Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.
Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.
akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?
atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
gue kan mata-mata in lo ra
11
Jalanan menuju bandara soekarno-hatta kembali padat, karena orang-orang sudah mulai beraktivitas, dan di sinilah raisa berada, ia berada di tengah kemacetan ibukota, menuju bandara untuk mengantar kakeknya yang akan berangkat kebali hari ini.
Setelah beberapa menit kemudian, mereka telah sampai di bandara, raisa turun dari mobil dengan perasaan lega, juga sedih, karena sebentar lagi alvaro aakan berangkat, alvaro tersenyum ke arah dua cucu kesayangannya ini, ia memeluk keduanya dengan penuh kasih sayang
"Erland jaga adik kamu baik-baik ya" ada jeda "dan raisa jangan nakal-nakal, dengerin ucapan kakak kamu oke"
Mereka berdua mengangguk patuh, tak lama dari itu, resepsionis sudah memanggil nama alvaro dengan lancar, raisa kembali memeluk kakeknya dengan erat, cewek itu menangis di dalam pelukan alvaro
"Hiks... kakek hiks... jangan lama hiks... lama di sana hiks... jaga kesehatan hiks... kakek di sana"
"Jangan nangis lho, emang gak malu dilihat banyak orang? masa udah hampir lulus SMA masih cengeng?" lelaki itu mengusap air mata rasa dengan lembut lalu mengelus kepala raisa pelan
"kakek berangkat dulu" pamitnya dengan senyuman yang terukir dibibirnya,membuat raisa semakin menangis, kini laki-laki itu sudah melangkah ke arah pesawat sambil Melambaikan tangan ke arah raisa dan erland dengan senyuman yang tidak luntur, tak lama kemudian, pesawat yang ditumpangi alvaropun lepas landas meninggalkan bandara.
"Ya udah ra, yuk balik"
"Harus pindah sekarang ya kak?" tanya raisa dengan lesu, dipipinya masih ada sisa-sisa air mata
"Ya iyalah, ntar kalau ketahuan sama kakek kalau lo nggak tinggal sama gue, ntar adanya gue yang kena marah karena gak jagain lo" raisa menghela nafas pasrah, cewek itu melangkah ke arah mobil dengan malas, erland terkekeh geli melihat tingkah adiknya ini, cowok itu bergegas masuk kedalam mobil lalu melanjutkan perjalanan menuju mansion yang akan raisa tempati.
💫💫💫
"Enak aja, ini punya gue" kelvin mengambil snack yang dipegang revan lalu memakannya dengan nikmat, revan juga tidak mau mengalah, Ia pun merebut snack yang ada di tangan kelvin.
"njir, ini punya gue, gue yang ambil dikulkas"
"Gue yang beli kemaren"
"Nggak, nggak bi wati yang beli itu"
"Nggak pokoknya punya gue"
Kelvin dan revan terus menerus menarik snack itu, dengan kesal, andika mendekati tempat kelvin dan revan berdebat, cowok itu merebut snack yang ada di tangan mereka lalu memakannya dengan nikmat.
"Ka, mana punya gue?"
"Enggak, itu punya gue ka, punyanya kelvin yang paling ganteng, jangan percaya sama si kentut badak"
"Enak aja lo pantat panci"
"Eh lo sableng"
"elo___"
"Stop, sekarang ini snack punya gue" potong cowok itu cepat, karena tidak tahan dengan ocehan kedua makhluk aneh ini.
Andika duduk di depan televisi lalu menghidupkannya, menonton, sambil menikmati snack ditangannya, kelvin dan revan tercengang melihat andika yang makan dengan santai, mereka yang berebut snack sampai kelelahan, tapi pada akhirnya andika lah yang menikmatinya.
"Terus gue makan apa?" tanya revan dan kelvin kompak
"Udah, lo berdua kan kambing, makan aja tuh rumput di halaman" andika menjawab santai, lalu menunjuk halaman yang terlihat dari jendela
"Udah ah, gue mau ambil di dapur aja" revan melangkah ke arah dapur dengan langkah malas, mengambil beberapa snack di sana, setelahnya, cowok itu kembali ke ruang tamu lalu duduk di depan kelvin.
"Lo ngidam apa gimana van? Kok banyak banget? sekalian aja bawa sama kulkasnya ke sini.
"Iri lo, bilang aja" nyinyir revan kesal.
Seseorang membuka pintu, membuat ketiga cowok itu mengalihkan pandangan ke arah pintu, erland masuk ke dalam dengan membawa koper di tangan kirinya, cowok itu duduk di dekat andika, menyandarkan punggungnya di sofa yang ia duduki
"Barang-barang siapa nih bang?" tanya andika kepo, erland melirik andika sekilas, lalu kembali memejamkan mata
"Adek gue"
Andika melihat kearah pintu,namun tidak ada orang yang masuk "terus adek lu sekarang di mana" tanyanya kemudian.
"Masih di taman belakang, mungkin jalan-jalan sama siska" mata andika berbinar, ia tidak sabar untuk membuktikan, apakah benar raisa adalah adik erland atau tidak, dan apakah dia adalah gadis kecil itu?
💫💫💫
Seorang cewek berkacamata bulat, rambutnya dikepang dua masuk ke dalam mansion, ke 4 cowok yang ada di sofa ruangan tamu mengalihkan pandangan ke arahnya, erland berdiri dari duduknya, lalu menyambut cewek itu dengan senyuman, cewek itu pun ikut tersenyum pada erland, erland merangkul bahu raisa lalu mendekat ke sofa
"Nih kenalin adek gue, namanya Etta arabella kasela, kalian bisa panggil abel atau etta juga boleh, tapi dia lebih sering dipanggil etta" jelas erland santai
Kelvin dan revan mengangguk-angguk, mencermati perkataan erland, berbeda dengan andika, cowok itu yang tidak percaya dengan apa yang ia lihat, ia yakin bahwa cewek itu adalah raisa, bukan etta atau abel, tapi kenapa begini? , entahlah ia akan mencari tahu itu nanti.
"Ya udah kak, etta ke kamar dulu ya" ujarnya sopan
"Ayo kakak antar" raisa menggangguk setuju iapun melangkah bersama erland menuju kamar.
"Makasih ya kak udah bantuin gue"
"iya ra apapun buat lo, tapi___" erland tidak melanjutkan kata-katanya, raisa yang melihat itupun mengangkat satu alisnya bingung
"Tapi apa kak?"
"Lo cupu banget pakai gituan ra, lo pernah mimpi jadi artis ya?" cewek itu memajukan bibirnya 5 cm, kesal.
Sesampainya di kamar, raisa langsung melepas kacamata bulatnya, juga wig yang ia pakai.
"Ya udah, gue turun ke bawah dulu ya"
"Oke bos" raisa mengangkat tangannya, memberi hormat pada erland, membuat cowok itu tersenyum dan mengacak rambut adiknya gemas, raisa ikut tersenyum lalu merapikan rambutnya yang berantakan karena ulah erland.
💫💫💫
Malam yang cerah bintang-bintang bertaburan menghiasi langit, bulanpun ikut hadir, menambah kesan Indah, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, udara menjadi semakin dingin, namun itu tidak berpengaruh untuk dirinya, cewek itu sangat suka dengan udara malam, karena menurutnya itu sangat menenangkan, ia sekarang berada di balkon, memandang lurus ke depan, kacamata bulat itu tetap bertengger dihidungnya, juga wig yang masih ia pakai, karena takut ketahuan oleh 4 iblis yang tinggal 1 rumah dengannya.
Untungnya sebelum pindah, raisa sudah bertanya terlebih dahulu pada kakaknya, mungkin jika tidak, sekolah akan menjadi riuh bahwa Marga cewek itu sebenarnya adalah kasela, pikirannya kembali berputar pada kejadian tadi siang di mobil.
"kak, kita tinggal ber 2 aja disana?" tanya raisa pada cowok yang berada disampingnya, cowok itu pun tersenyum
"enggak lah, ada 4 orang lagi disana"
"emang siapa aja kak?"
"tentunya para pewaris 5 keluarga" jawab erland sekenanya
"jadi gue bakal 1 atap sama para iblis high school?" batin cewek itu berujar, lemas, 4 orang itu? siapa lagi kalau bukan ke 4 idola high school, orang yang membuat raisa naik darah setiap saat, ya, mereka adalah andika, reza, kelvin dan revan, ke 4 orang paling menyebalkan, yang pernah cewek itu temui
"kok bisa sih kak kita serumah sama mereka?" gerutu cewek itu kesal
"kan mansion itu emang khusus buat pewaris 5 keluarga ra" jawab erland enteng
"gue boleh minta tolong gak kak?" tanya raisa dengan nada manja
"apaan?" tanya erland dengan kedua alis terangkat
"gue mau ganti nama, selama tinggal disana, hmmm, sama penampilan juga" ujar cewek itu membuat erland menghela nafas panjang
"gue tau lo ga pake marga kasela kan" tebakan erland tepat sasaran, membuat cewek itu menyengir kuda, dengan mengangkat jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf V
"iya" jawab erland pada akhirnya
Drtttt drtttt drtttt
suara notifikasi membuyarkan lamunannya, raisa pun mengambil ponsel, mengeceknya.
Raisa menggelengkan kepala tidak habis fikir membaca pesan dari sepupunya ini, yang bisa dibilang seperti orang gila, panggilan video membuatnya kembali memfokuskan pandangan ke layar ponsel, ia tersenyum menekan tombol terima, dari layar ponsel, tampillah wajah teman-temannya, mereka tersenyum satu sama lain.
"penampilan gue gimana menurut kalian?" tanya raisa memperlihatkan seluruh wajahnya
"Lo lagi latihan drama atau gimana ra?" tanya vira heran
"tau nih raisa, ada-ada aja, sok cupu" tambah keysha terkekeh geli
"Pasti lo lagi ngerencanain sesuatu ya ra?" tanya kanza menatap raisa intens
"Besok gue jelasin deh janji"
"Lo ke pasar malam sama siapa vir? lagi pada PDKT an sama siapa lo?" tanya keysha menggoda, cewek itu tersenyum, entahlah dia bingung ingin menjawab apa,
Asal kalian tau, sudah sedari dulu hatinya tetap sama, tidak pernah berubah, vira menyukai "jonathan sbastin" seseorang yang mampu meluluhkan hatinya.
"Pacaran mulu nih tikus afrika" kanza terkekeh pelan
Seseorang berdaham tepat di belakang raisa, refleks cewek itu langsung mengakhiri panggilan, kemudian membalikkan badan, melihat siapa yang datang
"Belum tidur ta?"
Cewek itu tersenyum paksa melihat cowok dihadapannya, yang tak lain adalah andika, raisa menahan kekesalan pada cowok yang berada didepannya ini, ingin rasanya ia menonjok wajah andika dan berteriak tepat didepan cowok itu "BISA GAK SIH GAK USAH GANGGU GUE, GUE ENNEK BANGET LIAT LO" namun ia tepis jauh-jauh keinginan itu, karena ia tidak mau indetitasnya terbongkar
"belum, soalnya etta belum ngantuk" ujar raisa dengan suara lembut, namun terdengar menggemaskan ditelinga andika, andika pun mengacak rambut raisa gemas
"ngapain si pake ngacak rambut gue segala, gimana klo wig-nya copot coba, kan bahaya" batinnya berseru
"tidur, udah malam, emang besok gak sekolah?"
"etta sekolah online, kadang gurunya datang kerumah" raisa berbohong, andika menganggukkan kepala mengerti, padahal ia tau jika raisa berbohong
"andika kok belum tidur?"
"gue kan mata-matain lo ra" batin andika dengan senyum yang tersungging dibibirnya
"kok lo tau nama gue? tau dari mana?" tanya andika dengan satu alis yang terangkat
raisa menggigit bibir dalamnya, setengah berfikir
"kok diem?"
"eh maaf, etta etta... ha iya tau dari kak erland" jawab raisa terbata
"oh, lo suka udara malam?"
"lo bawel banget si, ganggu ketenangan gue aja" gerutu raisa dalam hati
"etta suka banget udara malam, apalagi langitnya itu indah, banyak banget bintangnya" raisa menunjuk bintang yang paling terang, perasaan kesalnya mendadak menghilang disaat memandang gemerlap bintang
"cieee, andika modusin etta ni ye" kelvin dan revan datang tak diundang bagaikan jai langkung.
andika menatap mereka berdua dengan tatapan membunuh
"etta masuk dulu ya" pamitnya
"bye-bye cantik"
"good night, mimpi indah ya etta" ucap kelvin dan revan bergantian
raisa berjalan tanpa menghiraukan ucapan keduanya
"ekhem" andika berdeham, membuat kelvin dan revan mengalihkan pandangan padanya, mereka berdua menyengir kuda
"ka, gue kebawah duluan sama kelvin" kelvin dan revan sudah bersiap untuk kabur
"mau kemana van? udah disini aja sama gue" andika menarik baju revan dan kelvin dari belakang
"jangan sentuh aku mas"
💫💫💫