NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Ibu.

Jodoh Pilihan Ibu.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Tukar Pasangan
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rinnaya

Dijodohkan dengan pria kaya raya? Kedengarannya seperti mimpi semua perempuan. Tapi tidak bagi Cloe.

Pria itu—Elad Gahanim—tampan, sombong, kekanak-kanakan, dan memperlakukannya seperti mainan mahal.

“Terima kasih, Ibu. Pilihanmu sungguh sempurna.”

Cloe tak pernah menginginkan pernikahan ini. Tapi siapa peduli? Dia hanya anak yang disuruh menikah, bukan diminta pendapat. Dan sekarang, hidupnya bukan cuma jadi istri orang asing, tapi tahanan dalam rumah mewah.

Namun yang tak Cloe duga, di balik perjodohan ini ada permainan yang jauh lebih gelap: pengkhianatan, perebutan warisan, bahkan rencana pembunuhan.

Lalu, harus bagaimana?
Membunuh atau dibunuh? Menjadi istri atau ... jadi pion terakhir yang tersisa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rinnaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Siapa penjahatnya.

Cloe sedang berada di ruangan belakang lantai dua sewaktu Elad datang. Wanita itu tidak mengucapkan satu patah katapun atau meliriknya meski ia sadar Elad tengah menatap. Sebuah buku bacaan menjadi pelampiasan demi terlihat sibuk, sinar matahari yang menembus dinding kaca sama sekali tidak membuat suhu menjadi hangat.

“I-itu ...” Ayano-lah yang paling membeku di antara kedua orang tersebut. “Apa aku harus pergi?” Tersenyum canggung.

Tangan Ayano disambar oleh sentuhan halus, lengan putih lentik menghentikannya Ayano yang ingin beranjak pergi.

“Tetap di sini,” pinta Cloe tanpa mengangkat kepalanya. “Aku takut,” suaranya berbisik, tidak mungkin terdengar dari Elad yang senantiasa berdiri daripada duduk di antara banyaknya sofa yang kosong.

“Kak, Bang Elad sudah tidak mabuk, dia tidak akan menyakitimu.”

Genggaman tangan Cloe justru semakin erat. Baiklah, Ayano mengerti jika Cloe tergores trauma sebab kejadian tadi malam. Lekas dia menggeleng-gelengkan kepala, memberi tanda agar Elad membiarkan Cloe untuk sementara ini.

Tetapi Elad belum ingin pergi, dia mencengkram kedua tangan yang mana ia gunakan untuk mencekik Cloe tadi malam. Lihatlah dia yang tidak berani mengucapkan apapun, merasa tidak ada  kata yang cocok untuk memilih maaf pada Cloe.

Elad hanya ingin Cloe tahu, bahwa dia sangat menyesal. Bekas jari di leher Cloe, bagaikan busur beracun yang menembaki Elad.

“Maaf.”

Usai berhasil mengucapkan satu kata itu, Elad berbalik badan. Dia pergi pagi itu juga bahkan tidak menyentuh sarapan. Satu yang pasti dalam setiap langkahnya, ialah beban di punggung yang susah payah ia tahan.

Elad kembali ke kantor, menyiksa diri sendiri ke dalam pekerjaan. Ia tidak tidur dengan cukup, tidak makan dengan baik. Bekerja, bekerja, dan bekerja.

Satu pekan kembali berlalu, Elad bangun dari tempat tidur dengan kepala yang menunduk. Ia pergi mencuci muka, kemudian melihat pantulan diri dalam cermin. Air dari rambut yang basah menetas melewati mata sedemikian sayu, Elad juga menyadari bahwa berat badannya berkurang banyak.

Lagian, siapa yang peduli tentang itu sekarang? Bahkan tidak ada yang dapat melihat tubuh telanjangnya, tidak Cloe, terlebih Jasmin.

“Tuan, sarapan Anda,” panggil Miko setelah mengetuk pintu sebanyak dua ketukan. Pria berusia 30 tahun itu kini bukan hanya sekedar asisten, namun sudah seperti suster merawat pasien.

“Letakkan di atas meja.”

“Saya mohon kali ini habiskan makanan Anda. Titik rencana kita semakin dekat, saya khawatir kondisi Anda ....”

“Aku tahu. Pergilah.”

“Baik, bagaimana hari ini Anda istirahat penuh? Saya akan mengosongkan jadwal.”

“Hmm.” Elad keluar, mengunakan kaos longgar sambari menggosok handuk di rambut basah.

Miko menuju sebuah nakas, mengeluarkan beberapa suplemen. “Jangan lupa minum semua suplemen vitamin ini. Dokter akan datang satu jam lagi untuk pemeriksaan kesehatan berkala.”

“Hmm.”

“Bagaimana setelah itu jalan-jalan? Melihat taman atau danau? Refresing bagus untuk meringankan beban pikiran.”

“Tidak aku—”

“Jika tidak nyonya Dhara akan berkunjung—”

“Ke danau.”

“Baik, saya siapkan perjalanan Anda.”

Beberapa jam kemudian, Miko memberhentikan mobil di pelataran kecil dekat danau pribadi yang sering dikunjungi mendiang kakeknya. Tempat itu jauh dari hiruk-pikuk kota, dikelilingi pohon cemara dan bebatuan alami yang tertata seperti taman rahasia. Angin menyibak rambut Elad yang masih agak basah, kemeja tipisnya tertiup pelan saat ia melangkah keluar dari mobil tanpa antusiasme.

Miko menyusul dari belakang, membawa mantel dan sebotol air mineral. Tapi Elad tak menyentuh keduanya. Ia hanya berdiri di tepi dermaga kayu yang mengarah ke permukaan air danau yang tenang. Matanya menatap kosong ke arah air, seakan berharap refleksi dirinya bisa memberi jawaban.

“Tuan, saya ingat waktu kecil mengikuti ayah saya memancing bersama kakek Anda di sini. Saya membawa pancingan, mau mencoba?”

Elad mengangguk, waktu kecil ia juga sering ke sini bersama kakek, kemudian membakar ikan hasil tangkapan di alam  terbuka.

Bibirnya terangkat tipis. “Kakek,” gumamnya. Kenangan masa kecil adalah yang terbaik bagi Elad, di mana hidupnya tidak memiliki beban sama sekali kecuali PR dari sekolah dan guru bimbel yang secara pribadi datang ke rumah.

“Tuan, umpan Anda dimakan!” Miko bersemangat.

Ikan berukuran kurang lebih 20 cm ditarik dari air, di udara tubuhnya melengkung membantuk huruf C sehingga Elad sempat tertegun.

“Lumayan besar!” sorak Miko.

Tangan Elad masuk ke dalam saku celana. Ia meraba sebuah benda kecil—liontin emas putih dengan inisial “C” terbuat dari giok hijau yang ia pesan khusus pada desain terbaik di benua. Bukan barang bekas Jasmin.

“Miko,” panggil Elad. Miko langusng menoleh, berhenti menatap ikan di dalam ember. “Apa giok hijau, Jadeit, akan disukai Cloe?”

Miko terdiam sesaat, nyatanya ia tidak bisa menebak Cloe, wanita itu terlalu keras dan berpendirian kuat. Terkadang membuat Miko takut.

“Wanita menyukai apapun yang diberikan oleh kekasih hatinya. Tidak peduli jika itu hanyalah sebatang kayu atau bunga layu.”

Elad mendesah berat. “Berarti dia tidak akan menyukai apapun yang aku berikan. Dia membenciku.”

“Tu-Tuan, mari lupakan semua masalah untuk hari ini.” Miko tersenyum kikuk. Masalah kantor dia bisa membantu, tapi masalah rumah tangga ... ia sendiri sering dibuat pusing oleh istrinya di rumah.

Tak lama kemudian, suara langkah kaki berderap di kejauhan. Bukan langkah Miko. Bukan juga penjaga. Elad menoleh cepat. Di sisi berlawanan dari danau, seorang wanita berdiri di antara bayangan pohon. Rambut panjangnya tergerai, jaket tebal menutupi tubuh rampingnya.

Itu Jasmin.

“Jasmin?” Elad menyipitkan mata, tak yakin.

Wanita itu melangkah perlahan, namun tatapannya berbeda. Tidak semanis dulu. Tidak semanis saat menangis di pelukan Elad. Ada kegusaran, bahkan rasa cemburu yang membara.

“Sudah seminggu kau tidak menghubungiku,” ujar Jasmin dingin. “Apa karena dia?”

Elad menghela napas. “Aku tidak ingin membicarakan Cloe denganmu.”

“Tapi aku ingin membicarakan 'kamu' Elad, lihat dirimu! Kau hancur karena wanita itu! Kau bahkan tidak memandang aku lagi seperti dulu.”

Siapa yang membawa Jasmin ke sini? Sepertinya Miko sendiri tidak tahu. Tidak mungkin mengundang Jasmin ketika Miko ingin Elad meringankan beban pikiran.

Miko tidak pergi, ia tahu pembicaraan mereka akan bertambah berat jikalau diberikan ruang. Dia diam bersama pancingannya di samping Elad.

“Kau bilang aku satu-satunya yang memahami luka-lukamu. Tapi kau lebih memilihnya. Seorang gadis biasa dari desa. Kenapa, Elad?! Apa dia membuatmu merasa nyaman?!”

Elad menatap danau, lalu pada pancingannya. Jika ia menjawab, ia yakin akan menyakiti Jasmin meski tidak ada niat sama sekali.

“Elad! Bicaralah! Jangan diam saja.” Jasmin terisak. “Jangan buat aku seperti orang bodoh.”

Elad berharap sifat Jasmin dan Cloe bisa ditukar satu sama lain. Cloe menjadi istri yang peduli pada detail sekecil apapun, lalu Jasmin acuh tak acuh pada kata dunia mengingat posisinya sebagai simpanan.

“Elad!” bentak Jasmin, membuat umpan Miko gagal digigit ikan padahal tinggal sedikit lagi.

“Jasmin,” kata Elad pelan. “Jika kau lelah, aku tidak pernah memaksamu untuk tinggal.”

“Ternyata dugaanku benar. Belakang ini hubungan kita berdasarkan kesetiaanku saja. Kau menunggu aku meninggalkanmu terlebih dahulu, kan?”

Elad diam, rasanya perkataan Jasmin tidak dapat disanggah. Ia sendiri tidak tahu apa jawabannya, terlalu banyak masalah yang timbul sampai otaknya pun ikut kebingungan.

“Kau tidak ingin menyakitiku, tapi fakta ini sudah menghancurkan aku, Elad!”

“Jasmin, pulanglah.”

“Baik. Tapi ingat, aku enggak bakal ninggalin kamu duluan. Karena bukan aku penghianatnya, kita lihat siapa yang akan berperan sebagai orang jahat yang mengabaikan kesetiaan selama lebih dari tujuh tahun!”

Percakapan ini menampar Jasmin lebih keras dari pukulan apa pun. Ia memutar tubuh, menahan air mata yang memalukan, lalu berjalan cepat meninggalkan Elad.

Namun Elad tak mengejar. Ia hanya duduk di ujung dermaga, menyentuh permukaan air dengan ujung jari.

Di kejauhan, angin berhembus membawa aroma musim yang mulai berganti. Tapi tidak ada yang berubah di dalam dirinya—selain luka yang perlahan membusuk.

Bersambung....

1
kalea rizuky
kayak di penjara np ortu cloe kok gt anak mu kayak di penjara lo malah seneng aneh lo
Merlani Hidayat
makin seru ditunggu cepat ya otorr
Merlani Hidayat
Erland mulai jatuh cinta nih
Merlani Hidayat
ayo Cleo minta yang lain lagi
kalea rizuky
aduh kan lu si laki bdooh istri di kurung lu selingkuh ma cwek lain dih
kalea rizuky
Q kasih bunga klo banyak up tp moga aja gk balik ma laki bloon ih gemes
Amanda
Ok
Merlani Hidayat
waduh Cleo hati hati jangan samapi ilang ingatan ya
Merlani Hidayat
suka bgt ceritanya.. ayo lanjut Thor..
Rinnaya: Aman, kalau engga ada kendala, up setiap hari kok.
total 1 replies
Merlani Hidayat
makin seru
Merlani Hidayat
yang sabar Cleo
Merlani Hidayat
bagus ko ceritanya ayo yg baca klik like biar author makin semangat
kalea rizuky
moga g ketemu laki dajjal kek gini jahat sumpah uda selingkuh istri di kurung kek tahanan
kalea rizuky
dikurung kek tahanan aja gila emank elad
Merlani Hidayat
awal yang bagus
Merlani Hidayat
awal yang seru
Rittu Rollin
seruuuu
Rittu Rollin
yuk up nya dtunggu ya thor
Rittu Rollin
semangatt thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!