NovelToon NovelToon
PEDANG GENI

PEDANG GENI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Persahabatan / Raja Tentara/Dewa Perang / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fikri Anja

PEDANG GENI. seorang pemuda yang bernama Ranu baya ingin membasmi iblis di muka bumi ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32

Tak mau menjadi bulan-bulanan lawan, Ranu menggerahkan kedua ajian meringankan tubuhnya sekaligus,meski dia tahu itu akan sedikit menguras tenaga dalamnya

Pertarungan keduanya menjadi berimbang, Ranu sudah mulai melakukan serangan balik yang tidak kalah cepat.

"Kau ... bagaimana mungkin kau bisa menyamai kecepatanku?!"ucap Panca dengan sedikit berteriak.

"Tidak usah banyak bicara, kita sedang bertarung. Bukan lagi mengobrol!" Ranu melesat menyerang Panca yang sedikit kehilangan keseimbangan akibat salah memberi tangkisan.

Keduanya yang berada di puncak pendekar tanpa tanding benar-benar menghadirkan pertarungan mendebarkan sekaligus menakutkan. Hempasan dan tekanan energi yang keluar akibat pertarungan mereka mungkin hanya bisa dikalahkan oleh pertarungan dua raja yang sedang terjadi di angkasa.

Ranu terpental jauh ke depan ketika tendangan putar yang dilepaskan Panca mendarat telak di punggungnya. Beruntung dia masih bisa mengendalikan tubuhnya hingga tidak sampai terjungkal.

Panca tidak mau kehilangan momentum bagus, dia langsung melesat untuk memberikan serangan susulan, "Tapak Cakar Singa!"Ranu yang sudah membalikkan tubuhnya berusaha menghindari serangan tersebut. Namun seperti ada radarnya, serangan tersebut tidak berhenti mengejar meski Ranu sudah bergerak tidak karuan untuk menghindar. Dengan sedikit terpaksa, pemuda itupun menahan serangan tersebut.

Blaaar!

"Aaaakh!"

Meski sudah menahan serangan tersebut, tapi tangan kiri Panca yang juga membentuk cakar ternyata juga bergerak menyerang, hingga rusuk kanan Ranu terkoyak walau tidak terlalu parah.

"Bagaimana mungkin?" Panca heran melihat Ranu hanya sedikit terluka oleh jurus Tapak Cakar Singa yang dikeluarkannya.

Ranu sedikit meringis merasakan perih di rusuk kanannya yang sudah sedikit terkocak. Darah pun mulai merembes keluar dan membasahi pakaiannya. Dia kemudian menempelkan telapak tangannya sembari menekannya dengan energi Dewa Api.

Seketika, darah berhenti keluar dan lukanya mengering terkena panasnya energi Dewa api yang dikeluarkannya.

Beruntung Ranu menggunakan Perisai Cakra untuk melindungi tubuhnya. Andai dia tidak memakainya, sudah barang pasti rusuknya akan terkoyak parah atau bahkan mungkin patah beberapa bagian.

Ranu menambahkan tenaga dalamnya dan menggabungkan kedua ajian meringankan tubuhnya untuk mengimbangi kecepatan Panca. Dia tahu jika kecepatan alaminya masih di bawah panglima singa tersebut.

"Apa kau mau terus melamun saja?" ejek Ranu.

Panca tersadar dari rasa penasarannya. Dia kembali memasang kuda-kudanya. Sedetik kemudian tubuhnya melesat menyerang menggunakan jurus yang sama. Dia masih penasaran karena salah satu jurus andalannya tersebut ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap lawan.

Ranu tidak mau kalah, dia menyiapkan jurus Tapa Emas Pembunuh untuk memapakkan serangan Panca.

Dengan kecepatan yang sudah berimbang, pertarungan sengit kembali terjadi. Panca kembali sedikit terkejut karena kecepatan pemuda yang jadi lawannya itu semakin meningkat. Namun sesaat kemudian dia tersenyum tipis.

"Kalau kau mengira pertarungan hanya berdasar kecepatan saja, kau salah besar, Anak muda!" desis Panca.

"Sebaiknya kau fokus bertarung saja, Orang Tua! Kalau kau mau berbicara, nanti saja setelah kau menemui raja neraka," balas Ranu tidak kalah pedas.

Dalam waktu tidak lebih dari 10 menit saja, sudah ratusan kali mereka berdua bertukar serangan. Debu-debu dan kerikil berterbangan tersapu gelombang benturan energi yang beradu.

"Tapak Cakar Singa!" teriak Panca sambil mengarahkan jari tangannya yang membentuk cakar ke dada lawannya.

Ranu yang merasa sudah mengetahui cara kerja jurus tersebut, memampakkan serangan lawannya dengan telapak tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya bersiap menghadang tangan kiri Panca.

Namun dia kecele, karena Panca menggunakan tangan kirinya sebagai pancingan saja. Dan tendangannya kaki kanannya yang bekerja menendang perut Ranu sekuat tenaga.

Bugh!

Ranu terpental jauh dengan cepat hingga menabrak belasan prajurit di belakangnya. Dari sudut bibirnya mulai mengalir sedikit darah segar.

Dia kemudian bangkit dan mengalirkan tenaga dalam untuk memulihkan nyeri di perutnya.

Secara bersamaan, puluhan prajurit kota Wentira berniat untuk menyerangnya. Namun tiba-tiba tubuh mereka tidak bisa bergerak karena Ranu sudah menekan dengan aura pembunuh yang begitu besar.

Tubuh mereka bergetar hebat disusul keringat yang mengalir deras dari setiap pori-pori tubuhnya. Para prajurit tersebut satu persatu mengeluarkan darah dari 7 lubang indera yang ada di kepalanya hingga mereka berjatuhan dan mati mengenaskan.

"Pemuda itu mempunyai aura pembunuh yang begitu pekat. Siapa dia sebenarnya?" gumam Panca.

Ranu menarik aura pembunuhnya. Tatapan matanya tajam memandang Panca yang juga sedang menatapnya.

Setelah menjejakkan kaki kanannya, Ranu melesat hingga berada sekitar 10 langkah di depan Panca.

"Sudah aku bilang, pertarungan bukan berdasar kecepatan saja, Anak Muda. Tapi pengalaman juga sangat penting!" cibir Panca.

Ranu mendengus kesal. Tanpa diberitahu pun dia sudah tahu kalau pengalaman juga sangat penting dalam sebuah pertarungan, "Mungkin kau jauh lebih berpengalaman dalam pertarungan, tapi aku akan membuktikan kalau akal pikiran jauh lebih penting!"

Ranu memasang kuda-kudanya, "Bersiaplah!"Tanpa maju selangkah pun, dia kemudian melepaskan Pukulan Tanpo Wujud dengan tenaga dalam kecil.

Panca yang mengira Ranu sedang mempersiapkan jurusnya, tiba-tiba terdorong ke depan dua langkah. Dia kemudian menoleh ke belakang karena mengira ada yang memukul punggungnya dari belakang. Meski tidak terlalu menyakitkan karena Ranu hanya mengeluarkan sedikit tenaga dalamnya, tapi rasa kaget lah yang membuat Panca gusar.

Setelah tidak menemukan siapa pun di belakangnya, Panca kembali mengalihkan pandangannya ke arah Ranu.

"Jadi kau yang menyerangku!" bentak Panca tidak percaya. Dia bahkan tidak merasakan energi apapun yang mengarah kepadanya. Yang membuatnya semakin jengkel, Ranu seperti menghinanya karena menutup mulutnya sambil tertawa kecil.

"Isi dalam kepala inilah yang paling utama dalam pertarungan." Ranu menunjuk keningnya dengan senyum menghina.

"Bajingan tengik, jurus mainan seperti itu kau tunjukkan padaku! Akan kubunuh kau!"

Panca mendelik dan kemudian menjejakkan kaki kanannya kengan kuat. Untuk sesaat tanah sedikit bergetar dan rumput-rumput kering berterbangan ketika kaki Panca menekannya dengan kuat.

Ranu bisa merasakan kekuatan lelaki tersebut meningkat drastis. Dia tidak terima dikatakan bodoh oleh pemuda di depannya meski hanya menggunakan isyarat.

Panca menarik pedang dari balik punggungnya. Matanya sesaat terpejam dan dalam satu tarikan napas, tubuhnya terpecah menjadi tiga dan sama persis seperti aslinya.

Dengan senjata apa kau akan melawanku, Anak Muda?" ejek Panca seraya memainkan pedangnya dengan cepat.

Ranu terkekeh pelan. Dia merogoh ke dalam balik lengannya, "Ini senjataku!" Ranu mengeluarkan Tombak Bayu Sutra dari Ruang Pemusnah.

"Bagaimana mungkin tombak sepanjang itu bisa keluar dari balik lengannya?" tanya Panca dalam hati. Namun keterkejutannya itu hanya sesaat saja. Sedetik berikutnya, senyum tipis terkembang di bibirnya.

"Percuma saja kau mengeluarkan senjata apapun, Pedang Ilusiku di kota Wentira ini hanya kalah dari Golok Tirta Aji milik Ketua Racun Utara," cibir Panca menyombongkan senjatanya.

"Dan sebentar lagi Golok Tirta Aji akan menjadi milikku!"Ranu memutar tangannya berlawanan arah.

1
Was pray
bagaimana mau melawan racun Utara, ranu ranu melawan bawahannya saja sudah kelabakan
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
Was pray
ya jelas dicurigai kan kamu dan suropati jelas2 orang asing
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!