidak menyangka, Anggita bahkan sampai melongo.

"Ya beli dulu sebisa dengan uang ini, nanti kalau hasil dari es ini udah lumayan, bisa deh kamu beli yang merk itu juga."

Oh tidak, Anggita langsung terburu-buru pindah posisi duduk setelah diberi uang oleh Widi. Tunggu, perjodohan apa ini? Mengapa pernikahan yang terjadi begitu saja bahkan tanpa rasa cinta, ini bagaimana mungkin?

"Terus lo gimana? Ini serius gue beneran dikasih uang dua ratus ribu cuma buat beli ini?"

Sebagai suami yang selalu sabar Widi tersenyum. Tak lupa tangan kanannya terangkat mengusap puncak kepala Anggita.

"Maaf, kalau belum bisa beliin yang dibutuhin. Nanti kalau ada uang lebih aku bakal kasih ke kamu, maaf kalau harus sabar dulu ya."

Seolah terhipnotis oleh ucapan Widi, perempuan anak orang kaya tersebut langsung mengangguk. "Gue gak sebutuh ini kok, harusnya malah gue yang kasih uang ke lo. Kan lo liatnya gue anak orang kaya."

"Gak gitu juga, aku yang lebih harus kasih kamu nafkah. Yaa gak cuma wujud uang, tapi kayak sandang dan pangan. Meskipun pernikahan dari perjodohan yang entah gimana ini."

Sosok Widi yang dibenci oleh Anggita kini berubah. Justru Gita mulai merasa ada benih-benih kagum. Bukan suka, atau masih dibilang awal kekaguman sebelum akhirnya cinta beneran, eak.

"Lo seriusan kayak gini?"

Wajah Anggita berada di bawah wajah Widi. Jadi, Gita ini mukanya nyempil di bawah mangkuk yang tengah Widi pegang karena ia masih melahap bakso.

"Ya ampun, perempuan satu ini emang bener-bener ya. Udah kamu tuh makan dilanjutkan, jangan malah ngeliatin aku ngintip lewat mangkuk gini."

Sontak Anggita tertawa sendiri. "Aduh, ya lagian lo tuh romantis sih. Diliat dari deket juga lo aslinya ganteng tau, oh iya mantan lo berapa?"

Uhuk!

Nah kan, Widi saja sampai tersedak.

"Ehhh, loh kok lo malah keselek sih? Omongan gue terlalu pedes, ya?"

Anggita memegang tengkuk lehernya sambil menyodorkan minum pada Widi. "Bukan cuma pedes, nyinggung dan ngagetin dikit. Kayak klakson bus."

"Hah?" Anggita pun tepuk jidat sendiri.

"Ternyata lo bisa bikin gue gila juga ya lama-lama." gumam Gita.

Pada saat itu juga warung Es Dawet milik Anggita tiba-tiba didatangi oleh tiga preman yang membuat Gita terkejut takut.

"Eh, siapa lo bertiga? Ngapain lo ke gubug Es Dawet? Gak mungkin kan kalau lo semua mau beli es," cerocos Gita, membuat tiga orang itu terkekeh.

"Gue ke sini mau berurusan sama Widi, harusnya gue tanya ke lo, ngapain mau nikah sama Widi? Mendingan sama gue aja cantik,"

"Dih, gak usah sentuh-sentuh gue!!"

Melihat Anggita yang disentuh oleh Regar seketika membuat Widi pasang badan. Tatapannya sangat tajam, wajahnya datar.

"Lo gak usah sentuh-sentuh!! Mending sekarang lo semua cabut, sebelum gue habisi kalian!!"

Ancaman dari Widi tidak mempan. Sedangkan Anggita masih bersembunyi di balik tubuh Widi. Regar tersenyum miring, menyusun rencana yang ingin ia lakukan saat itu juga.

Namun, tanpa aba-aba Nino dan Bayu dilempari batu oleh Anggita yang sudah terlewat kesal.

"Heh! Berani lo main-main sama gue, hah!?"

Anaknya Anggar tersebut menjulurkan lidahnya sedikit. Wajahnya tampak meledek tanpa rasa takut sama sekali.

"Katanya preman? Kok gak serem? Apa kalian ini orang gila yang ngaku jadi preman!?" Anggita sampai berkacak pinggang menghadapi Nino.

"Yah, terserah lo dah. Tapi, gue di sini mau kasih kejutan buat lo. Widi ini gak akan bisa jadi milik lo, karena apa? Karena dia bakal kita habisin!!" tegas Nino dengan kilat langsung mencekal dua tangan Anggita.

Bukan seperti di sinetron, Widi hanya diam meski suara Anggita berulangkali memanggilnya cukup nyaring. Biarkan, ia tak mempedulikan keadaan istrinya. Saat ini ia fokuskan diri untuk baku hantam dengan Regar dan Bayu.

Pukulan demi pukulan melesat dan mendarat meninggalkan jejak darah di sudut bibir Widi. Dan memar jelas terpampang di pipi Regar serta Bayu.

Nino pun masih menjaga Anggita untuk dijadikan taruhan. "Wid, liat nih! Istri lo bakal gue jadiin umpan buat musuh kita yang sebelah. Lumayan cewek secantik dia harus kita manfaatin, Wid."

Saling memperhatikan, Widi dan Gita seolah sama-sama mengerti. Anggita yang awalnya takut pun seketika menjadi berani.

"Mau gue? Gampang, lo lepasin gue sama Widi."

Nino dan Bayu terkekeh. "Owhh ... gak segampang itu, cantik."

Beberapa detik tak terlihat, ternyata Regar diam-diam akan memukul Widi dari belakang menggunakan balok kayu.

Anggita yang melihatnya pun terkejut bukan main.

"Widi!!"

Bughh!

1
Lonafx
kacau banget cwok kayak Arya, gak modal😅

hai kak, aku mampir, cerita kakak bagus💐
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!