Suara itu sangat tidak asing di telingaku ... Apakah dia Ghavi yang kukenal ? Ghavi yang pernah mengisi hatiku selama 5 tahun dengan penuh cinta dan mamanya yang telah menghancurkan nya dengan cara yang tidak bermoral. Sudah susah aku bersembunyi darinya sejak 3 tahun lalu tapi kenapa harus bertemu dengannya disini ? batinku ingin berteriak antara yakin dan tidak bahwa laki-laki yang disebutkan oleh Amara sebagai tunangannya adalah Ghavi yang pernah mengisi hatiku beberapa tahun yang lalu saat kami berdua bersekolah di Paris.
Apakah Catelyn akan goyah dengan kehadiran Ghavi ?
Apakah Catelyn bersedia membuatkan gaun pernikahan untuk Amara dan Ghavi ?
Dan bagaimana perasaan Catelyn dan Ghavi atas pertemuan yang tidak terduga ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTEMUAN RAHASIA
Why did i have to lose you again Catelyn ? Ghavi menuju lift yang sudah terbuka dan jarinya memencet tombol lobby.
Ditempat yang berbeda ... Catelyn dan rombongan sudah menuju rumah yang selama ini menjadi tempat persembunyiannya di Ubud. Ubud terkenal dengan pemandangan sawah dan hutan yang indah serta udara sejuk. Catelyn membutuhkan suasana tenang, sehat, dan harmonis dengan alam. Mobil sudah sampai di garasi rumahnya. Nini dan Kakek Gavin tidak sabar untuk bertemu dengan cucu mereka. "Halo Ma ... Pa ... tadi macet banget di jalan. Jadi telat nyampe nya" ujar Catelyn turun dari mobil dengan menggendong Gavin. "Nini ... Kakek ... Gavin udah pulang" ujar si kecil Gavin yang sangat menggemaskan. "Aduh cucu Nini habis jalan jauh. Capek ya sayang ? Udah sarapan belum tadi ?" Tante Sarah mamanya Catelyn mengambil Gavin dari gendongan Catelyn dan langsung mencium kedua pipi cucunya. "Udah Nini. Gavin udah maem" jawab Gavin dengan lidahnya yang masih cadel itu. Catelyn langsung memerintahkan kedua asisten rumah tangganya untuk segera membereskan koper-koper mereka. Sedangkan Gaby sudah lebih dulu pulang menuju rumahnya saat tiba di airport tadi. Om Arman papanya Catelyn langsung menghampiri anaknya dan memeluknya. "Gimana acaranya di Jakarta nak apa sukses ?" tanyanya dengan rasa penasaran. "Iya pa ... bersyukur banget acaranya sukses dan penjualan juga sampai sold out. Sekarang tinggal ngerjain PO aja" ucap Catelyn. "Ya udah kamu istirahat aja dulu ... hari ini ke kantor ?" tanya Tante Sarah kepada Catelyn sambil menggendong si kecil Gavin. "Sepertinya gak. Oh iya Ma ... tadi Gavin maem nya dikit jadi takutnya dia masih lapar" ujar Catelyn menjelaskan keadaan Gavin ke mamanya. Dan melihat wajah Gavin tentu saja menggemaskan karena matanya sudah mengantuk. Mungkin karena berangkatnya kepagian untuk anak seusia Gavin. "Nanti deh biarin dia bobok dulu. Habis itu baru dikasih makan lagi' ucap mamanya sambil menuju kamar Gavin dan menidurkan Gavin di kamarnya.
Ditempat lain ... Sebelumnya Ghavi sudah menelpon Annetha kembali. Setelah 3 kali dering baru terdengar bunyi "Halo ... dengan siapa ini ya ?" suara Annetha terdengar diujung telepon. "Hai Annetha ... Ini Ghavi. Remember me ?" jawab Ghavi dan tentunya ini mengagetkan Annetha walaupun ia mengerti maksud dan tujuan Ghavi menelpon nya. "Oh sure Ghavi ... Ada apa nih tumben telepon ?" Annetha berkata seolah-olah ia tidak mengetahui maksud dan tujuan Ghavi menelpon nya. "Gini Neth ... Kamu tau posisi Catelyn dimana gak sekarang ? Aku ada perlu banget sama dia" jawab Ghavi to the point. "Wah sorry Ghavi ... I don't know where Catelyn is now. Maybe she's still at home" ucapan standar dari seorang Annetha yang menjawab pertanyaan Ghavi. "Do you know Catelyn's address ?" tanya Ghavi. "Wah sorry Ghavi ... I can't give you information about Catelyn's address. And even if I did, it would be with Catelyn's permission. Dan aku rasa kamu udah tau dong ya kan" Annetha mencoba menghindar dengan permintaan lawan bicaranya. "Neth ... Aku minta tolong banget sama kamu. Ada waktu gak buat ngobrol sama aku ? Hari ini. Ada yang mau aku sampaikan ke kamu. Bisa ?" permintaan Ghavi dengan nada mengiba cukup membuat Annetha jadi mengiyakan ajakan itu. "Ok kamu mau ketemu dimana ? Aku ada waktu kosong nanti jam 2 siang. Kalau bisa lokasinya jangan jauh dari Pondok Indah supaya gak kena macet" Annetha bersedia bertemu Ghavi dan ia pikir mungkin dengan Ghavi bercerita ia akan mengetahui ada hubungan apa Ghavi dengan sahabatnya. "Ok thank you Annetha nanti aku share lokasinya. See you" ujar Ghavi dan dijawab Annetha "Ok Ghavi". Secara bersamaan terdengar bunyi klik telepon ditutup.
Di sebuah kamar yang cukup besar dengan design interior etnik yang tertata apik, Catelyn baru membuka HP yang sedari tadi ia matikan. Saat dinyalakan semua notifikasi chat dan telepon bergantian muncul di layar telepon nya. Tapi karena ia sedang lelah karena habis menempuh perjalanan udara, akhirnya ia memutuskan untuk tidur sebentar sebelum ia mulai membuka email, kertas kerja dan HP. Rasanya badannya capek dan sangat lelah. Ah sudah waktunya harus memanjakan badan dengan SPA kayaknya batin Catelyn. Tapi karena ia sudah sangat mengantuk, maka ia lebih memilih untuk tidur lebih dahulu dibandingkan harus melakukan reservasi massage.
Tak terasa jam 2 siang waktu teriknya Jakarta. Bertemulah kedua orang yang akan membicarakan tentang Catelyn disalah satu Cafe cukup ternama di Jakarta. "Hi Ghavi udah nunggu lama ?" tanya Annetha yang barusan saja terlihat berjalan ke meja yang sudah ditempati Ghavi. "Hi Netha ... makasih udah mau datang ya. Sorry aku jadi ngerepotin kamu" ujar Ghavi sambil mempersilahkan Annetha untuk duduk didepannya. "Ok Ghavi ... to the point aja ada apa sebenarnya antara kamu dan Catelyn ?" tanya Annetha. "Boleh kita order dulu Netha ?" ujar Ghavi sambil memanggil salah satu waiters yang ada di Cafe itu. Setelah keduanya memesan makan dan minuman barulah Ghavi melanjutkan obrolannya. "Ok Neth ... aku akan jujur sama kamu tentang hubungan kami di masa lalu. Aku dan Catelyn dulu adalah sepasang kekasih saat kami tinggal di Paris" akhirnya meluncurlah semua cerita masa lampau dari mulut Ghavi. Dari rencana mereka ingin menikah ... bekerja ... hingga akhirnya mereka harus berpisah karena perbuatan Tante Renatta mamanya Ghavi. Sejak saat itu Ghavi mencari keberadaan Catelyn di Milan namun tidak satupun mendapat titik terang. Sampai akhirnya Ghavi menyerah dengan keadaan, ia resign dari perusahaan di Belanda dan hanya alkohol yang menemaninya sampai 1 tahun setelah Catelyn meninggalkan nya. Hingga suatu hari kakeknya turun tangan dan meminta Ghavi untuk memegang perusahaan keluarga besarnya di Singapore sebagai CEO. Awalnya Ghavi tidak mau, tapi karena kesepakatan antara dirinya dan kakeknya yang tidak ia jelaskan, akhirnya ia menerima posisi tersebut dan meninggalkan Paris 2 tahun terakhir. Annetha mendengarkan semua cerita Ghavi dengan seksama. Ia melihat begitu merana nya Ghavi menjalani hidupnya saat ini. Ia harus dipaksa untuk menerima semua perjodohan dari keluarga besarnya hingga nanti ia menemukan Catelyn kembali (dan menurutnya ini adalah salah satu point kesepakatan antara dirinya dan kakeknya). Annetha shock dan tidak menyangka bahwa Ghavi sebegitu terbukanya menceritakan masa lalunya kepada Annetha. Dan Annetha pun menceritakan awal pertemuan nya dengan Catelyn sehingga bisa bersahabat dengannya. Tapi tetap ada yang ditutupi oleh Annetha yaitu kehamilan Catelyn. Karena itu bukan kapasitasnya untuk menceritakan kepada Ghavi. Itu adalah hak Catelyn. "Jadi sekarang maumu apa Ghavi ?" tanya Annetha. "Aku ingin Catelyn menjadi istriku. Walau terdengar egois bagimu Neth karena tau aku sudah bertunangan dengan orang lain yang akupun tidak tau sebelumnya kalau mamaku tiba-tiba melakukan perjodohan dengan anak seorang kenalannya untuk ke 7 kalinya" Ghavi sangat putus asa menghadapi mamanya. Namun karena kakeknya selalu mendukungnya dan berpihak padanya, Ghavi berani mengambil sikap tegas. "Aku akan coba bicara dengan Catelyn ya Vi ... Tapi kamu harus berjuang untuk mendapatkan hatinya kembali. Terlepas apakah ia sudah memiliki seseorang atau tidak dan untuk itu kamu harus cari tau sendiri" jawab Annetha yang bisa memprediksi butuh effort luar biasa bagi Ghavi untuk meluluhkan hati Catelyn. "Trus aku harus cari dia dimana Neth ?" tanya Ghavi kembali. "Kamu cari aja di Denpasar" kata penutup dari Annetha cukup membuat harapan dihati Ghavi. "Dan aku minta jangan beritahu sama Catelyn tentang pertemuan kita siang ini Ghavi. Aku hanya bisa mensupport kalian" ujar Annetha.
***