NovelToon NovelToon
Azur Lane The New World

Azur Lane The New World

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Anime
Popularitas:744
Nilai: 5
Nama Author: Tirpitz von Eugene

Cerita ini sepenuhnya adalah fiksi ilmiah berdasarkan serial anime dan game Azur Lane dengan sedikit taburan sejarah sesuai yang kita semua ketahui.

Semua yang terkandung didalam cerita ini sepenuhnya hasil karya imajinasi saya pribadi. Jadi, selamat menikmati dunia imajinasi saya😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirpitz von Eugene, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

"Dimana ini?"

Tirpitz menoleh kesana-kemari, tapi yang ia dapati hanyalah kabut putih tebal sejauh mata memandang. Ia mencoba melangkah ke depan, tapi langkahnya terhenti ketika di depannya nampak sebuah tumpukan tulang belulang manusia dengan seragam pelaut yang sudah kusam.

Selama ia bertugas menjadi kru kapal, baru kali ini ia merasakan kengerian itu. Dengan perasaan takut bercampur ragu, di ambilnya salah satu kerangka dengan seragam pelaut era kolonial yang tergeletak di depan kedua kakinya.

"Apa kau sudah puas melihat mereka disana?" tanya seseorang.

Di palingkan nya wajah menghadap asal suara dan didapatinya seorang pria tua dengan seragam lusuh yang sama. Sebuah topi tricone dengan hiasan medali bertengger di kepalanya, memberikan kesan bahwa ia adalah seorang kapten kapal.

"Siapa kau?!"

Pria itu tersenyum lebar dengan tatapan mata yang menakutkan, menampilkan sederet gigi kuningnya yang diakibatkan oleh asap tembakau dan minuman keras

"Bukankah kau sudah mengetahuinya dari pakaianku?" ujar pria itu sambil mengacungkan tongkat ke arah tulang yang sebelumnya di sentuh Tirpitz.

"K-kau seorang kapten kapal?"

Anggukan singkat menjadi jawaban dari pertanyaannya barusan. Seringai di wajahnya menampakkan kesuraman dan keputusasaan seseorang yang tahu bahwa ajalnya akan tiba.

"Sepertinya kau ini pandai bergurau anak muda."

Pria itu berjalan beberapa langkah mendekati Tirpitz. Dari cara ia berjalan, nampak jelas bahwa kakinya mengalami cedera entah karna sebab apa.

"Jika kau masih memiliki pertanyaan yang tidak penting, maka kau harus melihat ini." ucap pria itu sambil mengetukkan tongkatnya.

Seolah di perintahkan oleh kekuatan supranatural, kabut di belakangnya perlahan pudar sehingga siluet sebuah kapal terlihat sedang mengapung di atas ombak pantai. Tirpitz segera mengenali kapal itu dari bentuknya yang unik. Itu adalah kapal kelas Man O War! Dengan beberapa bendera angkatan laut Belanda yang berkibar megah menghiasi setiap ujung tiang layarnya.

"Man O War?" tanya nya ngeri, "berarti anda ini?"

Sekali lagi pria itu mengangguk. Tapi kali ini tatapannya berubah menjadi tatapan penuh keyakinan, meskipun tak bisa dipungkiri bahwa raut wajah pria itu masih menaruh perasaan dendam kepada umat manusia.

"Aku lah kapten gadis itu. Dia lah yang telah melindungi ku sampai akhirnya ajal ku temui di Tanjung harapan."

Mendengar ungkapan pria itu, seketika membuat bulu kuduk Tirpitz berdiri tegak, seperti seorang prajurit yang mendapatkan tugas dari atasannya.

"Tanjung harapan? Berarti anda ini?!"

"Van Der Decken, begitulah namaku di takuti oleh para pelaut malang yang tak sengaja bertemu dengan diriku dan gadis ku disana."

Mata Tirpitz terbelalak mendengar ucapan itu. Seketika tubuhnya menjadi lemas, seolah tulang-tulang yang menopang tubuhnya meleleh bersama garam di lautan.

"Jika ucapanmu benar," ujarnya pasrah, "berarti sekarang aku berada di Davy Jones' Locker?"

Anggukan kembali ia dapatkan. Decken hanya berkata, "seperti yang dialami oleh orang-orang disana."

Tirpitz kembali menoleh ke arah tumpukan tulang belulang yang kini telah berubah menjadi barisan manusia dengan pakaian yang masih kumal. Ia bahkan melihat dua sahabat dekatnya juga berada diantara manusia-manusia itu, dengan raut wajah keputusasaan menghiasi wajah mereka.

"Hakeda? Fatir?"

"Mereka salah satu yang terjebak di sini, hanya hari penghakiman yang bisa membebaskan jiwa-jiwa mereka."

Saat ia kembali menoleh ke arah Decken, ia terkejut melihat seorang gadis cantik dengan seragam yang sama seperti yang digunakan oleh Decken. Tapi ada satu hal yang membuat Tirpitz merasa aneh, gadis itu mengenakan zirah tempur meskipun sedang berada di daratan.

"Siapa gadis itu?"

Decken terlihat kebingungan sejenak, sebelum akhirnya ia menyadari maksud pertanyaan Tirpitz.

"Ah iya, ini gadis ku. Flying Dutchman, cantik kan?" jawabnya sambil terkekeh.

Zirah tempur yang digunakan oleh gadis itu terkesan aneh. Alih-alih tumpukan turret meriam yang terdapat pada tangan hidrolik nya, tapi sisi kapal dengan palka-palka meriam bertingkat yang ada di sana. Jika di hitung, total ada kurang lebih enam puluh meriam yang terpasang di sisi lambung kapal itu, tentunya ini termasuk meriam pada haluan dan buritannya.

"Saya sudah mendengar sendiri kabar mengenai prestasi anda, tuan Eugene," ungkap gadis itu lalu melanjutkan, "sangat mengesankan melihat prestasi gemilang anda pada pertempuran di perairan Okinawa. Juga tentunya tentang kemampuan anda menggunakan zirah tempur milik kapal anda."

Tirpitz terlihat kebingungan, ia bertanya-tanya apakah disini ada tukang penjual koran atau majalah?

"Bagaimana kau tahu mengenai hal itu?"

Gadis itu hanya tersenyum ramah, lalu ia berkata.

"Tentu saja semua orang bisa mengetahuinya. Kabar kegemilangan anda sangat mudah tersebar di bawah sini, seperti ombak bawah air yang menyapu dasar lautan saja."

Decken hanya terdiam sambil memalingkan tubuhnya menghadap lautan dibelakangnya.

"Saya sendiri tahu betul bahwa ajal mu belum tiba," ujar Decken dengan nada sedih, "tapi saya sangat ingin bertemu dengan legenda lautan yang baru lahir ini."

"Jadi kau yang memanggilku ke mari?"

"Tepat! Saya hanya ingin menunjukkan bahwa semua perlawanan umat manusia hanyalah sia-sia belaka."

"Kok bisa? Siapa yang menyuruhmu bilang begitu?"

Seolah di tarik oleh kekuatan gaib, seluruh kabut seketika menghilang, menampilkan kapal-kapal umat manusia dengan wujud para gadis dan kapten mereka di sekitar kapal Flying Dutchman.

"Kami sendiri yang sudah mendapatkan jawabannya, anak muda."

Decken menoleh menatap Tirpitz yang sudah berdiri di sampingnya, tapi penampilannya sekarang telah berubah saat Tirpitz menatap wajah pria tua itu. Beberapa tentakel gurita telah menggantikan janggut hitam kebanggaannya, sedang wajahnya di penuhi lumut dan teritip yang membuatnya lebih jelek dari pada wajah seorang pembunuh berdarah dingin.

"Tapi ada satu pengecualian untuk dirimu, kapten von Eugene. Ada sebuah kekuatan yang tidak dimiliki oleh kami semua disini, yaitu keinginan kuat untuk selalu menjadi yang teratas!"

"Dan itulah alasan kami memanggil mu untuk berkunjung sebentar ke Davy Jones' Locker," sahut Dutchman sambil tertawa, "gadis itu, siapa sih namanya? Marina bukan? Ya, gadis itulah kunci kekuatan mu."

Tirpitz menatapnya dengan penuh pertanyaan, seolah seluruh misteri alam semesta ini ada pada gadis itu.

"Di masa depan nanti, para Seiren akan tunduk kepada mu. Hanya salah satu Alpha yang tidak mau tunduk, dan saat ini dia ada di sekitar mu."

"Gadis itu tahu siapa Alpha itu, tapi jangan kau tanyakan sekarang! Atau wajahmu akan di tendang seperti seseorang predator kelamin yang cabul." sambung Decken, kali ini wajahnya seperti mengejek.

Tirpitz melirik ke arah jam tangannya yang entah bagaimana masih bisa berfungsi. Saat ini tepat waktunya matahari terbenam.

"Apakah saya bisa kembali ke dunia nyata? Saya ada rapat dengan para gadis pukul delapan nanti."

Dutchman mencubit manja telinga Tirpitz, nampak jelas raut wajah gadis itu yang sedikit jengkel dengan ucapannya barusan.

"Kapanpun kau mau bertemu dengan kami, maka pergilah! Tapi harap di ingat bahwa pertemuan kedua adalah akhir dari cerita hidup mu."

Tirpitz merasakan seolah tubuhnya ditarik oleh kekuatan yang sangat besar. Perlahan kedua orang yang menemaninya tadi semakin menjauh, tapi ia berhasil mendengar suara Dutchman seolah mengatakan sesuatu.

"Kau adalah satu-satunya harapan kami, tuan Eugene..."

1
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Cerita ini bikin ketagihan, thor. Cepetan update lagi ya! 🤤
Heinz Blitzkrieg: Otw brader wkwkwk
Kebetulan lgi rancang next episode sambil nyari referensi kapal nih😉
total 1 replies
Alexander
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
Heinz Blitzkrieg: Terimakasih kak, semoga cerita karya saya dapat menghibur😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!