Ashella Zyla Aurora, gadis yang sangat suka membaca komik. Ia sangat suka membaca novel online atau komik, tapi yang paling Ashel suka adalah membaca komik karena ia bisa melihat langsung karakter tokoh yang sangat tampan dengan gambar yang di buat oleh sang penulis.
Namun sesuatu terjadi, ini sangat diluar akal sehat. Bagaimana bisa saat ia sedang membaca komik, ia malah masuk ke dalam komik tersebut. Dan yang paling parah ia memasuki tokoh antagonis yang sering membully, bahkan saat ia memasuki komik tersebut ia sedang membully seorang cowok culun yang memakai kacamata.
"Udahlah Sha, kasian tuh cowok culun udah babak belur."
"Lo ngomong sama gue? "
"Iya Aleesha."
"Aleesha? gue? " tunjuk Ashella pada dirinya sendiri.
"Ya lo lah, yang namanya Aleesha iris Zephyrine kan cuman lo."
Nama yang sangat familiar, Ashel sangat tahu siapa pemilik nama tersebut. Itu adalah nama antagonis perempuan di komik Charm Obsession.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echaalov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 - Menemui ayah
Suara pintu mengalihkan perhatian Aleesha yang sedaritadi memainkan ponselnya. Ia masih terbaring di atas kasur yang empuk.
Terlihat disana berdiri seorang wanita menatap Aleesha geleng-geleng."Kamu mau terus tiduran? "
"Iya ini adalah kegiatan paling menyenangkan bunda," Aleesha menggulingkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.
"Bunda boleh minta tolong? "
"Minta tolong apa bunda? "
"Tolong anterin dokumen ini ke perusahaan ayah kamu, bunda ada urusan."
Aleesha beranjak dari kasur dan mengambil dokumen itu. Ia berjalan menuju keluar kamar dan di tahan oleh Meila.
"Tunggu."
"Kenapa bunda? "
"Ganti baju dulu nih pakai blouse."
"Malas bunda, udah pakai ini aja. Ribet kalau harus ganti pakaian."
"Kamu ini, masa ke perusahaan ayah kamu pakai baju kayak gitu, ganti baju aja ya."
Aleesha pun mengalah dan ganti baju, kini penampilannya ia menggunakan blouse berwarna putih dan rok diatas lutut berwarna pink dengan rambut yang di gerai.
Aleesha pun berangkat menuju perusahaan ayahnya diantar oleh sopir. Sepanjang perjalanan ia mengamati gedung-gedung tinggi. Tidak terasa ia sudah sampai di perusahaan ayahnya. Ia berjalan menuju resepsionis, tapi sebelum ia bertanya dimana ruangan ayahnya ada yang menepuk pundaknya. Aleesha melihat orang yang menepuk pundaknya.
Sejenak Aleesha terpesona dengan ketampanan pria matang ini yang seperti sugar daddy dengan balutan jas yang terlihat pas di tubuhnya.
"Sayang, kenapa kamu ada disini? " ujar pria itu dengan suara beratnya namun terdengar ada nada lembut.
"Gue? " Aleesha menunjuk dirinya sendiri.
Gila apa Aleesha beneran punya sugar daddy
"Iya kamu, Shasha ngapain kamu ada disini?" jawabnya.
"Bagaimana kabar anda nona muda, sudah lama kita tidak bertemu," ucap pria yang berdiri disamping pria yang mirip sugar daddy itu.
"Saya sedang berbicara dengan putri saya, kenapa kamu ikut-ikutan William," pria itu menatap kesal sekretarisnya.
Gue gak salah dengar kan? Putri saya? Berarti nih sugar daddy bapak gue dong, Aleesha bisa-bisanya lo mikir kayak gitu, untung aja ayah Aleesha gak curiga. Pantas aja Aleesha cakep orang ayah bundanya aja tampan dan cantik awet muda lagi
"Aku bawa dokumen ini, ayah," Aleesha menyerahkan dokumen itu ke Gerald.
"Ayah kira bunda kamu yang nganterin dokumen ini."
"Bunda ada urusan, jadi aku yang nganterin."
"Makasih sayang, kamu emang anak baik," Gerald mengelus rambut Aleesha sambil tersenyum.
Pemandangan itu disaksikan oleh pegawai yang sedaritadi curi-curi pandang melihat atasan mereka sedang mengobrol dengan gadis remaja. Tapi tenang saja tidak ada yang mengira macam-macam, mereka semua tahu bahwa Aleesha adalah putri atasan mereka.
Mereka cukup terkejut melihat Gerald yang tersenyum. Yang mereka sering lihat adalah sikap kejam dan dingin Gerald jika menyangkut pekerjaan. Jadi pemandangan ini langka terjadi.
"Karena urusan aku disini udah selesai, aku pamit pulang ayah."
"Mau keruangan ayah dulu? "
"Gak mau, aku pengen cepat-cepat tiduran dikasur dan bermalas-malasan."
"Hati-hati di jalan."
"Iya kalau gitu aku pulang dulu ayah, om."
Aleesha pun pergi meninggalkan perusahaan. Dua pria matang itu menatap kepergian Aleesha.
"Seperti ada yang berbeda dari nona muda? " William terlihat berfikir.
Gerald menatap tajam William."Beda apanya? Dia terlihat sangat cantik seperti biasa."
William menjentikkan jarinya."Benar, nona muda tidak memakai riasan wajah yang berlebihan, sekarang nona muda terlihat cantik dan imut."
Gerald memikirkan ucapan William."Ucapanmu benar juga. Shasha juga terlihat lebih ceria dari biasanya. William cari tahu apa saja yang terjadi kepada putriku belakangan ini."
"Baik, tuan."
Gerald berjalan menuju ke arah lift untuk ke ruang kerjanya diikuti oleh William.
Aleesha menatap sekitar ternyata perusahaan ayahnya bersebelahan dengan rumah sakit. Saat akan membuka pintu mobil, Aleesha tidak melihat keberadaan sopirnya itu.
Tatapan Aleesha terpaku kepada anak kecil yang memakai pakaian pasien rumah sakit berjalan menuju ke arah jalan raya.
Dari arah sebrang terlihat sebuah mobil maju dengan kecepatan tinggi. Tanpa pikir panjang Aleesha berlari lalu memeluk anak kecil itu. Aleesha menutup kedua matanya bersiap merasakan rasa sakit.
Namun beberapa detik kemudian Aleesha tidak merasakan apapun, ia membuka matanya lalu melihat mobil itu berhenti, Aleesha pun berdiri dengan menggendong anak kecil itu lalu berjalan ke pinggir.
"Kamu gakpapa? Ada yang sakit gak?" tanya Aleesha khawatir. Namun yang ia lihat tatapan berbinar dari anak kecil itu.
"Woah peri," ucap anak kecil itu menatap Aleesha.
Aleesha merasa gemas menatap gadis kecil ini. Apalagi matanya yang bulat menatap Aleesha berbinar.
Aleesha terkekeh."Apa barusan kamu memanggilku peri? "
"Iya kakak peri sangat cantik," Aleesha ingin mencubit pipinya.
"Nama kamu siapa? "
"Nama aku lala."
"Lala nama yang cantik kayak orangnya," ujar Aleesha.
"Bukan Lala tapi Lala," ucap gadis kecil itu.
"Iya Lala."
"Lala bukan Lala, Kakak peri," wajah gadis kecil itu terlihat kesal.
Aleesha bingung dengan ucapannya jelas-jelas dia bilang Lala tapi kenapa terlihat kesal.
"Rara," ucap seorang pemuda menghampiri Aleesha.
"Abang," ucap gadis kecil itu ceria.
"Makasih udah- Aleesha," pemuda itu terkejut melihat Aleesha.
"Sethan," Aleesha pun tidak kalah terkejut.
"Cetan? " ucap gadis kecil itu mengulang perkataan Aleesha.
Ethan dengan cepat mengambil gadis kecil itu dari gendongan Aleesha.
"Lo ngapain ada disini terus kenapa Rara sama lo? Lo sengaja ya deketin Rara," Ethan menatap curiga Aleesha.
"Jangan asal nuduh, asal lo tahu Rara hampir aja ketabrak mobil," ucap Aleesha sedikit kesal.
"Itu benar abang, kakak peri nyelamatin Lala," ucap Raynatis yang tidak bisa mengucapkan huruf R.
"Gak ada yang sakitkan? Kita harus cek keadaan Rara," Dengan cepat Ethan berlari masuk ke dalam rumah sakit.
Aleesha memperhatikan Ethan yang terlihat khawatir dan panik. Punggung pemuda itu sudah tidak terlihat.
"Gue baru tahu Ethan punya adik."
Aleesha melihat di samping rumah sakit ada minimarket ia pun memilih untuk mampir sebentar kesana untuk membeli minuman. Ia harus menyegarkan pikirannya agar tidak terbayang-bayang kejadian barusan.
Saat akan berjalan ke minimarket di depan sana terlihat ada kecelakaan lalu lintas. Ada sebuah mobil yang menabrak pohon. Untung saja tidak ada korban. Banyak orang yang mengerubungi mobil itu. Para medis juga langsung saja mengevaluasi pemilik mobil itu.
"Apaan nih, daerah ini rentan kecelakaan, apa karena itu disini di bangun rumah sakit? "
"Gue harus kasih tahu ayah supaya hati-hati."
Aleesha menatap seorang pemuda yang memakai hoodie kebesaran tidak lupa kupluk hoodie yang menutupi wajahnya. Aleesha sangat familiar dengan pemuda itu.
Ia pun mendekati pemuda itu, dari dekat ia bisa melihat bahwa tubuh pemuda itu gemetar.
"Theo? "