Demi keselamatan jiwanya dari ancaman, Kirana sang balerina terpaksa dijaga oleh bodyguard. Awal-awal merasa risih, tetapi lama-lama ada yang membuatnya berseri.
Bagaimana kalau dia jatuh cinta pada bodyguardnya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kujo monku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18 : Pancingan
Di Jakarta, Davis, Ganta dan Glen langsung menuju markas Jean's Eagle. Dia disambut oleh Jojo sang asisten yang setia.
"Bos, ada yang sudah menunggu," ucap Jojo saat bosnya datang.
"Siapa?" tanya Davis.
"Palingan papi, Bang," jawab Ganta yang langsung diangguki oleh Jojo.
Memang tadi Alister sudah menghubungi Davis. Beliau akan berkunjung bersama saudaranya yang juga papinya Glen, Kenzo Gautama.
Davis dengan langkah tegapnya menuju ruangannya. Sesampainya di sana, dia langsung menyalami kedua pria paruh baya yang berkharisma tersebut.
"Baru tahu kamu punya perusahaan ini," ucap Kenzo yang lebih mengenal Davis sebagai rekan bisnisnya.
Kenzo tampak menahan tawanya memandangi isi ruangan itu. Tidak bagi, Alister yang terus menatapnya tajam sejak tadi.
"Yaelah, Bang. Lo udah naksir Kak Kiran lama ya," seru Ganta yang memandangi foto-foto Kirana di ruangan itu.
Itulah mengapa Alister terlihat dingin. Entahlah, dia merasa Kirana tetaplah bayi baginya. Alister belum sepenuhnya rela jika ada yang akan menggantikannya dalam menjaga dan memberi kasih sayang pada anak perempuannya itu.
"Pantesan modus sampe jadi bodyguardnya Kiran," sindir Glen yang sudah duduk di samping papinya sendiri.
Davis hanya berdeham saja. Dia tidak mengelak karena memang itulah yang dia lakukan.
"Benar begitu, Vis?" tanya Alister dengan nada dingin.
"Iya, Om," jawab Davis dengan tegas. Dia pun bercerita awal mula dia naksir balerina nomer satu itu.
"Udah restuin aja sih, Al," saran Kenzo yang dari awal memang menyukai dan berniat mengenalkan Davis dengan keponakan tersayangnya itu.
"Hah, iya, Bang iya. Awas kamu bikin Kiran sakit hati,"
Davis berjanji akan selalu menjaga Kirana. Restu pun dia dapatkan dengan mudah.
Tidak lama, ruangannya diketuk. Ternyata Jojo yang datang membawa seseorang yang diikat tangannya dan kepalanya ditutup oleh karung goni.
Siapa dia?
****************
Sebenarnya penasaran sih dengan tujuan Audrey mengajaknya bertemu. Akan tetapi, ketimbang rasa penasarannya, Kirana lelah mendrama.
Bukannya Kirana lemah atau pengecut, tetapi dia sudah muak. Ajakan Audrey barusan langsung dia tidak tanggapi. Malahan, dia langsung melaporkan ke Davis yang baru saja mendarat di Jakarta.
Waktu pertemuan sebenarnya masih ada satu jam lagi. Kirana malah dengan santainya memasak di dapur untuk makan malam. Dia ditemani bibi dan Saki tentunya. Sedangkan Berto, pria itu berjaga di depan bersama Cakra.
"Kurang apa ya?" tanya Kirana saat sup yang dia buat sudah mulai mendidih.
Bibi pun mencicipinya dan – "Sudah enak, Mbak Kiran. Pas rasanya," seru bibi.
"Beneran, Bi?"
"Iya, Mbak. Sampun pas,"
(Sudah)
Kirana yang belum yakin, meminta Saki untuk mencobanya juga. Saki pun approve.
Akhirnya, mereka makan malam bersama. Berto dan Cakra pun ikut juga. Tiba-tiba ada pesan lagi masuk dari Davis, dan Kirana senang sekali.
Davis : Sayang, bisa kamu temui Audrey?
Kirana : Untuk apa? Gak ah*!*
Davis : Ayolah, untuk memancing dia. Kita butuh bukti langsung.
Kirana : Jadi kamu mau ngorbanin aku? Kamu mau numbalin aku?
Davis : Bukan gitu, sayang.
Kirana terkejut melihat pesan dari pacarnya itu. Kenapa Davis malah menyuruhnya untuk bertemu Audrey? Pikiran Kirana sudah kemana-mana.
Davis menghubunginya. Tetaplah, Kirana tidak mengangkat karena dia kesal.
Tiba-tiba, papinya menelepon. Kirana pun segera mengangkatnya.
"Halo, Pi,"
[Halo, sayang. Papi sudah bersama Davis. Lebih baik kamu turuti saja kata pacar kamu itu.]
Deg!
Pacar? Papi sudah tahu hubungan mereka? Dan terdengar papinya biasa saja saat menyebut statusnya dengan Davis. Kirana senang, hubungannya dengan Davis akan mulus.
Sayangnya, rasa senang itu kembali hilang ketika mengungat apa yang diminta oleh papinya dan sang pacar. Kenapa semua mau numbalin dia?
"Ih, Papi juga mau numbalin Kirana? Gak sayang lagi sama Kirana?"
[Bukan gitu, kita sudah punya bukti lengkap. Orang suruhan Audrey sudah tertangkap dan sudah mengakuinya. Tinggal kamu pancing Audrey agar dia mengakui semua rencana jahatnya sama kamu selama ini.]
Beberapa jam sebelumnya,
Siapa dia?
Karung goni yang menutupi kepala orang itu terbuka. Yang ada di dalam ruangan itu bisa melihat seorang pria asing. Pria berwajah blesteran. Sekilas mirip Berto, tetapi bukan anak buah Davis.
"Si– siapa kalian?" pria itu terkejut melihat ada banyak orang di ruangan itu.
Pandangan pria itu menelusur isi ruangan. Dia terkejut banyak sekali foto Kirana sang balerina, dan pria itu sadar jika dia sudah ketahuan.
Davis dan Alister maju ke hadapan pria itu bersama. Tanpa ba bi bu, baik Alister dan Davis langsung menyerang pria yang terikat itu secara bergantian. Tawanan itu ambruk ke tahah.
Ganta yang marah, langsung mencengkram kerah baju yang dikenakan pria itu.
"Nama Lo?" tanya Ganta dengan nada datar.
"Le– Lexy," jawab pria itu terbata karena pipinya sakit kena bogem mentah Davis tadi.
"Lo siapa Audrey?"
Pria itu awalnya diam. Akan tetapi, Glen menjambak rambutnya dengan kasar hingga kepalanya terpelanting ke belakang.
"Jawab pertanyaan adek gue!" seru Glen.
"Ka– kakak angkat Audrey,"
Alister dan Kenzo tahu sesuatu. Mereka langsung menginterogasi Lexy dan pria itu mengakui serta membeberkan rencana jahat Audrey pada Kirana.
Balik ke Kirana,
Kirana tampak diam. Dia berpikir logis kali ini. Sepertinya, memang dia yang harus membungkam juniornya itu.
[Kiran–]
"Baik, Pi. Malam ini, Kiran temuin dia. Saki dan Berto akan sama Kirana diam-diam."
Akhirnya, malam hari sesuai pesan dari Audrey, Kirana menggunakan taksi menuju ke kedai eskrim yang terkenal di tangah Kota Jogja. Dia pun sudah mengenakan kacamata berkamera dan perekam suara di pin yang dia gunakan di kemeja.
Di belakang taksi Kirana, ada Saki dan Berto yang menguntitnya. Mereka akan menyamar menjadi tamu kedai eskrim itu layaknya turis dan mengawasi Kirana dari jarak yang tidak mencurigakan.
Kirana sudah tiba di kedai itu. Di segera masuk terlebih dahulu. Ternyata Audrey sudah datang dan duduk di sudut kedai. Kirana terlihat biasa saja saat bertatapan dengan Audrey.
"Effort banget sampe nyamperin ke Jogja," Belum juga duduk tanpa basa-basi, Kirana langsung mengeluarkan jurus nyinyirnya.
Tatapan Audrey semakin tidak bersahabat. Dia awalnya ingin beramah tamah untuk basa-basi. Akan tetapi, rivalnya malah sudah menyulut api duluan.
"Untuk mencapai puncak memang butuh effort," balas Audrey.
Kirana menyeringai dan langsung duduk dihadapan lawan bicaranya. Dia letakkan satu cup eskrim yang sudah dia pesan sebelumnya.
"Aku setuju sih sama kalimatmu barusan. Hmmm– cuma gak pake neror juga kali. Gak fair dong!"
Audrey menggeram. Ternyata dia memang sudah ketahuan. Benar apa kata maminya kemarin. Audrey sengaja datang ke Jogja untuk mengancam dan menekan Kirana.
"Lo terlalu serakah, Kak. Lo udah tua. Harusnya gantian gue yang ada di posisi Lo saat ini," balas Audrey penuh ambisi.
Kirana tertawa terbahak-bahak. Dia melirik sedikit ke arah dua bodyguard nya yang sedang menikmati eskrim sambil mengawasi dirinya. Mereka tampak seperti sedang berkencan.
Ah, jadi kangen Davis. 'Pokoknya, setelah semua ini selesai, aku mau kencan sama Davis!' batinnya sudah mereog.
"Ya usaha lebih keras dong. Latihan terus. Gak cuma party doang bisanya. Kamu yang gagal, aku yang diteror. Kamu gak waras?" kesal Kirana.
Kirana jadi gak minat lagi dengan es krimnya. Padahal dia memesan es krim favorit yang selalu dia order ketika cheating day dari dietnya.
"Dari mana kamu tahu kalau gue yang neror?"
...****************...