Tidak ada sugarbaby yang berakhir dengan pernikahan.
Namun, Maira berhasil membuktikan bahwa cinta yang tulus kepada seorang pria matang bernama Barata Yuda akhirnya sampai pada pernikahan yang indah dan sempurna tidak sekedar permainan di atas ranjang.
"Jangan pernah jatuh cinta padaku, sebab bagiku kita hanya partner di atas tempat tidur," kata Bara suatu hari kepada Maira. Tai justru dialah yang lebih dulu tergila-gila pada gadis ranum itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seperti Wine
Maira kesal, pagi hari saat terbangun ia masih tidak menemukan Bara. Lelaki itu seenaknya saja padanya. Setelah mandi, Maira merapikan diri. Masih dengan kimono handuk, terdengar suara ketukan pintu.
"Masuklah," ujar Maira pelan.
"Nona, ini sarapan anda." Sofia melangkah, meletakkan nampan berisi makanan di atas meja.
Ia kemudian membereskan sprei dengan noda darah itu sambil tersenyum kecil.
"Bibi Sofia, mengapa tertawa begitu?" Maira menatap Sofia penuh selidik. Sofia tersentak, bukan karena ketahuan Maira menangkap basah dirinya yang sedang senyum terkulum melihat sprei dengan noda darah itu, melainkan ketika Maira menambahkan kata Bibi di depan namanya.
"Panggil saja aku Sofia, Nona," ujar Sofia datar.
"Tidak mau. Kau lebih baik di panggil bibi." Maira melengos. Sofia tidak membalas, ia sibuk memunguti sprei itu dan hendak membawanya ke bawah.
"Bibi Sofia, pasti kau menertawakan aku yang sudah kehilangan keperawanan ku?!" Maira kembali menghentikan langkah Sofia. Wanita yang tidak kenal basa basi itu menatap Maira sesaat lalu berujar tanpa ekspresi.
"Ya, anda beruntung sekali Nona."
Maira tercengang, Sofia berlalu. Ia kehilangan kesuciannya tetapi Sofia mengatakan bahwa ia beruntung?! Dunia memang sudah terbalik!
"Penghuni rumah ini memang sudah gila semua!" dengus Maira kesal. Ia menelungkupkan kepalanya ke meja rias. Rambutnya yang masih setengah basah tak ia hiraukan. Sampai sebuah sentuhan belaian terasa di kepalanya.
Maira mengangkat wajah, ia menemukan tuan Bara sudah rapi dengan kemeja ketat yang kancingnya terbuka beberapa di bagian atas menunjukkan bulu dadanya. Maira melengos, malas menatap pria itu.
"Kemarikan wajahmu," perintah Bara. Maira bergeming. Bara gemas melihat gadis yang lebih muda tujuh belas tahun itu darinya.
"Pergi!" Maira menunjuk pintu, bukannya melangkah, Bara malah tertawa melihat tingkah Maira.
"Hey, berani sekali kau mengusirku, Sayang." Ia menarik dagu Maira lembut.
"Aku kesal padamu. Menjauhlah! Tuan, kau tentu tidak akan meniduriku pagi ini," kata Maira polos. Lagi-lagi Bara tertawa lepas.
"Maira, baru kali ini ada perempuan yang mengatur tentang waktu tidur denganku. Kau benar-benar luar biasa." Ia memutar tubuh, merengkuh Maira dari belakang. Tangannya mulai bergerilya.
"Tuan, hentikan." Maira mengerang tertahan, Bara tersenyum menyeringai.
"Dadamu indah sekali, Maira. Aku sering memikirkannya kini," bisik Bara tepat di telinga, Maira merasa bergidik mendengarnya.
"Tuan, otakmu mesum sekali," ucap Maira lugas. Bara menyeringai lagi.
"Kau yang membuatku mesum begini," balas Bara.
"Apa aku tidak boleh keluar?" tanya Maira penuh harap.
"Tidak!"
"Aku ingin membeli sesuatu.".
"Minta pada Sofia, ia akan melayanimu."
"Aku ingin jalan-jalan."
"Bukankah itu masih sakit?" Bara menunjuk area kewanitaannya. Wajah Maira langsung bersemu merah teringat kejadian semalam.
"Tidak lagi," ujar Maira mantap.
"Oh baiklah," singkat Bara.
"Apa artinya aku boleh keluar?" Maira sudah sumringah.
"Tidak!"
Pias harapannya. Maira memandang kesal pria itu.
"Aku benci padamu," dengus Maira.
"Lakukan sebanyak yang kau mau," tantang Bara. "Bencilah padaku, tapi jangan pernah berpikir untuk pergi dariku," sambungnya tajam.
Bara melepaskan rengkuhannya. Ia menutup pintu kemudian menguncinya.
"Mau apa?" Maira sudah mundur ke belakang saat Bara kembali mendekatinya.
Maira memejamkan mata, takut Bara akan kasar padanya. Namun, ia tidak merasakan apapun kecuali sebuah sentuhan di lehernya. Maira melihat sebuah liontin yang sangat indah kini tergantung di lehernya.
"Hadiah untukmu, karena telah melayaniku dengan baik semalam." Bara mengecup bibir Maira lama lalu melumatnya.
"Terima kasih." Maira tidak bisa mengungkapkan apa pun selain itu.
"Aku akan pergi, tetaplah di rumah sampai aku kembali nanti." Bara melangkah, namun suara Maira menghentikan langkahnya.
"Mas Bara!" Bara tersentak. Mas? Mengapa Bara merasa panggilan itu terdengar sangat manis sekali.
"Panggil aku Tuan!"
"Tidak mau. Aku mau memanggilmu Mas."
"Panggil Tuan!" perintahnya lagi.
"Tidak mau! Aku akan memanggilmu begitu!" sahut Maira keras kepala.
Bara turun, tidak menggubris Maira lagi. Baru kali ini ada perempuan yang sangat berani memanggilnya 'Mas'. Dan mengapa juga ia merasa senang mendengar panggilan itu sekarang?
"Gadis itu berbahaya," desis Bara ketika ia sudah berada di dalam mobil dengan pengawalnya.
"Mengapa ia berbahaya, Tuan?" Dimas, pengawal pribadinya bertanya.
"Bisa-bisa aku yang terjerat," dengus Bara kesal.
Dimas perlahan mengulum senyum. Apa Tuannya itu kini telah jatuh cinta pada gadis muda bernama Maira itu?
"Bagaimana perkembangan di Surabaya?" tanya Bara kepada Dimas.
"Orang kita sudah bergerak, Tuan."
"Bagus, bereskan sampai habis, pastikan semua berjalan sesuai rencana." Dimas mengangguk paham.
Maira bagiku hanyalah wine. Ya, ia seperti wine. Aku suka sekali menikmatinya tapi aku harus tetap santai menyesapnya karena aku tidak mau mabuk! Bara berbisik mengingatkan hatinya. Ia tidak mau lagi mencintai perempuan terlalu dalam seperti dulu. Ingatannya kembali ke tujuh tahun silam.
"Aku merasa sangat bersalah padamu, Bara. Aku telah mengkhianatimu. Aku berselingkuh dengan kakakmu sendiri!" Sabrina menatap sedih Bara yang tidak bergeming. Bara sendiri telah lama mencium perselingkuhan yang dilakukan istri dan Kakak kandungnya itu. Ia memang menunggu Sabrina mengakuinya.
"Aku tidak punya lagi tempat untukmu dan bajingan itu. Enyahlah kalian dari hadapanku!" ujar Bara dengan suara menggelegar.
"Bara, kalau kau tidak mau mengampuniku, aku akan mengakhiri hidupku!" Sabrina mengancam.
"Matilah. Bawa juga bajingan itu mati bersamamu. Maka aku akan memaafkanmu."
Sabrina tercekat, tak menyangka akan mendapat jawaban seperti itu.
"Baiklah, Bara. Aku akan melakukannya untukmu," putus Sabrina terbata-bata.
Keesokan harinya, Sabrina dan Kevin, ditemukan tergeletak di dalam mobil. Kevin menderita tembakan di kepala, sementara Sabrina mengalami tembakan di mulutnya. Kuat dugaan, Sabrina menembak Kevin terlebih dahulu baru ia menembak dirinya sendiri.
Ingatan Bara kembali. Ia ingat betapa mencintai perempuan itu sangat membuatnya trauma. Tapi kini, saat melihat Maira ia seperti terhipnotis. Maira kini bagai candu, membuatnya kepikiran setiap waktu. Gadis muda lugu yang datang memberinya keperawanan demi membalas dendam untuk keluarganya itu kini telah membuat ia merindu.
"Pesona apa yang ada pada gadis itu?" tanya Bara dalam diam. Ia kemudian melangkah menuju ruangannya dengan gagah. Wajahnya dingin, berwibawa dan berkharisma.
Bara meraih ponsel lalu menekan kontak Maira.
"Siapa ini?" tanya Maira diseberang telepon.
"Aku." Bara menyahut.
"Oh, kau, Mas."
Barra tersenyum mendengar Maira yang masih saja memanggilnya begitu.
"Persiapkan dirimu, aku akan mengajakmu keluar malam ini."
Telepon terputus. Maira menatap sebal ponselnya sendiri. Ia kesal pada Bara.
"Dasar laki-laki suka seenaknya saja!" hardik Maira berang.
Di ruangannya, Bara jadi tersenyum sendiri mengingat Maira. Gadis itu sangat suka sekali membantahnya membuat ia jadi gemas.
"Akan ku hukum kau malam nanti," ujar Bara dengan senyum tercetak di bibirnya. Rasanya tidak sabar, menantikan detik jam semakin berlalu menuju malam untuk kembali membawa Maira dalam kemesraan panjang.
untungnya Kevin mati....kl ngga perang Baratayudha beneran
Tuhan pasti memberikan kebaikan yg terbaik dibalik kejadian yg menimpa kita.
teruslah berpikir positif atas segala kejadian.
memang tdk mudah...
semangat kak💪
othor keceh comeback again, apa kabare si Beben kak??????😂😂
masi kah pake pempers?????
ada notif langsung gassss.....
apa kabar mak, moga mak Julie yg cantik mem bahenol selalu sehat2 dan lancar semuanya Aamiin🤲
biar semangat up nya...🥰🥰🥰