NovelToon NovelToon
Semalam Bersama Mantan

Semalam Bersama Mantan

Status: tamat
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Aliansi Pernikahan / Tamat
Popularitas:28.9k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

Dua puluh tahun setelah melarikan diri dari masa lalunya, Ayla hidup damai sebagai penyintas dan penggerak di pusat perlindungan perempuan. Hingga sebuah seminar mempertemukannya kembali dengan Bayu—mantan yang terjebak dalam pernikahan tanpa cinta.

Satu malam, satu kesalahan, dan Ayla pergi tanpa jejak. Tapi kepergiannya membawa benih kehidupan. Dilema mengungkungnya: mempertahankan bayi itu atau tidak, apalagi dengan keyakinan bahwa ia mengidap penyakit genetik langka.

Namun kenyataan berkata lain—Ayla sehat. Dan ia memilih jadi ibu tunggal.

Sementara itu, Bayu terus mencari. Di sisi lain, sang istri merahasiakan siapa sebenarnya yang pernah menyelamatkan nyawa ayah Bayu—seseorang yang mungkin bisa mengguncang semua yang telah ia perjuangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Bebas

Sebuah Kamar Hotel, Setengah Jam Sebelum Konferensi Pers

Udara malam terasa berat, beraroma parfum mahal dan sisa alkohol. Lampu tidur menyala redup, menggantung temaram di sudut kamar hotel yang mewah. Suara tawa kecil terdengar—datar, letih, dan sedikit miring. Itu suara Ellen.

Ia terlentang di atas seprai kusut, kulitnya lembap oleh peluh, rambut panjang tergerai berantakan. Di sampingnya, Leo duduk setengah bersandar, dada telanjang, tubuh kekar masih bergerak pelan untuk mengatur napas.

Ellen melirik ke arahnya dengan seringai puas. Jemarinya menyusuri garis rahang Leo, menggoda seperti biasa, tapi dengan nada perintah yang tak pernah benar-benar hilang dari sikapnya.

“Aku suka saat kau seperti ini... patuh, penuh gairah, dan tahu cara membuatku lupa semua kekacauan di luar sana,” bisiknya genit.

Leo tak menjawab. Ia hanya membalas dengan senyuman tipis, senyuman yang sudah ia latih bertahun-tahun. Senyuman seorang pria yang dipenjara bukan oleh besi, tapi oleh obsesi dan hutang budi yang tak bisa dilunasi. Hutang budi yang ia bayarkan dengan tubuh, waktu, dan diam.

Ellen menggeliat manja, menarik selimut ke tubuhnya sambil tertawa pelan.

“Bayu boleh saja mengadakan konferensi pers sebentar lagi,” ucapnya enteng. “Tapi kau tahu, Leo… semua narasi sudah kubentuk. Publik percaya padaku. Mereka pikir aku korban. Dan Ayla… akan tetap jadi pelakor di mata dunia.”

Leo memutar wajahnya ke arah jendela. Matanya kosong, tapi pikirannya bergolak. Ia tahu betul siapa Ellen. Ia tahu betapa gilanya wanita ini membentuk dunia sesuai keinginannya—menundukkan orang, menukar fakta, dan menjadikan perasaan orang lain alat mainan.

Tapi malam ini berbeda.

Malam ini Leo akan mengakhiri semuanya.

Ia mendekat, membungkuk ke arah Ellen, membisikkan kalimat yang membuat Ellen tertawa pelan.

“Kalau begitu, mari kita rayakan kemenanganmu malam ini. Aku akan membuatmu melayang... sampai kau tak ingat daratan.”

Ellen tertawa lagi. Dengan percaya diri ia menarik Leo ke dalam pelukannya. Tak tahu bahwa itu pelukan terakhir.

Leo bermain peran dengan sempurna. Ia membuat Ellen kelelahan, menyihirnya dengan gelombang kenikmatan yang memabukkan, sampai akhirnya wanita itu tertidur lelap seperti anak kecil yang kenyang mimpi manis.

Dan saat napas Ellen mulai teratur dan bibirnya tak lagi membisikkan ancaman atau pujian palsu…

Leo bangkit perlahan.

Ia mengambil ponsel Ellen dari nakas, menyalakannya sejenak untuk memastikan satu hal: sinyal penuh. Lalu, ia mematikannya sepenuhnya. Ia bahkan melepaskan SIM card-nya dan menyelipkannya ke bawah lampu tidur.

Ia menulis sesuatu di secarik kertas, lalu ia lipat rapi dan meletakkannya di atas nakas.

Kemudian, ia berjalan ke koper kecilnya, mengemasi pakaian yang ia sembunyikan di laci lemari. Dengan langkah ringan dan dada lapang, Leo mengambil dompet, jam tangan, lalu berjalan ke depan pintu.

Sebelum keluar, ia menoleh sekali lagi ke arah wanita yang tidur lelap di ranjang.

Wanita yang pernah ia kasihi.

Yang akhirnya hanya jadi penjara.

Dan nanti… wanita itu akan bangun di reruntuhan kebohongannya sendiri.

Leo menarik napas dalam, lalu berbisik lirih…

“Selamat tinggal, Ellen.

Permainanmu selesai sejak tadi malam.”

Lalu ia keluar.

Menutup pintu.

Dan tidak pernah menoleh lagi.

 

Matahari pagi menyelinap masuk lewat celah tirai kamar hotel. Aroma malam yang liar masih menggantung samar, bercampur dengan aroma tubuh yang lelah namun puas. Tubuh Ellen bergeming di bawah selimut mewah, matanya perlahan membuka.

Sunyi.

Alisnya bertaut.

Ia meraba sisi ranjang—kosong. Tidak ada Leo.

Hanya selimut yang tercabik dan bantal yang hangat, menyisakan aroma Leo.

Pandangan Ellen tertumbuk pada secarik kertas yang terlipat rapi di atas nakas. Dengan malas, Ellen meraihnya dan membuka dengan alis yang semakin mengerut.

“Selamat tinggal, Ellen. Mulai hari ini aku bukan milik siapa pun. Aku bebas.”

Gurat merah merayap di matanya. Rahangnya mengeras. Tangannya gemetar. Jemarinya meremas kertas itu kuat-kuat hingga lecek. Ia melemparnya sembarangan dan bangkit dari tempat tidur dengan emosi yang meledak di dada.

"Leo..."

Suaranya rendah penuh amarah dan ancaman.

Matanya menyapu ruangan.

Koper Leo tak ada. Jam tangan Leo yang semalam ia lempar ke sofa juga raib. Bahkan jaket kulit kesayangan pria itu tak tertinggal.

“Brengsek...” desisnya, menggeram. "Kau pikir bisa pergi dariku, Leo? Mimpi!"

Dengan napas panas, ia bangkit dan segera bersiap. Ia bergegas ke kamar mandi, menyiram wajah dengan air dingin, menyisir rambut dengan tangan, lalu menyambar pakaiannya.

Ia yakin, jika konferensi pers Bayu memang terjadi, tidak akan banyak berdampak. Lagipula, semua narasi sudah ia giring. Ayla akan tetap dicap sebagai pelakor. Ia masih menjadi istri sah. Ia masih bisa membalikkan keadaan.

Ia melangkah keluar hotel dengan langkah tegap, penuh kemarahan yang dibungkus keangkuhan.

Namun, sesampainya di lobi hotel—

Langkahnya goyah.

Semua mata… tertuju padanya.

Dua staf resepsionis saling berbisik, ekspresi mereka mencerminkan jijik dan rasa iba yang bercampur sinis. Seorang pengunjung pria menatapnya dari ujung kepala sampai kaki, lalu menggeleng kecil. Seorang ibu dengan anak kecil menarik anaknya menjauh, seolah Ellen adalah virus. Tatapan penuh sinisme dan kebencian menyertai setiap langkahnya.

Langkah Ellen melambat.

Ada yang tidak beres.

Ellen merogoh tas.

Ponsel—mati.

Ia menyalakannya.

Layar menyala...

“SIM card tidak terpasang.”

Alisnya berkerut. Tangannya dengan cepat membuka slot SIM. Kosong.

“Leo,” gumamnya penuh amarah.

Ia menyambungkan Wi-Fi hotel.

Dan detik berikutnya—

Dunia runtuh.

Notifikasi membanjiri layar.

Puluhan pesan masuk. Puluhan berita.

Grup keluarga. Grup kolega. Grup yayasan sosial. Bahkan DM Instagram.

Judul berita menjerit-jerit.

> “LEO AKHIRNYA BICARA! KESAKSIAN MENGGUNCANG: 'AKU DIPAKSA MELAYANI WANITA BERSUAMI SELAMA BERTAHUN-TAHUN'”

“LEO: 'JIKA AKU PERGI, KELUARGAKU DIANCAM. AKU DIKURUNG ATAS NAMA HUTANG BUDI.'”

“BAYU TAMPILKAN BUKTI: ELLEN ADALAH PIHAK YANG MEMANIPULASI DONOR DAN MENJATUHKAN AYLA DENGAN FITNAH!”

> “REKAMAN CCTV & PERCAKAPAN WHATSAPP BOCOR: ELLEN SUDAH MERENCANAKAN SEGALANYA SEJAK BAYU MASIH DEKAT DENGAN AYLA!”

> “AYLA BUKAN PELAKOR! CINTA MEREKA TELAH ADA SEBELUM ELLEN MASUK DAN MEREBUT BAYU DENGAN TIPU DAYA!”

Ponsel hampir terlepas dari tangannya.

Rasanya seperti ditampar dunia.

Narasi yang ia bangun bertahun-tahun—hancur dalam satu malam.

Video Leo beredar di media sosial dengan wajah di blur, memperlihatkan Leo yang menangis—menyatakan bahwa ia tak pernah mencintai Ellen, bahwa ia dipaksa, bahwa ia dijadikan budak nafsu atas nama hutang budi. Bahwa keluarga kecilnya yang tinggal di kampung selalu berada dalam ancaman.

“Dia bilang akan menghancurkan hidup keluarga saya jika saya pergi,” kata Leo dalam video itu, suaranya serak.

Tatapan semua orang kini tak lagi netral.

Semua sudah tahu.

Semua yang ia tutupi selama dua dekade.

Semua skenario yang ia susun agar Ayla terlihat sebagai perusak rumah tangga.

Semua kepalsuan yang ia mainkan di media demi menjatuhkan perempuan yang tak bersalah.

Kini tak ada yang bisa disangkal.

Mereka tahu.

Ellen bukan korban.

Ia pelaku.

Dan dunia tak sudi mengampuni pelaku yang berpura-pura jadi korban.

Ellen terduduk di bangku taman hotel, ponsel masih menggigil di tangan. Wajahnya mulai membusuk oleh rasa malu yang tak bisa dibersihkan, tak peduli seberapa mahal serum yang ia beli atau seberapa kuat parfum yang ia semprot.

Sementara itu, di kejauhan—dari kaca lift transparan—Leo turun perlahan, hanya membawa ransel di punggung dan senyum kecil di bibirnya.

"Aku bebas."

Dan Ellen?

Untuk pertama kalinya... ia sendiri. Dan semua orang tahu siapa dia sebenarnya.

"Arghh! Brengsek!" teriak Ellen frustrasi. Tak peduli orang-orang di sekitarnya menatapnya dengan tatapan jijik, aneh, rendah, dan sinis, bahkan tak peduli.

Tapi kehancuran Ellen baru saja dimulai. Arwin… tak akan tinggal diam atas aib yang dilemparkan Ellen pada keluarga Kusuma. Ia tinggal di kota yang sama. Dan kekuasaannya… tidak pernah jauh dari siapa pun yang mengkhianatinya.

-----

Di ruang kerjanya, Arwin duduk membelakangi jendela besar. Televisi menampilkan wajah putrinya, dipermalukan secara nasional.

Ia tak bicara, hanya memutar cincin di jarinya. Lalu, dengan nada rendah dan dingin:

“Kau bukan lagi putriku, Ellen. Dan mulai hari ini… kau akan tahu rasanya kehilangan segalanya.”

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
Siti Jumiati
terimakasih kasih kak atas karyanya, tetap semangat berkarya,sehat dan sukses selalu 🤲
Siti Jumiati
siap mampir kak
Siti Jumiati
semoga Ellen segera sadar dan mulai kehidupan baru tanpa dendam
Agus Tina
Terimakasih thor, ceritanya sampai tamat ...
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Sama-sama,Kak 🤗
total 1 replies
abimasta
trimakasih thor atas karya nya,maaf baru bisa baca
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Sama-sama, Kak. 🤗🙏🙏
total 1 replies
syisya
jangan the end dulu dong kak, tu jagoan belum dikasih nama. aku mau jenguk bawa parcel masak panggilnya dedek hehehe..✌🏼
^ã^😉
ini kisah Indah di lanjut disini kak
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Iya, Kak.
total 1 replies
syisya
waaaah akhirnya kisah indah di rilis juga, aku udah nunggu lama banget kak dari kisah zayn waktu itu
beberapa kali spill di komen aku nanyain trs kapan novel indah launching.. alhamdulilah dibikin juga
pasti lgsg mampir nih kak Nana 🌠 meluncuuuuur 🛵🛵 hehehe
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Makasih, Kak.🤗🙏🙏
total 1 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semoga ini bukan bab terakhir
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sepertinya nanti akan mampir
Ai Oncom
Semoga ada extra part nya.. mau cerita keseruan mereka ngurus bayi..
Ai Oncom
the best..
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
syisya
semoga ellen bertaubat
syisya
masih belum kapok
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Ellen.. 😢😢😢😢😢
ikhlaslah, agar kamu lebih tenang.. 🥺🥺🥺🥺🥺
abimasta
leo yang menemukan ellen
Dek Sri
akhirnya Ellen menerima karma
Siti Jumiati
mungkin ini memang strategi Bayu untuk menangkap Ellen,karena beberapa hari ellen ketakutan tidak keluar dari sarangnya.
kalau ellen sudah keluar dari sarangnya setelah itu ditangkap hidup2.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
siapa informan Ellen? dia selalu dapat info keberadaan ayla dengan akurat
mbok Darmi
kenapa justru ellen yg gercep menemukan ayla, apaketja bodyguard dan suruhan mu bayu ngga bisa diandalkan apa nunggu ayla celaka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!