NovelToon NovelToon
Suksesnya Anak Yang Terbuang

Suksesnya Anak Yang Terbuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Cerai / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: widya saputri

Lihat, dia kayak hantu!"

"ia dia sangat jelek. Aku yakin sampai besar pun dia akan sejelek ini dan tidak ada yang mau mengadopsinya."

"Pasti ibunya ninggalin dia karena dia kutukan."

"Coba lihat matanya, kayak orang kesurupan!"

"iya ibunya membuangnya Karena pembawa sial." berbagai macam cacian dan olokan dari teman-temannya,yang harusnya mereka saling mengerti betapa sakitnya di buang tetapi entah mengapa mereka malah membenci Ayla.

Mereka menyembunyikan sendalnya, menyiramkan air sabun ke tempat tidurnya, menyobek bukunya, bahkan pernah mengurungnya di kamar mandi hingga tengah malam. Tapi Ayla hanya diam,menahan,menyimpan dan menelan semua dengan pahit yang lama-lama menjadi biasa.

Yang paling menyakitkan adalah bahwa tidak ada satu pun orang dewasa di panti yang benar-benar peduli. Mereka hanya melihat Ayla sebagai anak yang terlalu pasrah. Kalau ia dibully, itu pasti karena ia sendiri yang terlalu lemah.

Di sekolah, semuanya lebih buruk lagi..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widya saputri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebenaran yang Meledak

Pagi itu, suasana desa tempat Ayla tinggal berubah drastis. Jalanan yang biasanya sepi kini ramai oleh bisik-bisik. Mobil polisi berwarna hitam-hitam menggelinding pelan masuk ke desa, sirenenya singkat tapi cukup membuat semua orang keluar rumah.

Pak RT berdiri di depan rumahnya bersama Bu Marni, Rani, Nina, dan Ayla. Semua mata tertuju pada mobil itu. Dari dalam keluar tiga polisi berseragam lengkap, salah satunya berpangkat tinggi.

"Kami menerima laporan tentang kekerasan di sebuah panti asuhan di kota, dan adanya upaya penculikan di desa ini tadi malam." Kata perwira itu tegas.

Ayla menunduk, tangannya gemetar. Kehadiran polisi ini berarti dua hal, kesempatan untuk menghentikan panti dan risiko besar kalau orang panti punya koneksi di kepolisian.

Rani mengeluarkan map tebal yang semalam ia bawa. Di dalamnya ada foto-foto memar di tubuh anak-anak, catatan makanan basi, daftar nama anak yang hilang, termasuk kronologi kematian Sari. Ayla menambahkan buku catatannya sendiri tulisan tangan yang detail, dengan tanggal dan nama pelaku.

Seorang polisi membacanya cepat, lalu mengangguk.

"Ini bukti yang kuat tapi kita butuh saksi lain."

Bu Marni menunjuk Ayla.

"Anak ini korban, Pak. Dia berani bicara."

Ayla menelan ludah. Suaranya lirih tapi mantap. bukan karena takut tapi kalau berhadapan dengan polisi memang dia tidak suka.

"Kalau saya diam, Sari mati sia-sia. Mereka harus berhenti."

Tanpa mereka sadari, di jalan masuk desa, sebuah mobil hitam lain berhenti. Bukan mobil polisi melainkan mobil milik Kepala Panti, Bu Ratna, bersama dua preman bayaran. Dari kejauhan, ia melihat kerumunan di rumah Pak RT,bibirnya menyeringai.

"Jadi bocah itu berani lapor, ya Kita lihat siapa yang tertawa terakhir.”

Polisi memutuskan membawa semua saksi ke balai desa untuk pemeriksaan resmi. Warga yang marah ikut mengawal, takut Ayla dan teman-temannya diambil paksa lagi.

Di tengah pemeriksaan, tiba-tiba pintu balai desa dibuka keras-keras. Bu Ratna masuk sambil tersenyum manis.

"Maaf, saya kepala panti yang dimaksud. Semua ini salah paham. Anak itu kabur dan membawa barang panti. Saya hanya menjemputnya kembali."

Ayla berdiri spontan.

"Kamu bohong! aku tidak pernah mencuri barang panti. Kamu juga yang nyuruh orang-orang itu memukul Sari sampai mati!”

Ruangan hening. Beberapa warga menoleh, kaget mendengar tuduhan itu secara langsung.

"Apa ibu ada bukti kalau memang dia kabur dan bawa barang panti?". Tanya pak RT.

Bu Ratna mencoba menyerang balik.

"Bukti? Saya ada saksi kalau dia pergi membawa barang panti." Setelah mengatakan itu masuklah satu anak panti yang dulu pernah hampir melecehkan Ayla.

"Saya saksinya pak." Bayu masuk dengan muka yang menjijikkan bagi Ayla.

"Saya melihatnya kabur membawa barang yang ada di panti pak." lanjut Bayu

"Bohong pak. Saya tidak pernah melakukan itu. Justru saya kabur karena dia mau melecehkan saya saat tengah malam." Kata Ayla menahan amarah menunjuk wajah bayi

Bayu seketika memucat

"Apa benar itu?" tanya pak polisi.

"Fitnah pak,saya tidak pernah melakukan itu." Bantah Bayu

"Kamu jangan fitnah Ayla. Begini lah pak kelakuan Ayla,dia sering memfitnah anak-anak di panti." wajah Bu Ratna memelas padahal polisi bisa membaca pergerakannya

"Ibu yang jahat selama ini bahkan kematian Sari adalah kelakuan ibu juga."

Ayla tidak mau kalah,dia terus saja membantah tuduhan Bu Ratna. Sedangkan Rani dan Nina masih diam menunggu waktu yang tepat.

"Bohong pak. Satu meninggal karena sakit."

"Apa ibu ada bukti?"

"Bukti? Semua catatan panti ada di tangan saya, dan tidak ada yang menunjukkan kekerasan. Kematian Sari murni sakit."

"Sakit karena dipukuli dan nggak dikasih makan!" akhirnya Nina buka suara karena tidak tahan melihat kelakuan Bu Ratna yang sangat pintar bersilat lidah.

Rani lalu meletakkan foto-foto memar di meja. Salah satu polisi memeriksa dan mengangguk serius.

"Bu Ratna, ini terlihat seperti luka akibat kekerasan fisik, bukan sakit biasa. Apa ibu bisa jelaskan?"

Wajah Bu Ratna mulai tegang, tapi ia mencoba tertawa.

"Ah, anak-anak ini memang suka berbohong. Waktu masih di panti,mereka sering membuat onar."

"Sudahlah Bu,tidak usah mengelak lagi kalau sudah ada bukti."

Bu Ratna kalang kabut,dia tidak tahu mau berkata apa lagi. Awalnya rencana mereka hanya ingin memfitnah ayla,kalaupun dia tertangkap,setidaknya masih ada pak Joko pemilik panti yang bisa melanjutkan aksinya.

Saat polisi mulai menuliskan laporan resmi, salah satu preman Bu Ratna yang menunggu di luar mulai membuat keributan. Mereka mencoba mengalihkan perhatian warga, berharap bisa membawa Ayla keluar diam-diam.

Namun warga desa sudah siaga. Beberapa pemuda langsung menghalangi. Teriakan dan dorongan terjadi di luar balai desa. Suara pecahan kaca terdengar membuat polisi segera turun tangan.

Ayla memeluk Rani erat.

"Kalau mereka berhasil bawa aku, semua ini selesai." Kata Ayla

"Tenang. Kita nggak akan biarin itu terjadi." Rani berusaha menenangkan Ayla

Ketika situasi di luar mulai terkendali, tiba-tiba seorang lelaki paruh baya masuk tergopoh-gopoh. Ia mengenakan seragam satpam.

"Bapak siapa?" tanya pak RT

"Saya dulu kerja di panti itu,saya lihat sendiri waktu Sari dipukul."

Semua mata tertuju padanya. Lelaki itu gemetar, lalu menunjuk langsung ke Bu Ratna.

"Dia yang nyuruh. Kalau saya buka mulut waktu itu, saya takut dipecat tapi saya nggak kuat lagi liat anak-anak menderita,makanya saya melarikan diri juga."

Suasana ruangan menjadi tegang. Polisi saling pandang, lalu salah satu dari mereka berdiri.

"Bu Ratna, kami harus membawa Anda ke kantor untuk penyelidikan."

"Tapi pak,ini semua tidak benar." Bu Ratna memberontak

"Dan anda juga saudara Bayu,ikut kami." polisi yang lain segera membawa Bayu juga."

Bayu hanya diam karena menurutnya melawan pun tidak akan bisa

Saat diborgol, Bu Ratna menatap Ayla dengan mata penuh kebencian.

"Kamu pikir ini sudah selesai, hah? Orang-orangku masih ada di luar sana. Kamu akan menyesal."

Ayla menggenggam tangan Rani dan Nina erat. Meski hatinya berdebar, ia membalas tatapan itu.

"Kamu nggak akan bisa menyakiti siapa pun lagi." Balas Ayla

"Bukan aku tapi yang lainnya." senyum Bu Ratna menyeringai. Sangat jelas terlihat kalau dia licik

Sore itu, polisi membawa Bu Ratna, Bargo, Parman,dan Bayu ke kota. Warga desa berbaris di jalan, mengiringi mobil polisi pergi.

Pak RT menepuk bahu Ayla.

"Kamu sudah berani, Nak. Tapi perjalanan ini belum selesai. Persidangan nanti akan lebih berat."

"Terima kasih atas bantuannya pak,kalau bukan bapak,saya tidak tahu apa yang akan terjadi."

"Sama-sama nak."

Malamnya, Ayla, Rani, dan Nina duduk di beranda rumah Bu Marni. Langit penuh bintang, tapi di hati mereka ada bayangan ancaman dari orang-orang yang belum tertangkap.

"Kita udah mulai perang ini. Sekarang kita harus pastikan mereka semua tumbang." Kata Nina

"Aku nggak takut lagi. Sari nggak akan mati sia-sia."

"Kalau gitu, besok kita ikut polisi ke kota. Kita tuntaskan semuanya." Kata Rani

Di kejauhan, anjing menggonggong. Entah karena hewan liar atau tanda bahwa ancaman memang belum pergi.

Bersambung...

1
Elis yulianti
suka thor,, tp jangan sampe udh gde nya suka cowo sama🙈
Elis yulianti
thor ko km bikin aku mewek sih/Sob/
Widya Saputri
Makasih sudah mampir kakak...
Ma Em
Akhirnya Rani ,Nina dan Ayla sdh punya usaha masing2 , semoga mereka bertiga tdk terpisahkan dan selalu rukun sukses selalu trio girl .
Widya Saputri: makasih sudah mampir kakak.. jgn lupa tinggalkan jejak ya..
total 1 replies
Ma Em
Semoga semua penjaga panti sdh ditangkap semua , serta Ayla jadi anak yg sukses bersama Rani dan Nina .
Lenni Ambo dalle
alur ceritax bagus,semangat👍
Lenni Ambo dalle
lanjut autor,ceritax menarik..
Lenni Ambo dalle
semangat .../Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!