NovelToon NovelToon
Balas Dendam Celestia. Cahaya Di Kegelapan

Balas Dendam Celestia. Cahaya Di Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Balas Dendam / Fantasi Wanita
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Neogena Girl

"Pergi dari Kediaman ini. Kau sudah bukan lagi bagian dari Keluarga Viscount Avena!"

"Tuan Viscount, Hubungan Ayah dan Anak di antara Kita benar-benar sudah terputus seperti rambut ini." —Celestia

"Aku membantumu untuk menghilangkan hubungan yang ingin Kau putuskan itu. Sama seperti rambutmu yang sudah terbakar habis, menjadi abu dan diterbangkan oleh angin, begitulah hubungan kita. Benar-benar menghilang." —Viscount Avena

"...Selamat tinggal. Di masa depan, berhati-hatilah dengan bencana yang datang dari dendam yang kau tanam dan Kau pupuk subur di dalam diriku ini, Tuan Viscount." —Celestia

Apa yang terjadi sehingga menciptakan sosok yang menjalani kehidupan dengan kaki yang berpijak pada dendam ? Apakah balas dendam wanita itu berjalan lancar ? Atau terkendala dengan kekuatan yang ada pada dirinya? Saksikan selengkapnya, hanya di Noveltoon dengan judul "Balas Dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18

Tubuh Celestia sudah dibaringkan di tenda yang di bangun untuk Putra Mahkota. Tidak ada yang merasa keberatan karena pertarungan dapat berlangsung lama tanpa terluka serius karena kekuatan suci Tia.

Kini Aurora berada dalam tenda yang di bangun oleh Putra Mahkota.

“Kau sungguh melihat nya, Aurora ?”

“Saya siap mempertaruhkan pangkat Saya Yang Mulia. Saya tidak mungkin berbohong. Saat alur pembasmian memihak pada Kita, dan saat Kita tidak harus menahan rasa sakit, tidak ada yang menaruh perhatian pada Tia. Tapi Diana melihat hal itu dan tidak memberitahu siapapun. Dia tersenyum. Saya mengingat dengan jelas bagaimana senyum kepuasan muncul di wajah nya yang pura-pura lugu selama ini.”

“Baiklah. Aku akan menangani masalah ini saat kembali nanti. Kau tidak perlu khawatir, Aku tidak akan membiarkan orang yang berpotensi merusak solidaritas tetap berada dibawah naungan Ku.”

“Terimakasih Yang Mulia. Saya permisi.”

“Haahh... Bagaimana pendapat Mu, Enzo ?”

“Aku setuju dengan keputusan Mu. Aurora tidak pernah berbohong untuk hal seperti ini. Kau tidak tahu seberapa kuat nya Dia saat dilahap emosi. Ricard sampai kena sikut, kesatria yang lain sampai kena tendang. Dia sungguh marah karena jika kesialan tadi sungguh memilih Kita, Tia sudah tidak ada saat ini.”

“Kenapa harus ada masalah di dalam pasukan ini ? Apa belum cukup dengan masalah di dunia politik dan nasib rakyat yang ditelantarkan Raja ?”

“Manusia itu terlalu banyak jenis, Kita tidak bisa berbuat apa-apa pada hal itu. Aku acungi jempol Kau belum gila usai menghadapi banyak watak manusia.”

Ditengah percakapan Carles dan Enzo, Celestia membuka mata. Dia pejamkan kelopak mata berkali-kali untuk memperjelas penglihatan.

“Ughh...” Celestia bersuara sambil bangun dari posisi tidur. Enzo yang paham situasi langsung keluar dari tenda.

“Bagaimana keadaan Mu ? Minum dulu air ini,”

“Um..” Dengan jiwa yang mungkin belum terkumpul dengan baik, Celestia meneguk air tanpa memperhatikan siapa yang memberi gelas pada Nya.

“Terimakasih— Yang Mulia ?!”

“Kau baru kaget ? Ku kira Kau sudah tau dari suara Ku barusan.”

“Ahh, maaf. Saya terbiasa tidak menaruh fokus saat bangun. Yang Mulia, kenapa Anda ada di sini ? Apa Anda khawatir Saya mati ?”

“Karena ini tenda yang dibangun untuk Ku.”

“Jadi begi— Apa ?! Kalau begini Saya pamit—“

“Kau tidur saja. Kekuatan Mu sangat di butuhkan untuk pertempuran besok.” Potong Charles sambil memiringkan kepala.

“Lalu Anda akan beristirahat dimana, Yang Mulia ?”

“Di tenda milik Enzo.”

Celestia bingung harus bereaksi seperti apa di situasi seperti ini. Jika Dia kekeh, Dia melawan di hadapan Putra Mahkota, Jika Dia tetap tinggal, bukankah itu sangat tidak sopan ?

“Dari pada canggung Aku akan bertanya kepada Mu. Apakah Kau bisa ikut dalam pertempuran besok ?”

“Ah.. Tentu saja Yang Mulia. Tetapi Saya punya cara yang sedikit ekstrim. Apa Anda bisa dengarkan ?”

“Tentu.”

“Saya bisa menyucikan hutan yang terkontaminasi oleh monster ini. Hanya saja, Saya takut skala hutan ini terlalu luas untuk ditangani kekuatan suci Saya.”

“Tunggu... Tunggu dulu. Kau bisa menyucikan hutan ? Kalau begitu Kau punya teman yang menemani Mu menyucikan hutan ?”

“Saya seorang diri saja yang Mulia. Memang nya butuh teman— Ah, normal nya butuh teman ya.” Celestia kembali tersadar. Dia bingung harus menjelaskan seberapa banyak kekuatan suci yang Dia punya. Lantaran Dia pun tidak tahu.

Hanya saja, melihat monster mengerikan itu bisa memulihkan tubuh yang di potong dalam waktu singkat membuat Celestia dibanjiri banyak pikiran.

Berapa banyak manusia yang sudah jadi korban ? Dampak ekonomi dari tanah yang tidak bisa di tumbuhi tanaman perlahan membunuh rakyat karena kelaparan. Situasi ini terlalu kacau, membuat Dia pun mau tidak mau harus menyucikan hutan yang berpotensi melukai manusia yang terlahir tanpa kekuatan. Terlahir lemah.

“Toh tidak setiap hari Aku di paksa untuk menyucikan hutan. Aku pasti di beri waktu istirahat. Akan Aku pakai itu untuk mengusik ketenangan kediaman Viscount Avena.” Batin Celestia yang benar-benar sudah selesai memutuskan.

“Siapa yang peduli seperti apa normal dan tidak nya sebuah kebiasaan yang di tetapkan. Di kerajaan Eames ini muncul pemilik Kekuatan suci yang bisa menyucikan hutan ? Tentu ini berkah dari langit. Katakan pada Ku, apa saja yang Kau butuhkan ?”

“Pertama, Saya perlu tahu di mana lingkaran hitam besar yang mirip gerbang teleportasi muncul. Para monster menggunakan hal ini agar bisa muncul di dunia. Yang Mulia punya sihir angin kan ? Anda pasti bisa menemukan Lingkaran hitam itu.”

“Aku akan mencari nya sekarang.” Ucap Charles yang sudah melepaskan sihir nya. Memusatkan perhatian agat bisa melihat apa yang sihir nya lalui.

Sepuluh menit kemudian, Charles sudah membuka mata.

“Berikan tangan Mu.”

Celestia menurut, saat tangan Mereka bersentuhan, Celestia melihat apa yang di temukan oleh sihir angin Charles. Lingkaran hitam yang besarnya seperti tubuh gajah tengah melayang-layang tidak jauh dari tanah. Posisi nya berada di ujung jurang.

“Waahh, salah sedikit saja Saya akan langsung terjun bebas. Hahaha,” Celestia seketika di hampiri rasa takut. Dibawah jurang itu nampak aliran air yang cukup deras.

“Jangan Khawatir. Aku akan menangkap Mu dengan sihir Ku.”

“Bukan itu yang jadi masalah nya, Yang Mulia. Saya tidak tahu selama apa Saya harus mengeluarkan kekuatan suci dalam jumlah besar. Terakhir kali memang hanya 20 menit, tetapi hutan ini tiga kali lebih besar dari desa sebelumnya. Saya butuh waktu satu jam penuh, tanpa di serang oleh Monster, dan Yang Mulia seperti nya paham apa yang Saya khawatirkan selain ini.

“Kau benar. Kita harus menerobos kumpulan monster-monster agar bisa sampai di lingkaran hitam itu. Melihat Mereka yang tidak bergeming saat Kita di lindungi oleh kekuatan suci, seperti nya Mereka tidak akan menjauhi rombongan Kita. Kita harus bertarung habis-habisan besok.”

“Saya sudah merasa lebih baik Yang Mulia, Saya harus bergabung dengan tenda yang di peruntukkan untuk Saya. Anda juga harus beristirahat.”

“Umm..” Charles pun menyaksikan Celestia yang memakai jubah nya dengan terburu-buru.

Usai menunduk dengan hormat, Dia keluar dari tenda dan suara Aurora langsung menyambut nya.

“Waahh... Kami bergandengan tangan tadi,” gumam Charles dan mengangkat tangan yang menyentuh tangan Celestia tadi tinggi-tinggi. Padahal Dia tidak tersipu malu saat memangku juga menggendong Celestia saat pingsan, tetapi kini Dia rasanya mau berteriak.

“...Air.. Aku butuh air.”

Gluk gluk gluk.

Setelah menelan air, Charles kembali tersadar. Gelas yang Dia pegang adalah yang di pakai Celestia tadi. Dengan mata yang disipitkan, Dia memperhatikan bekas bibir milik Celestia, dan itu sudah tertimpa oleh bekas yang lebih besar milik Nya.

‘Ciuman tak langsung’

Hal itu berkibar dengan tinggi di puncak kewarasan Charles. Wajah nya sudah bersemu merah hanya karena ciuman tak langsung dan tangan yang sama-sama tergenggam.

“Pantasan saja air nya terasa manis,” ucap Charles berusaha menahan luapan kebahagiaan.

“Kau... Bilang apa ? Apa yang terjadi antara diri Mu dan Tia ?” Tanya Enzo yang sudah masuk dengan membawa makanan.

“Kami berciuman.”

Prangg!!

Nampan yang membawa makanan jatuh ke tanah. Enzo membatu di tempat.

“...Secepat ini ? Kau dan Tia ? Tapi Dia biasa saja di luar sana!"

“Karena ini ciuman tak langsung.”

“Sialan!” Pekik Enzo sambil melemparkan roti ke arah kepala Charles namun berhasil di hindari. “...Katakan sejak awal. Aku belum siap menerima hubungan Kalian. Ini terlalu cepat.”

Malam itu Mereka memulihkan tenaga, walau sudah tau bahwa besok akan terjadi pertempuran besar, Mereka sama sekali tidak tau apa yang menunggu Mereka tepat di tempat lingkaran hitam itu berada.

...***...

...Guyss, apa kabar ? Tolong jangan lupa like guys, minimal jangan lupa like kalo malas buat ninggalin jejak. Neo juga butuh respon kalian dong. Neo juga pengen berinteraksi di kolom komentar. Haahh, perjalanan Neo masih jauh ini😮‍💨 Btw, silahkan lanjut ke chapter selanjutnya, guys♥️...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!