NovelToon NovelToon
Daddy, Mommy Milik Kami!

Daddy, Mommy Milik Kami!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Anak Genius / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga / Romansa
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mawar Jk

Cerita ini season dua dari Istri Kesayangan Bule Sultan. Bercerita tentang perseteruan antar ayah dan anak yang berlomba-lomba merebut perhatian Mommy nya.

"Hari ini Mommy akan tidak bersama ku."

"Tidak! Mommy milik adek!"

"Kalian berdua jangan bertengkar karena karena Mommy akan tidur dengan Daddy, bukan dengan kalian berdua."

"Daddy!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Jk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 23

Setelah beberapa hari di Indonesia, hari ini akhirnya Maizah dan keluarga kecilnya bersiap kembali ke London. Sore itu, beberapa tetangga datang ke sana melihat keberangkatan mereka.

Terlihat beberapa tetangga berdatangan. Ada yang membawa buah tangan, ada pula yang hanya datang untuk bersalaman dan mendoakan perjalanan keluarga kecil itu. Wajah-wajah mereka menunjukkan ketulusan. Kehangatan yang tak selalu ada di negeri orang.

Di teras rumah, semua koper telah ditata rapi. Koper besar, koper kecil, hingga dus-dus berisi oleh-oleh dan titipan dari keluarga. Arvid sedang membungkuk, memeriksa setiap koper dan mengatur posisinya agar muat semua di bagasi mobil yang sebentar lagi akan tiba.

“Jangan sampai ketinggalan buras sama sambal yang tadi Ibu pisahkan, ya,” kata Melati sambil menyerahkan satu tas jinjing berisi makanan kesukaan cucu-cucunya.

Maizah tersenyum hangat. Ia menerima tas itu dengan kedua tangan, lalu menaruhnya dengan hati-hati di dekat koper. “Iya, Bu. Ini harus dibawa. Aidan sampai bilang, ‘kalau gak ada buras, gak mau makan di pesawat."

Melati tertawa, lalu menoleh ke arah cucu-cucunya yang sedang berdiri di dekat tiang teras. Matthew dan Aidan sudah rapi dengan kaus hangat mereka, masing-masing membawa mainan kecil di tangan.

Tak lama kemudian, suara klakson mobil terdengar dari depan rumah. Mobil hitam besar berhenti perlahan, sopir turun dan langsung membantu mengangkat koper-koper ke dalam bagasi. Arvid mengarahkan sambil memastikan semua muat dengan baik.

Akhdan pulang lebih awal dari pekerjaannya agar bisa melihat anak, menantu, dan cucu-cucunya pulang.

“Jangan lupa telpon nenek kalau sudah sampai ya,” kata Melati sambil memeluk Aidan dan Matthew. Bibirnya bergetar menahan tangis. Ia mencium pipi cucu-cucunya dengan lembut, mencoba menanamkan rasa sayang yang tak akan luntur meski ribuan kilometer memisahkan.

Gak tau kapan mereka bertemu lagi, perbedaan waktu dan negara membuatnya semakin sedih untuk melepaskan kedua cucu kesayangannya itu.

"Baik-baik di sana ya," Kini giliran Akhdan. Ia berjongkok di depan cucu-cucunya, menatap wajah mereka satu per satu sebelum memeluk erat.

"Iya. Nenek dan kakek jangan khawatir, nanti kalau kita libur lagi kita akan ke sini lagi kok." Jawab Matthew menghibur orang tua Mommy nya.

“Nenek buyut,” panggil Aidan pelan saat melihat Faridah duduk di sofa ruang tamu.

Matthew menggandeng tangan adiknya masuk ke dalam. Mereka berdua mendekati nenek buyutnya yang tak bisa berdiri terlalu lama. Faridah tersenyum, tangannya terulur lemah. Meski tubuhnya renta, namun cahaya sayang di matanya masih sama hangatnya seperti dulu saat menggendong Maizah kecil.

Aidan mencium tangan nenek buyutnya. “Aidan sayang nenek buyut.”

Faridah tertawa kecil. “Nenek buyut juga sayang kamu.”

Setelah berpamitan satu per satu, mereka kembali ke teras. Tetangga-tetangga kini mulai berpencar, melambaikan tangan sambil mengucap doa-doa keberangkatan. Udara sore mulai turun sedikit dingin, seolah ikut meresapi suasana yang tak lagi ceria seperti beberapa hari lalu.

Arvid menuntun Maizah masuk ke mobil lebih dulu. Ia memastikan istrinya duduk nyaman sebelum membantu anak-anak naik. Aidan duduk seraya melihat ke luar jendela, sementara Matthew sibuk mengatur tas kecilnya di pangkuan.

Mobil pun perlahan bergerak mundur, lalu berbelok ke jalan utama. Dari dalam mobil, Aidan melambaikan tangan kecilnya. “Dadah Grandma! Dadah Grandpa!”

Melati berdiri di depan pagar, menggenggam tangan suaminya. Mereka melambaikan tangan hingga mobil itu benar-benar hilang dari pandangan.

“Pasti sepi ya habis ini…” gumam Melati pelan.

Akhdan menepuk pelan punggung istrinya, lalu mengajaknya masuk ke rumah.

Sementara itu Arvid menenangkan Maizah yang menangis diperlukannya. Masih gak mau pulang meninggalkan orang tua dan kampung halamannya.

Tujuh hari ternyata secepat kedipan mata. Rasanya baru kemarin mereka tiba dengan koper-koper dan oleh-oleh, lalu disambut pelukan penuh haru. Dan kini, mereka duduk dalam mobil, membawa pulang rindu yang menggantung dan air mata yang belum sempat mengering.

Arvid memeluk Maizah lebih erat, membiarkan wajah sang istri menempel di dadanya. Tangannya mengelus pelan rambut panjang istrinya, menenangkan sebisanya.

“Udah ya, nanti kalau anak-anak libur kita ke sini lagi kok,” bisik Arvid lembut, seperti janji yang diucapkan langsung ke hati Maizah.

Matthew yang duduk di kursi belakang menoleh ke arah orang tuanya. Aidan di sampingnya sudah tak banyak bicara sejak mereka naik mobil. Mungkin karena melihat sang mommy menangis, mereka pun ikut diam. Arvid sempat melirik ke kaca spion dan memberi kode dengan matanya agar mereka diam dan membiarkan sang mommy meluapkan perasaannya.

“Iya tahu…” Maizah menyahut di sela isaknya. “Tapi air mata aku nggak bisa disuruh berhenti, By. Mereka jatuh sendiri…”

Arvid tersenyum kecil mendengar rengekan manja itu. Meski sedih, Maizah masih tetap Maizah yang manja dan menggemaskan.

Gemas, Arvid mengangkat dagu sang istri, memaksanya menatap. Mata Maizah sembab, pipinya basah, dan bibirnya sedikit mengerucut kesal. Tanpa aba-aba, Arvid mengecup bibir merah itu singkat namun lembut.

“Ihhh!” Maizah langsung mendorong dada Arvid dengan ekspresi kaget dan malu. “Kamu ini ya! Kita di mobil! Ada supir! Ada anak-anak juga!”

Arvid tertawa kecil, tak merasa bersalah sedikit pun. “Biar kamu diam, siapa tahu air matanya lupa jatuh.”

Akhirnya Maizah menghapus jejak air mata di pipinya dengan tisu. Dan seperti ucapan Arvid yang kadang absurd tapi manjur itu, tangisnya pun benar-benar berhenti. Tersisa hanyalah sembab di kelopak mata dan senyum tipis yang perlahan muncul kembali.

“Tuh kan,” ujar Arvid dengan nada penuh kemenangan, seakan berhasil dalam misi “menghapus tangisan istri”.

“Ihhh,” Maizah memukul pelan lengan berotot suaminya. Saking pelannya, lebih terasa seperti elusan kasih sayang. Tapi tetap saja, ia membuat ekspresi sebal yang dibuat-buat.

Arvid menyeringai. “Keras ya, Bund?” godanya, menirukan gaya bicara influencer di TikTok yang sering mereka tonton bareng malam-malam.

Maizah tertawa, tak bisa menahan geli. Ia lalu membiarkan tubuhnya ditarik oleh Arvid ke dalam pelukannya. Kepalanya bersandar nyaman di dada bidang sang suami, mendengar detak jantung yang stabil, kuat, dan selalu bisa menenangkan pikirannya.

Di belakang, Matthew dan Aidan mulai saling menyandarkan kepala di kursi masing-masing. Perjalanan menuju bandara cukup panjang, dan mereka tampaknya mulai kelelahan setelah seharian berpamitan, menangis, dan tertawa.

Arvid menunduk, mendekatkan bibirnya ke telinga Maizah. Suaranya turun menjadi bisikan yang nyaris seperti rahasia.

“Aku masih punya cuti tiga hari. Nanti setelah pulang, kita honeymoon ya? Anak-anak kita titipin ke Mommy dan Daddy.”

Maizah menoleh dengan alis terangkat. “Emangnya mereka mau?” tanyanya skeptis. “Matthew masih harus dipeluk sebelum tidur, Aidan apalagi—masih suka merangkak ke kamar tengah malam cari aku.”

Arvid tertawa pelan. “Gampang. Aku yang atur. Kita nggak usah jauh-jauh, cukup satu hari saja. Satu malam di hotel atau vila yang nyaman. Kita cuma butuh waktu sebentar... untuk berdua.”

Maizah terdiam sejenak, hatinya menghangat. Sudah lama sekali mereka tidak benar-benar menikmati waktu hanya sebagai pasangan suami istri, tanpa embel-embel "mommy" dan "daddy". Sejak kelahiran Aidan, mereka lebih banyak berbagi waktu sebagai orang tua.

“Makin pintar yaa cari kesempatan,” ujar Maizah sambil mencubit perut Arvid yang masih bisa dibilang cukup rata untuk ukuran bapak dua anak.

Arvid meringis main-main. "Iya dong, harus itu!"

Tbc.

1
Heraa Sri
thor kenapa belum up lagi
Mak Rik
KAK OTHOR.... RAJIN 2 DONG UPNYA..... JGN LELET MULU DONG UPNYA...... CERITU INI SANGAT BAGUS KAK , AKU SANGAT SUKA SEKALI , TAPI KLO CERITAMU INI UP- DETENYA JARANG2 ALIAS LELET BIN. TELAT MELULU...... BISA2 READERS 2 FANS BERATMU MABUR. SEMUA......!!!!!!! 🤔🤔🤔😱😱😱👌👌👌👌👍👍👍👍🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Anita Rahayu
buat aja thor romlah dan mia di jauhin tetangga karna jadi biang rusuh biar insaf thor
Santi
kalau sudah hati dipenuhi iri dan dengki ya bgtu jdinya,,bukanny dikasi tahu baik baik malah dibela,sudah jelas2 salah,
Anita Rahayu
Buat mia dan neneknya ganti rugi kalau tidak ancam bawa ke polisi biar kapok gk bikin ulah lagi
Mak Rik: 100% AKU SETUJU.......!!!!!!! KHUSUSNYA. SEKALI SAMA TUH NENEK LAMPIR. BINTI. NENEK SIHIR...... BIAR. KAPOK DN. TOBAT ( SUPAYA NGGAK BIKIN ULAH YG MENGESALKAN DN. MENJENGKELKAN ORG LAIN. / SIAPA2 AJA ATS TINGKAHNYA YG DILUAR NALAR DN PREDIKSI ITU....!!!!! 🤔🤔🤔😱😱☝️☝️☝️☝️😡😡😡😠💖💖💖☹️☹️☹️👌👌👌👌👍👍👍👍👍
total 1 replies
Mak Rik
ADUHHHH ..... GASWAD.....GASWAD.... INI BUDAK PEREMPUAN KICIK( ANAK PEREMPUAN. KECIL ). KELAKUANNYA 11: 12 = DGN NENEK MOYANG LAMPIRNYA ( BU ROMLAH ) SAMA 2 EGOIS , SERAKAH , DN SOMBONG ,. DN. JUGA MUNAFIK...???? UDAH DIKASI PINJAM MAINAN MAHAL ( ROBOT MAX ) NYA AIDAN , BUKANNYA NGEJAGAIN... EH. MALAH NGERUSAK IYA.....????? 🤔🤔😱😱😡😡😡😠😠😠🤭🤭🤭☹️☹️☹️👌👌👌👎👎👎👎👎👎👎👎
Mak Rik
SUKURIN !!!!! RASAIN LO AINUN . .. !!! AKHIRNYA JADI KENA MENTALKAN LO.....!!!!!!!! 🤔🤔😱😱👌👌👌👌👍👍👍😡😡😡😠😠😠🤣🤣🤣😃😃😃😁😁😁
Mak Rik
JADI ORG JANGAN SUKA SOMBONG DN JUGA SUKA PAMER LU NUN.....!!!!! ENTAR LU NYAHOK DN MELONGOK GOBLOK KLO TAU HARGA BONEKA ROBOT YG. DIMAINKAN AIDAN( ANAK MAIZA) INI......????? KEJANG 2 DEH LO....!!!!!! 🤔🤔😱😱☹️☹️☹️😡😡😡😠😠👌👌👌👎👎👎👎👎👎🤣🤣🤣🤣😅😅😅😂😂
Mawar Jk: iy nih hahaha
total 1 replies
eema rahma
selalu menunggu update kelanjutannya
Mawar Jk: terima kasih 🫶🫶
total 1 replies
Heraa Sri
ayo semangat
Asiih Imuet
ayo up lg dong
Asiih Imuet
ayo dong up lg yg banyak
Asiih Imuet
jangan lama" up nya ya
semangatttt
eema rahma
gk sabar nunggu up
Indri Hotmauli
up thorr
Herlina Rahman
up othor
Mak Rik
MANCHAP......!!!!!!! CERITAMU ( S2) INI SERU DN MEMBAGONGKAN......AKU SUKA........AKU SUKA.......SEKALI. LAGI. MANCHAP........!!!!!; 🤔🤔🤔😱😱😱🤭🤭🤭💕💕💕💞💞💞💖💖💖💪💪💪💪✊✊✊✊👌👌👌👍👍👍👍👍🤭🤭
Mak Rik
HIP.....HIP.....HORRE...... !!!!! ALHAMDULILLAH ...... AKHIRNYA AKU KEMBALI BISA MEMBACA CERITAMU INI LAGI KAK OTHOR...... SENENNNGGGG YA LITLE GAYS. RASANYA KLO KALIAN BISA PULKAM YA.....???? APALAGI KLO PULKAMNYA KE TANAH AIR( INDONESIA ) TERCINTA SAAT MUSIM LIBURAN TIBA......,. PASTI SERUH DN RAMAI......!!!!! 🤔🤔🤔😱😱🤭🤭🤭😋😋😋😃😃😃😃😂😂😂😅😅😅🤣🤣😄😄😄😀😀👌👌👌👌👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novel berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih /Joyful/
total 1 replies
ros
ceritanya menarik 👍
my heart
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!