NovelToon NovelToon
Autumn Girl

Autumn Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / CEO / Persahabatan
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Little Secret

Jennaira Queenzy Hill berada disituasi sulit dimana ia harus merelakan laki-laki yang akan menjadi tunangannya kepada sahabatnya.

Terjebak menjadi orang ketiga diantara sepasang manusia yang saling mencintai membuat Jennaira harus kuat menghadapi tatapan sinis dan rendah orang lain. Berusaha terlihat baik-baik saja, namun tak semudah itu. semua menjadi rumit saat satu persatu hal buruk menghampirinya, hingga rahasia yang terkuak menambah luka yang sudah ada. Membuatnya tak lagi berharap pada apapun dan siapapun, kecewa yang tak berpenghujung membuat Jennaira tercekik dengan takdirnya sendiri.




Akankah akhir bahagia menjadi milik Ara?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diagnosa dokter

Hampir 3 jam Aira tak sadarkan diri, kini gadis itu menunjukkan tanda- tanda akan membuka matanya.

Satu hal yang ia sadari kini ia berada dirumah sakit, jelas sekali dari semua hal yang ada disekelilingnya. Ia merasakan tangan kirinya nyeri karena infus, sedangkan tangan kanannya sedikit kebas karena tertimpa sesuatu.

Saat ia menolehkan wajahnya ia melihat kekasihnya sedang tertidur dengan posisi kepala diletakkan disamping tangannya.

Senyum tipis langsung menghiasi wajah gadis itu. Ia usap rambut sang kekasih lembut, seakan takut membangunkannya. Namun sang empunya sangat sensitif, Laiv langsung menegakkan tubuhnya. Dan sedikit terkejut melihat gadisnya sudah sadar.

" Baby, kami sudah sadar? Apa yang kamu rasa? Ada yang sakit? Sebentar aku panggil dokter " karena terlalu cepat berbicara otaknya pun menjadi sedikit lambat bekerja. Laiv berlari keluar ruangan untuk mencari dokter padahal jelas tombol informasi sudah tersedia disana.

Mau tidak mau Aira tertawa kecil dibuatnya. Tak lama Kylie dan Rain memasuki ruangan, Rain langsung menghampiri sang adik.

" Princess, kami sudah sadar? " Aira menganggukkan kepalanya.

" Loh, Laiv dimana? Katanya dia mau jaga kamu " Rain dan Kylie mencari keberadaan laki-laki itu. Aira dengan wajah pucatnya malah tertawa membuat sepasang kekasih dihadapannya menjadi saling pandang.

" Dia panggil dokter kak " jelas Aira.

" Panggil dokter? " dan saat bersamaan dengan itu Laiv datang sambil memimpin jalan untuk dokter dan perawat yang ia panggil.

Dokter dan perawat yang dibawa Laiv hanya bisa tersenyum saja, mungkin mereka juga geli hati melihat kepanikan laki-laki itu.

Dokter melakukan pemeriksaan, tatapan matanya jelas tidak bisa berbohong. Ada sesuatu yang lebih berat dari pasiennya ini. Tapi genggaman tangan pasien cantiknya di jas putih miliknya terasa begitu erat.

" Baiklah, untuk sekarang semua terlihat baik. Kami akan observasi dulu jadi pasien harus rawat inap ya " Rain, Laiv dan Kylie mengiyakan.

" Jika ada keluhan lanjutan kita akan lakukan MRI, dan kami akan mengecek berkala setelah ini " jelas dokter yang masih cantik diusia matangnya.

" Terimakasih dokter " ucap Rain dan Laiv berbarengan.

*

*

" Istirahat baby, kekasihmu ini akan menemanimu " Laiv mendapatkan tugas lebih dulu menjaga Aira karena Rain akan mengantarkan Kylie pulang dan dirinya membersihkan diri.

" Ck, kayak anak kecil dijagain " sungut Aira.

" Kenapa tak suka ditemenin, hmm? suara Laiv lembut namu jelas ke-tidak terimaannya karena dikomplain sang kekasih.

" Kamu pasti sibuk kan? " Aira mengerti kesibukan kekasihnya akhir ini. Jujur saja sejak mereka menjalin kasih Laiv menjadi laki-laki yang lebih bertanggungjawab atas perusahaan keluarga. Katanya biar Aira bisa berhenti kerja setelah menikah jadi ia harus mengumpulkan uang yang banyak.

" Tak apa, kamu prioritas aku. Daddy dan kakak pasti ngerti " ujar Laiv sambil tangannya dengan cekatan mengupaskan apel untuk kekasihnya.

Tak lama ponsel laki-laki itu berdering, awalnya Laiv mengabaikan. Namun sudah ketiga kalinya, dan Aira memintanya mengangkat panggilan itu.

" Kan sudah jelas, ku bilang batalkan semua meeting hari ini Jason " Laiv tampak tak suka dengan panggilan dari sang asisten.

" Ya biarkan sajalah, perusahaan gak akan bangkrut karena dia doang" Laiv mengusap wajahnya kasar.

" Berhenti mengomel Jason " dengan cepat Laiv mematikan panggilan itu sepihak.

Laiv kembali ke tempat duduknya dan kembali mengupas apel yang masih sisa setengah.

" Hei, pergilah! Integritas perusahaan jadi taruhan kalau kamu seenaknya gini. Lagian aku baik-baik saja " Aira memberi pengertian pada sang kekasih.

" Gak, kamu lebih penting. Jangan paksa aku " nada suara Laiv terdengar datar, dan Aira tak suka itu.

" Aku bilang pergi! Pergi sana kerja, selesaikan pekerjaan mu baru kesini. Kalau tak selesai jangan kesini faham! " Laiv tercengang mendengar suara tegas Aira dan tangan yang sudah menunjuk ke pintu keluar.

" Kamu ngusir aku baby " Laiv masih tak percaya dengan apa yang didengarnya.

" Iya! Kenapa? Mau marah? Telpon Jason dan bilang kamu on the way, cepat! " dan herannya Laiv dengan cepat menghubungi Jason agar mengatur ulang meeting nya 30 menit lagi.

" Apa lagi?! " Aira menatap jengah dengan Laiv yang masih mematung didepannya.

" Yakin aku pergi? " wajah memelas Laiv sangat tidak cocok dengan postur tubuhnya yang gagah.

" Haish... " belum sempat Aira melanjutkan kalimatnya Laiv sudah lari pontang-panting keluar.

Aria menghela nafasnya pelan, sangat melelahkan berhadapan dengan sifat manja dan tengil kekasihnya. untungnya ia sayang jika tidak sudah ia lempar pisau dari tadi.

*

*

Beberapa saat setelah kepergian Laiv, Aira merasa kepalanya terasa sangat sakit dan entah kenapa kali ini dia mimisan. Dengan sedikit usaha ia menekan tombol diatas kepalanya untuk memanggil dokter.

Tak lama dokter pun datang, dan segera menangani nya dengan cepat. Perawat juga membersihkan sisa darah yang sempat mengenai bajunya.

" Dokter, apa sakit Saya serius? Kenapa anda yang merawat saya bukan dokter umum saja? Apa saya tidak baik-baik saja ?" Aira bertanya beruntun. Karena dia sempat curiga karena nametag sang dokter ada title spesialis di akhir namanya. Walaupun ia tak tau dokter ini spesialis apa.

Jantung gadis itu berdetak cepat, menunggu kepastian dari dokter didepannya. Ia masih berharap ia baik-baik saja.

" Ms. Hill, saya harus mengatakan ini pada anda. Menurut apa yang saya lihat dari semua keluhan dan tanda-tanda dari tubuh anda, saya dengan berat hari mendiagnosa anda menderita kanker otak" jelas dokter.

Degh!

Kanker otak, ulu hati Aira terasa sangat sakit karena ia merasa dia sempat berhenti bernafas seperkian detik mendengar vonis dokter.

" Tapi untuk lebih jelasnya, Kita harus melakukan MRI pada kepala anda. Maaf jika saya harus mengatakan ini, tapi kita harus melakukan secepatnya melihat kondisi anda yang terlihat cukup buruk " pandangan Aira tak lagi fokus, ia meremat selimut yang menutupi tubuhnya.

Cukup lama suasana hening, hingga Aira kembali bersuara.

" Dok, bisakah ini hanya saya yang tau? jangan beritahu kepada keluarga saya " tatapan mata Aira sangat memohon.

Dokter cantik itu, menghela nafas. Sudah ia duga akan begini, tak sedikit pasien yang ia hadapi dan hampir semua begini. Meminta merahasiakan penyakit mereka, tidak salah sebenarnya karena itu hak mereka. Mereka sudah legal untuk menyimpan rekam medis mereka sendiri. Kecuali dalam kondisi tertentu yang membutuhkan wali.

Namun sebisa mungkin untuk kasus seperti ini, dan dalam tahap yang sudah memiliki harapan yang tipis ia menyarankan untuk pasiennya memiliki wali. Setidaknya untuk pendampingnya dan support system passion itu sendiri.

" Tapi anda butuh pendampingan Ms, anda tak bisa melewati ini sendiri. Kita tidak tau kondisi anda kedepannya,jika anda drop tiba-tiba bisa bahaya. Belum lagi jika memerlukan kemoterapi dan pengobatan lainnya. Saya yakin,setidaknya satu orang harus tau dan membantu anda. "pujuk sang dokter.

" Please, tidak lama. Saya yakin kondisi saya akan baik-baik saja, setidaknya sampai pernikahan sahabat saya selesai. 2 minggu lagi dok" suara Aira semakin bergetar dan air matanya sudah tak lagi terbendung.

" Baiklah, tapi jika nanti kondisi anda drop saya akan langsung menginformasikan hal ini pada wali anda "

" Saya tau ini berat untuk anda, tapi kita harus hadapi ini sama-sama. Ayo lakukan yang terbaik, jangan terlalu lelah dan stress. Saya akan meresepkan obat untuk anda nanti. Kami juga akan menjadwalkan MRI anda besok, jadi tetap semangat ya " jelas dokter itu dengan senyum teduhnya.

*

*

Aira termenung cukup lama, memikirkan hidupnya yang akan berakhir tak lama lagi. Kata dokter tadi kondisinya cukup buruk, apa mungkin ia bisa bertahan lebih lama?

Suara pintu terbuka, Aira dengan cepat merubah ekspresinya menjadi lebih ceria dan memperbaiki duduknya yang bersandar pada brankarnya. Terlihat Rain datang dengan buah dan bubur untuk sang adik. Ia tahu adik kecilnya ini tak akan memakan makanan rumah sakit.

" Kemana playboy gagal itu? " sejak ia masuk tak melihat bayangan Lain disana.

" Lagi meeting dia kak " jawab Aira lemah.

" Bisa-bisanya dia " keluh Rain.

" Ra yang suruh tadi, gak apa Ra sehat ini " Rain mengusap puncak kepala Aira lembut.

" Masih ada yang sakit? " Aira menggeleng.

" Peluk Aira kak" pinta Aira sambil merentangkan tangannya menyambut pelukan Rain. Rain tersenyum lebar mendengar permintaan adiknya ini, ia senang adiknya mau bermanja-manja dengannya.

" Cepat sembuh princess, kakak sayang kamu " Aira meneteskan air matanya.

Bolehkah dia berharap yang sama? Ia masih ingin hidup lebih lama bersama mereka yang Aira sayangi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!