NovelToon NovelToon
Menantu Dewa Roh

Menantu Dewa Roh

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:69.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: Sayap perak

Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.

Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.

Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 29 : Berdiskusi Untuk Misi

___

"Kak! Bagaimana menurutmu Paviliun Pedang yang sekarang?"

Baru saja memasuki bangunan inti, Hao Ming begitu tidak sabar ingin mengetahui pendapat Zhao Yang. Dia bahkan terlihat cukup antusias ketika menunjukkan sebuah monumen baru dengan wujud pedang yang dibangun satu setengah tahun lalu di area pelatihan.

"Bagaimana, Kak?"

Zhao Yang kemudian berhenti, lalu menengadahkan kepala menatap monumen tersebut. Mengelus dagunya dengan pandangan yang intens sambil mengangguk-angguk.

"Perasaan baru dua setengah tahun tapi Paviliun Pedang sudah mengalami banyak perubahan. Di sana ...." Zhao Yang tiba-tiba menunjuk ke sebelah kanan, salah satu sudut di area pelatihan. " ... Aku ingat dulu di sana ada kolam ikan. Tapi sepertinya sekarang sudah menjadi bagian tempat pelatihan."

Hehehe...

Hao Ming tertawa sambil menggaruk tengkuknya. "Yahh... Hal itu karena kita menerima lebih banyak murid. Tentu saja itu membutuhkan area pelatihan yang lebih luas, dan tetua menyarankan agar kita merenovasinya."

Zhao Yang manggut-manggut. Pada saat yang sama pandangannya menyisir ke sekitar.

"Dapat dilihat memang paviliun jadi lebih banyak orang. Apa syarat penerimaannya masih sama seperti dulu?" tanya Zhao Yang, menoleh dengan keingintahuan.

"Yah.. Masih sama. Paviliun tetap memprioritaskan orang-orang 'Kurang Beruntung'. Dari penduduk biasa, sampai pengurus rumah tangga, semua bisa bergabung asal lolos dalam tes."

Zhao Yang kembali mengangguk. Dia pun mengingat tujuan awal mereka saat mendirikan Paviliun Pedang. Selain membentuk basis kekuatan, juga untuk membantu orang-orang yang memiliki nasib kurang lebih sama seperti mereka.

Mereka yang dibuang dan diterlantarkan, terusir atau tidak memiliki tujuan. Paviliun Pedang akan menerima dan menjadi rumah baru yang nyaman selama mereka bersedia mengikuti semua aturan.

"..."

"Sekarang kita mau ke mana?" tanya Zhao Yang.

"Bagaimana jika sekarang kita ke ruanganmu, Kak?"

Zhao Yang diam beberapa saat sebelum mengangguk samar. "Boleh. Aku jadi penasaran bagaimana penampakan ruangan ku yang dulu. Apa tetua juga merenovasinya?"

Hao Ming hanya tersenyum saat melangkahkan kaki menjauh. Tidak lama mereka sampai di sebuah ruangan. Pintu sudah terbuka, dan Hao Ming menjulurkan tangannya seolah meminta Zhao Yang agar masuk terlebih dahulu.

"Jika penasaran kenapa Kakak tidak masuk memeriksanya?"

"..."

Dengan begitu Zhao Yang masuk ke ruangan lamanya. Diam cukup lama, sebelum berkata, "Sepertinya dari sebagian banyak tempat, hanya ruangan ini yang tidak berubah."

Hao Ming berdehem pelan. "Itu karena ruangan ini milikmu, Kak. Tidak akan berubah bahkan jika kau sekarang tinggal di Kediaman Gu."

"Begitukah ...." Zhao Yang terkekeh, kemudian menggunakan telunjuknya untuk memeriksa lapisan debu pada permukaan rak.

"Ini bersih. Apakah ada yang membersihkannya?"

"Tentu saja," sahut Hao Ming. "Aku mengatur orang untuk membersihkan ruangan ini setiap pagi. Berjaga saat kau tiba-tiba datang sehingga langsung dapat menempatinya."

Zhao Yang berjalan ke arah lemari. Begitu membukanya, semua pakaian lamanya masih di sana dan dalam keadaan rapi.

"Kau sungguh bekerja keras."

Hehehe...

"Itu bukan apa-apa. Aku hanya meminta orang melakukannya," ucap Hao Ming kembali menggaruk tengkuknya. "Oh ya Kak. Karena tetua sekarang masih di luar, kau bisa istirahat dulu. Tentang Keluarga Jian ... Kita bisa membicarakannya nanti saat tetua kembali."

"Aku mengerti."

Hao Ming bersiap untuk keluar. Namun baru beberapa langkah, Zhao Yang kembali menghentikannya.

"Aku membutuhkan tanaman spiritual yang bagus untuk menyetabilkan pondasi kultivasi. Apa kau memilikinya?"

"..."

Sempat diam, kening Hao Ming tanpak mengernyit. "Untuk yang berusia satu sampai lima tahun seharusnya masih ada. Tapi jika yang lebih dari itu, aku mungkin harus memeriksanya."

"Jika begitu tolong periksalah. Jika ada yang berusia sepuluh tahun ke atas, itu akan lebih baik."

Hao Ming mengangguk.

"Omong-omong, untuk siapa Kakak mencari tanaman spiritual ini? Mungkinkah... Kakak ipar?"

"..."

Melihat Zhao Yang diam tanpa mengatakan apapun Hao Ming mengangguk-angguk.

"Sepertinya memang begitu ...." Dia terkekeh sebelum menambahkan, "Baiklah. Jika begitu aku akan pergi memeriksanya sekarang. Kakak istirahat saja sambil menunggu tetua pulang."

____

Setelah beristirahat sepanjang siang Zhao Yang keluar dari ruangan saat mendengar tetua telah kembali. Dia menemui mereka, dan sekarang berkumpul di salah satu ruangan.

"Jadi, Tetua Weisheng... Bagaimana perkembangannya? Apakah sudah ada titik terang tentang keterlibatan mereka?"

Tanpa berbasa-basi, Zhao Yang langsung bertanya pada intinya. Namun cukup lama Zhao Weisheng hanya diam sembari mengetuk jemarinya ke meja.

"Untuk Klan Bai, Keluarga Yang, dan Sekte Kabut Berdarah... Tidak banyak informasi yang dapat kita kumpulkan karena berada di wilayah Kota Wuzhen. Tapi Keluarga Jian, mereka ternyata memiliki hubungan yang cukup dekat dengan empat keluarga bangsawan."

Zhao Jinhai mengangguk dan berkata, "Bahkan mungkin hubungan mereka lebih dari sekedar dekat. Karena menurut informasi yang kita dapatkan, salah satu dari istri Tuan Besar Jian adalah anak angkat Keluarga Zhou."

Zhao Yang menyimak dengan serius pembicaraan ini. Matanya sempat memandang ke arah pintu, merasa ada seseorang yang berdiri di sana, dia mengangkat tangannya memberi tanda kepada dua tetua sembari mulai beranjak dari kursi untuk menghampiri pintu.

"Siapa-- ...."

"Kak!"

Hao Ming sangat terkejut saat pintu tiba-tiba terbuka dan Zhao Yang menampakkan diri dengan agresif seperti mau menerkam nya.

"Kak.. Ada apa?"

Sambil menoleh ke kanan, kiri dan belakang, Hao Ming tampak seperti orang kebingungan.

"Kau kurang kerjaan? Kenapa hanya berdiri di depan pintu? Kalo mau masuk masuk saja, jangan seperti penguntit."

Hao Ming yang masih kebingungan tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Zhao Yang. Dia baru mau membuka mulutnya, tetapi Zhao Yang sudah kembali duduk bersama Tetua Weisheng dan Tetua Jinhai.

"Apakah masih ada informasi lain?" tanya Zhao Yang, dan Zhao Weisheng langsung mengangguk.

"Satu lagi Tuan Muda. Tentang Kepala Keluarga Jian sebelumnya, Jian Feng."

Kening Zhao Yang mengerut mendengar nama tersebut.

"Bukankah dia sudah meninggal lima belas tahun yang lalu?"

Zhao Weisheng kembali mengangguk. "Benar. Memang begitu beritanya. Dia meninggal dalam pertarungan hidup mati dengan Kepala Keluarga Tan, Tan Jian, yang juga meninggal dalam pertarungan tersebut."

"Namun berbeda dengan mayat Tan Jian yang masih di tempat saat orang-orang Keluarga Tan datang, tidak satu orang pun menemukan mayat Jian Feng di sana."

Zhao Jinhai mengangguk, lalu menambahkan, "Saat itu orang-orang Keluarga Jian adalah yang pertama sampai di tempat pertarungan. Namun alih-alih berusaha mencari mayat Jian Feng, mereka malah langsung memberitakan kematiannya yang sebenarnya itu terdengar sangat aneh."

Hao Ming yang berdiri seperti tidak ingin kalah dan berkata, "Nasib kedua keluarga itu pun berbeda. Setelah kematian kepala keluarganya, Keluarga Tan langsung terjatuh, dan bahkan sekarang sudah lenyap. Tapi Keluarga Jian, meski tidak lagi menjadi kekuatan nomor satu, tapi mereka masih stabil hingga sekarang."

"..."

Zhao Yang memangut dagunya dengan sangat serius. Meski bukan ketetapan mutlak jika Jian Feng benar-benar masih hidup, tetapi juga bukan mustahil andai tua bangka itu berhasil selamat dari pertarungan hidup mati.

Lima belas tahun lalu Jian Feng yang sudah berusia 67 sudah di tingkat langit lapisan ketujuh. Lima belas tahun kemudian, jika masih hidup seharusnya sudah mencapai lapisan kedelapan.

"Tapi... Apakah dia benar-benar masih hidup?" gumam Zhao Yang.

1
algore
joz
algore
jos
Yaswirno Mr
update yg banyak thor
bedjo
masih hidup pasti tu
Sarip Hidayat
waaaaaaah
DRAJAT ADI WIJAYA
Jaga kesehatan Tor
Pinbar Hunter
mantap thor..tambah lagii
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yup yup yup
DRAJAT ADI WIJAYA
Semoga cerita ini tdk menggantung dan sampai tamat
DRAJAT ADI WIJAYA
Byuuuur jadi katak
DRAJAT ADI WIJAYA
Karena perempuan hrs menjadi pertarungan
DRAJAT ADI WIJAYA
Makin menarik antara Menantu yg tak diinginkan mertua perempuan
DRAJAT ADI WIJAYA
Ketemu musuh lama
DRAJAT ADI WIJAYA
Merangkak kayak bayi betapaa konyolnya Gu Xin
DRAJAT ADI WIJAYA
👍👍👍👍👍💪
DRAJAT ADI WIJAYA
Lucu juga antara mereka berdua
DRAJAT ADI WIJAYA
Makin Asyik dan menarik Tor
DRAJAT ADI WIJAYA
cepat balik dan tolong Istrimu
DRAJAT ADI WIJAYA
Istrinya ternyata juga keras kepala
DRAJAT ADI WIJAYA
Keren.... dan keren Tor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!