NovelToon NovelToon
Bidadari Pilihan Zayn

Bidadari Pilihan Zayn

Status: tamat
Genre:Spiritual / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: Hania

“Le, coba pikirkan sekali lagi.”

“Aku sudah mantap, Umi.”

Umi Shofia menghela nafas berkali-kali. Dia tak habis pikir dengan pilihan Zayn. Banyak santri yang baik, berakhlak, dan memiliki pengetahuan agama cukup. Tetapi mengapa justru yang dipilihnya Zara. Seorang gadis yang hobinya main tenis di sebelah pondok pesantren.

Pakaiannya terbuka. Belum lagi adabnya, membuatnya geleng-geleng kepala. Pernah sekali bola tenisnya masuk ke pesantren. Ia langsung lompat pagar. Bukannya permisi, dia malah berkata-kata yang tidak-tidak.Mengambil bolanya dengan santai tanpa peduli akan sekitar. Untung saja masuk di pondok putri.

Lha, kalau jatuhnya di pondok putra, bisa membuat santrinya bubar. Entah lari mendekat atau lari menghindar.

Bagaimana cara Zayn merayu uminya agar bisa menerima Zara sebagaimana adanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sulit dihubungi

Yusuf sangat bahagia, ungkapan cintanya telah disambut dengan baik oleh Meisya. Dia tak menyangka akan sedemikian mudah mengungkapkan isi hatinya pada Meisya. Tahu seperti ini, dia akan melakukannya sendiri sejak dulu. Tidak perlu bantuan Zayn lagi.

Jalannya  menuju impian kini semakin nyata. Kabar Bahagia ini ingin segera ia sebarkan. Kepada siapa lagi, kalau bukan dengan Zayn. Temannya curhat dan juga orang yang sudah ia Jahili selama ini.

Dia segera mengubungi Zayn.

Tut...

tut...

tut....

Hanya nada dering yang terdengar. Tak lama kemudian mbak operator pun berkata, "Nomor yang anda tuju sedang di luar jangkauan."

"Telpon siapa?" tanya Meisya.

"Gus Zayn. Tapi nggak tersambung. Mungkin dia sedang pergi."

Deg...Meisya tersentak. Dia baru ingat kalau persoalannya dengan Gus Zayn, belum benar-benar terselesaikan.

"Ooo...." ucap Meisya dengan resah.

Meskipun ada kebahagiaan dalam dirinya bahwa kini telah ada sebuah hati yang siap memeluknya bila hatinya terluka. Tapi setitik kesalahan ini bisa jadi bumerang kalau tidak segera diselesaikan. Memasrahkan pada Umi Shofia sepertinya bukan solusi yang baik.

"Ustadzah cepat sembuh ya. Agar kita segera bersama," kata Yusuf tanpa malu-malu.

Bukan maksudnya merayu, dia berharap kata-katanya bisa membuat Meisya menemukan kehidupannya kembali.

"Aamiin," sahut Meisya.

Meisya resah dan gelisah. Bisa jadi masa tenggang yang lama akan membuat dirinya tersiksa. Ia takut akan kembali lagi memikirkan akan seseorang yang seharusnya sudah masuk dalam kotak masa lalu.

"Coba lagi deh," pinta Meisya.

Yusuf menurut saja. Namun kembali lagi ia harus menelan kekecewaan. Handphone mereka tidak terhubung.

"Ah, Besok saja. Nggak penting-penting amat juga," kata Yusuf kemudian.

"Hmmm.." Meisya terlihat agak muram.

Dia sudah menerima pinangan Yusuf tapi belum menyelesaikan persoalan dengan Zayn.

"Aku takut, kamu akan benar-benar pergi sebelum dapat mewujudkan impian ini. Bagaimana kalau pernikahannya dipercepat," ucap Yusuf.

Sekali lagi Meisya memandang Umi Shofia dengan tatapan penuh tanya.

"Itu lebih baik," kata Umi Shofia.

"Tapi apakah sudah kamu pikirkan masak-masak, ustadz. Soalnya keadaan Meisya seperti ini," ucap Umi Shofia.

"Insyaallah aku menerimanya, Umi. Siapa tahu bisa menjadi sebab kesembuhannya," ucap Yusuf.

"Alhamdulillah, Umi senang kamu menerima apa adanya dengan keadaan Meisya,"ucap Umi Shofia.

Mereka terlihat bahagia. Tak ada keraguan di diri Yusuf demikian bundanya. Umi Shofia juga lega. Masalah yang membelitnya sehari ini berlahan-lahan menemukan jalan keluarnya. Meski belum menetapkan harinya, tapi setidaknya sudah ada niat baik akan segera laksanakan pernikahan untuk mereka berdua.

Tak terasa waktu terus berjalan, seiring perbincangan hangat yang terjadi di antara mereka. Jika bukan karena kumandang suara adzan Maghrib, mereka tak akan pulang.

"Maaf Umi dan Ustadzah, kami pulang dulu. Assalamualaikum,'" pamit mereka.

"Waalaikumsalam," jawab Umi Shofia dan Meisya.

Sepeninggal Yusuf dan Bundanya, Meisya kembali lagi resah. Dia masih kepikiran persoalannya dengan Gus Zayn yang sampai ini belum terselesaikan.

Kalau saja Yusuf bisa menghubungi Zayn, dia takkan kepikiran seperti ini. Yusuf bisa mengabarkan tentang hubungan mereka saat ini. Sehingga Zayn bisa tahu dan tak kan ada lagi pernikahan esok hari.

Tapi karena tak terhubung, Meisya jadi kepikiran. Dia benar-benar resah.

“Umi, apa nggak sekarang saja aku mengatakan keputusan ini pada Gus Zayn. Aku khawatir besok dia datang sudah dengan membawa penghulu," kata Meisya.

“Eeee…baik juga tuh,” kata Umi Shofia sambil manggut-manggut.

Dengan cepat dia menghubungi Zayn. Namun sayang, apa yang terjadi pada Yusuf, terjadi juga padanya.

“Bagaimana ini, Umi. Telepon Gus Zain tak aktif.”

“Ya sudah. Nggak usah ditelepon. Gitu saja kok repot. Kan, Umi sudah bilang, itu urusan Umi," kata Umi Shofia dengan entengnya.

Tapi Meisya masih tetap resah. Nanti dicoba lagi. Sekarang melaksanakan shalat magrib dulu.

Bakda maghrib, ia menghubunginya. Masih belum tersambung juga. Ah, mungkin waktunya darus Alquran, jadi handphone dimatikan dulu.

Bakda isya ia coba lagi, masih tetap sama. “Nomor anda di luar jangkauan,” begitu kata operator.

Dia mulai over thinking. Tak biasanya Gus Zayn seperti ini. Apakah dia sangat sibuk, sehingga tak mau diganggu. Jangan-jangan, karena mempersiapkan untuk acara besok pagi. Wah, jangan sampai itu terjadi.  

Tepat jam sembilan sebelum dirinya tidur, ia kepikiran untuk meneleponnya lagi. Batas akhir orang menyalakan handphone sebelum tidur.

Biasa digunakan orang yang sedang berpacaran untuk mengucapkan selamat malam pada kekasihnya.

Hadeh...Apa juga yang terbayang di pikirannya. Memangnya Gus Zayn mempunyai perasaan kepadanya. Sehingga ia harus mengucapkan selamat malam kepadanya. Siapa sih dia di hadapan Gus Zayn. Kalau bukan karena dia sakit mungkin Gus Zayn tak akan mau memberikan perhatian lebih.

Mau perhatian lebih, mimpi kali ye...Yang ada dicuekin. Seperti yang terjadi padanya sekarang ini.

Sekarang bicara saja, kalau besok tidak jadi menikah dan dia memilih Yusuf untuk kehidupan selanjutnya. Mereka sudah tidak ada lagi hubungan romantis. Apalagi pernikahan.

Meisya kembali menelepon Gus Zayn kembali. Semoga kali ini, usahanya tak sia-sia.

Tapi sayang, Meisya lagi-lagi harus kecewa. Ia hanya mendengar jawaban dari operator, “Nomor yang anda tuju berada di luar jangkauan.”

“Umi. Aku takut Umi. Besok bagaimana,” ucap Meisya dengan wajah bingung.

“Menghubungi Zayn lagi. Sudah dibilang kalau urusan itu menjadi wewenang Umi kok ngeyel. Sekarang tidurlah, jaga kesehatanmu," kata Umi Shofia dengan bijak.

“Ya Umi,” jawab Meisya patuh. Dia pun segera minum obat yang sudah dipersiapkan perawat. Lalu ia berbaring, menutupi tubuhnya dengan selimut. Tak lama kemudian, jiwanya sudah berpindah alam.

Meisya sudah terlelap meninggalkan Umi Shofia yang kesepian. Tanpa teman dan tak ada lagi orang yang bisa diajak mengobrol.

Umi Shofia menggerutu dalam hati. Mengapa sampai selarut ini baik Zayn atau Zara tak juga datang. Dia sudah capek, mau pulang dan beristirahat di rumah.

Dari jauh dia mendengar langkah kaki orang mendekat menuju kamar Meisya. Dia segera membuka pintu. Siapa tahu orang yang lama ditunggunya sudah datang.

Tapi dia harus kecewa. Ternyata yang datang Sapri.

“Mana Zayn?” tanyanya.

“Mboten ngertos, Umi. Saya hanya disuruh mengantarkan ini oleh Neng Khadijah,” jawab Sapri.

Dia menyerahkan tas kecil yang berisikan peralatan pribadi, selimut dan baju kepada Umi Shofia.

“Ya sudah. Makasih,” ucapnya dengan kesal.

Umi Shofia benar-benar kesal. Tapi dia bisa berbuat apa-apa. Khadijah, Zayn, Zara, kemana kalian. Kalian kok tega sama Umi. Meninggalkan Umi menjaga Meisya seorang diri di sini.

Tapi sudahlah, mungkin saat ini Zayn sedang sibuk meredakan amarah Zara dan Khodijah harus menjaga bocil-bocilnya, tak apalah kiranya dia berkorban sedikit.

Kasihan Umi Shofia, ditinggal semua anaknya dan mantunya. Kini harus sendiri menjaga Meisya.

Sapri masih berdiri di depan pintu, tak tahu harus berbuat apa. Apakah langsung pulang, ataukah menemani Umi Shofia bermalam di rumah sakit.

“Sapri, Kamu nggak pulang, kan?"

"Tidak Umi,"

"Syukurlah.'

Umi Shofia hanya berharap tidak terjadi apa-apa malam ini pada Meisya. Karena jika ada apa-apa, ia tak tahu harus berbuat apa. Dalam hal ini Zara lah ahlinya, karena Dia yang selama ini menemani Meisya.

Kenapa juga mereka membuat masalah dengan Zara. Repot kan sekarang...

1
hania
menarik
RaDja
menarik semangat sukses sehat selalu terima kasih
RaDja
Meisya
sejatinya mencinta dalam diam itu lebih baik apalagi yang kau cintai telah dimiliki oleh orang lain berarti memang bukan jodoh
jika masih tetap memaksa sungguh dirimu smakin terluka
cinta yang sesungguhnya akan bahagia dengan kebahagiaan orang yang kita cintai meski akhirnya bukan kamu yang disisinya

ikhlaslah dengan takdir
cinta itu suci murni jangan dinodai dengan keegoisan memanfaatkan kesempatan
Wira Putri Bia: sedikit tersentil dengan kalimat nya kk, semoga saya bisa mengambil hikmah nya dan ikhlas melepasnya
hania: benar sekali Kak...
total 2 replies
hania
maaf jika di bab ini banyak yang marah dengan alur cerita yang mungkin tidak memuaskan para reader .

tapi begitu alurnya.

mohon bersabar ya...🙏🙏
emma
mf thor ak unfollow.
ak black list cerita author klo kyk gini.
mending zara g setor amalan baca surat yg akhirnya di poligami.
by lah ga suka ceritanya
emma
kan ak pling benci cerita nya gini. jd males baca kelanjutan nya.
palagi yg berhubungan dgn pesantren. trs byk yg poligami apapun alasan nya.
entah itu kyai ustad ulama pling g suka klo mrka pny istri lbh dari 1
Mami Pihri An Nur
Ga seru, harus nya zara prgi sj tinggalkn suaminya bikin dia menyesal,, kak thor ga seru deh
Anto D Cotto
menarik
hania: terima kasih kakak
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Anto D Cotto: seep 👌👍
hania: akan saya coba kakak
total 2 replies
Rian Moontero
mampiiiir🖐🤩🤸🤸
hania: makasih kakak
total 1 replies
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor moga konfliknya nggak trlalu berat dan nggak ada drama'' poligami.a ya Thor
hania: Beres kakak 😍
total 1 replies
hania
terimakasih kakak
❤️⃟Wᵃfℛᵉˣиᴀບͤғͫᴀͣⳑ🏴‍☠️ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
bagus ceritanya seru kayaknya lanjut kak
hania: ok kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!