NovelToon NovelToon
MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:86.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Myatra

Fabian dipaksa untuk menggantikan anaknya yang lari di hari pernikahannya, menikahi seorang gadis muda belia yang bernama Febi.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka selanjutnya?

Bagaimana reaksi Edwin saat mengetahui pacarnya, menikah dengan ayah kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myatra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 17

Fabian langsung membekap mulut Febi yang hendak menjerit. Jika jeritan Febi sampai terdengar oleh orang tua mereka, pastilah akan membuat kehebohan.

Febi langsung menutup kedua matanya dengan tangan.

"Mata aku ternoda." Febi berbalik lagi membelakangi suaminya. Melihat itu Fabian justru terkekeh senang. mengambil baju yang disiapkan istrinya, lalu kembali masuk ke kamar mandi.

Febi yang meraskan kepergian Fabian, disusul dengan suara pintu kamar mandi yang tertutup, membalikan badan dan menjatuhkan dirinya, duduk di tepian tempat tidur. Bayang-bayang tubuh Fabian yang seperti tanpa cela memenuhi pikirannya. Dada bidang, perut yang rata, dan otot lengan yang tidak terlalu besar, terasa sempurna di mata Febi.

Menyadari pikiran-pikiran aneh yang datang di kepalanya, Febi menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terpejam.

Fabian yang sudah rapi, keluar dan melihat Febi sedang menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa heran.

"Ngapain geleng-geleng kepala?"

Febi langsung berhenti, dan membuka matanya. Melihat Fabian yang memakai pakaian yang tadi dipilihnya, justru membuat aura ketampanannya semakin memancar. Fabian tampak lebih muda dari usianya. Febi merasa jika jantungnya berdetak lebih cepat saat melihat Fabian.

"Sekarang, Om makan dulu, sudah siang! Aku nunggu dibawah aja ya." Febi berusaha menghindar dari Fabian, demi menyelamatkan jantungnya yang berdetak semakin kencang.

"Suaminya sakit, ko ditinggal!" Fabian pura-pura memasang wajah sendu.

Fabian tahu, Febi sedang berusaha menghindarinya, terlihat dari wajah Febi yang memerah dan gesture tubuhnya yang malu-malu kucing memandang Fabian.

Febi yang hendak membuka pintu, terhenti mendengar suaminya berbicara seperti itu. Febi mengalah, berjalan ke arah meja, setelah sebelumnya, menarik nafas dalam-dalam, agar jantungnya bisa berdetak normal kembali.

Febi mengambilkan makanan di atas meja, dan duduk di sofa samping pintu, Melihat itu, Fabian juga berjalan ke arah sofa, senang istrinya mau menuruti permintaannya.

"Bisa makan sendiri?" Febi menawarkan sesuatu yang justru semakin membuat jantungnya menggila.

"Aku makan sendiri saja, asal kamu tetal disampingku."

Febi menyerahkan piring berisi makanan ke pangkuan suaminya. Fabian mulai menyuapkan makanan ke mulutnya, sedang Febi memilih menundukan kepalanya, tak tahu harus berbuat apa.

"Aaaaa..." Seperti saat hari pertama pernikahan mereka, Fabian menyodorkan sendok berisi makanan ke arah Febi.

"Tapi, aku udah makan, Om."

"Nggak apa-apa, makan lagi. Biar tubuhnya sedikit berisi!"

"Om bilang aku kurus?" Febi mendelikan matanya ke arah fabian.

"Aku, nggak bilang ya, kamu sendiri yang bilang." Tangan Fabian masih menggantung dengan sendok ditangannya.

"Sama aja," Febi menjawab ketus.

"Cepetan, tangan aku pegel."

"Nggak mau, nangi aku tertular virus sakitnya Om." Febi memalingkan wajahnya, menemukan cara untuk membalas Fabian.

"Aaaa..." Fabian tetap memaksa.

"Kalau nggak dimakan, ya udah sampe nanti tetap gini!"

Akhirnya Febi memasukan sendok berisi makanan ke mulutnya, Febi sudah ingin keluar, nggak ingin dekat-dekat dengan Fabian, jantungnya butuh diselamatkan.

"Pinter, istri yang baik." Fabian mengucapkan itu, sambil menepuk-nepuk puncak kepala Febi. Mendapat perlakuan demikian dari suaminya, tentu saja makin membuatnya salah tingkah, dan itu justru membuat Fabian suka.

Fabian memakan lagi makanannya beberapa suap, lalu menyodorkan kembali suapan pada sang istri.

"Aku dah kenyang, Om."

Fabian tak memaksa lagi, Febi mungkin nggak bisa makan banyak, beberapa kali makan bersama, Febi selalu mengambil makanan sedikit.

Fabian menyelesaikan makannya, dan meminta Febi mengambilkan minuman yang masih berada di atas meja, Febi segera mengambilkan minuman untuk suaminya.

"Sayang, nggak minum?"

"Nggak, ah. Nanti dikira modus lagi, sengaja minum di gelas yang sama."

Mendengar itu sontak Fabian tertawa.

"Om, mau minum obat lagi nggak?"

"Nggak usah, sudah enakan badannya. Kan kamu obatnya."

Wajah Febi memanas mendengar gombalan suaminya.

"Turun ke bawah yu ah, aku belum ketemu ayah, ibu, mamah juga papah." Fabian berdiri, mengulurkan tangannya ke arah Febi.

Namun Febi tak acuh dengan uluran tangan Fabian, dan memilih berdiri sendiri, namun nahas bagi Febi, saat melangkah kakinya tersandung kakinya yang lain, sehingga keseimbangan berdirinya goyah, beruntung Fabian sigap, segera menangkap tubuh Febi.

Febi dalam dekapan Fabian, keduanya saling tatap. Meskipun baru bersama sebentar, nampak dikedua mata mereka ada benih cinta yang mulai tumbuh. Fabian menegakan tubuh Febi agar berdiri sempurna.

Kini keduanya saling berdiri berhadapan, saling menatap dalam diam. Fabian mencondongkan wajahnya, mendekat ke arah Febi. Melihat tatapan Fabian, tubuh Febi mematung seolah terhipnotis dengan tatapan penuh cinta Fabian.

Febi pasrah, saat dirasakan benda kenyal milik Fabian, menyentuh benda serupa miliknya.

¤¤FH¤¤

Setelah malam pertama yang dilaluinya dengan wanita bayaran tersebut, untuk malam-malam selanjutnya, Edwin kembali mendatangi wanita malam itu kembali. Bahkan Edwin sudah membooking wanita tersebut selama satu minggu penuh, dan berjanji jika pelayanannya memuaskan, Edwin akan kembali membooking untuk waktu yang lebih lama lagi.

Edwin menggilai cara wanita itu melayaninya, usianya masih muda, sekitar dua puluh lima tahunan, atau mungkin kurang. Dari cerita yang Edwin korek, wanita itu sudah menjadi wanita malam, sejak dia berusia enam belas tahun, kebutuhan hidup menjadi alasan utama dia menjual diri.

Parasnya yang cantik, badannya yang tinggi, dan terawat, menjadikan dia salah satu primadona, tak heran pengalamannya memuaskan pecinta syahwat sangat disukai oleh lelaki yang membayarnya, termasuk Edwin.

Meski tak secantik kekasih hatinya, Febi, namun postur tubuhnya yang seperti Febi, membuat Edwin bisa membayangkan jika dia melakukannya dengan Febi.

Setiap malam, sebelum menjemput wanita malamnya, Edwin selalu menelepon bahkan melakukan panggilan video pada Febi. Menghujani Febi dengan kata-kata cinta, dan rencana indah setelah menikah nanti.

Uang memang tak jadi masalah untuk Edwin. Banyak tempat yang bisa Edwin mintai uang. Sejak Edwin kecil mamahnya tentu tak masalah memberi uang berapapun yang Edwin mau, asal Edwin menjadi anak yang baik didepan mamahnya. Pak Tino, meskipun hanya papah sambung, tetapi sangat memanjakan Edwin, karena tak bisa memiliki keturunan, menjadikan Edwin sebagai tempat mencurahkan kasih sayangnya.

Fabian, ayah kandungnya, meski tak seroyal mamah dan papah sambungnya, tapi tetap menjatahkan uang bulanan untuk Edwin, yang nominalnya cukup besar.

Dengan sumber keuangan yang terus mengalir, tak heran jika Edwin bisa menghambur-hamburkan uangnya.

Sepuluh hari sebelum pernikahannya dengan Febi dilangsungkan, tiba-tiba Edwin demam tinggi, alat v***lnya sakit luar biasa, dan air seninya mengeluarkan darah dan nanah yang berbau tajam.

Lidya yang melihat anaknya kesakitan, langsung membawa Edwin ke rumah sakit. Setelah mendapat penanganan, Edwin diharuskan rawat inap.

Edwin melarang Lidya memberitahu Febi, perihal sakitnya Edwin. Karena jika diberitahu, sudah pasti Febi dan orang tuanya akan tahu, jika diluaran sana, Edwin sering melakukan perbuatan zina.

Setelah konsultasi dengan dokter, mau tak mau, Edwin jujur tentang kebiasaan buruknya. Lidya sangat terpukul mengetahui kenyataan, jika anaknya tak semanis di depannya.

Oleh Dokter, Edwin di sarankan untuk melakukan tes lanjutan, untuk membuktikan apakah virus itu sudah menginfeksi tubuh Edwin atau belum. Dokter juga menjelaskan rangkaian tes yang harus dilalui Edwin.

Mendengar itu Edwin frustasi, acara pernikahan yang hampir di depan mata. Tak mungkin Edwin tetap memutuskan menikah sedang keadaannya seperti ini. Membatalkan pernikahan juga tak mungkin, karena rencananya sudah sangat matang, dan keluarga Febi tak mungkin mau membatalkan.

Memikirkan itu membuat Edwin depresi, bahkan hampir menghilangkan nyawanya. Melihat itu, akhirnya Lidya membawa Edwin keluar negri untuk melakukan pengobatan di sana.

Lidya memang tak memberitahu keluarga besarnya, perihal acara pernikahan putranya, oleh karena itu, dia merasa tak harus mengkonfirmasi keluarga ataupun kerabat tentang pembatalan pernikahan putranya.

Mereka berangkat dua hari menjelang acara pernikahan. Lidya memutuskan semua akses komunikasi dengan keluarga Febi.

Tanpa sepengetahuan mamahnya, Edwin memberitahu ayah kandungnya tentang rencana pernikahan dirinya dengan gadis pujaannya. Memintanya datang, tak lupa mengirim alamat lokasi pernikahannya.

BERSAMBUNG.

1
Muldiah Diah
Luar biasa
🌿×ìąօണҽì հąղҽҽղ🦋🕊🤍🐬
susah jantuh cinta kt lidya tp kang cingkuh... Hran sama org2 ky gni, playing victim asem....
Khoerun Nisa
novel mu kebnyakn yg gantung tor udh beberapa taun aku nunggu kirain udh lanjut eh masih gntung juga sprti novel lain nya
Erina Munir
yaah abiiss...ngegantuung
Erina Munir
sebab ibu sdh hamil....semogaa
Sarah Yuniani
wakakakkakk
Sarah Yuniani
aku yang 9 taun juga masih malu thor ... 😅
Sarah Yuniani
kaya udah happy ending nggak sih !!
Sarah Yuniani
udah episode berapa masih aja om ..
Sarah Yuniani
pake mulut 😂
Sarah Yuniani
sejauh ini bacanya enjoy ..
penasaran terus
Sarah Yuniani
kenapa gak mas aja thor ..
Sarah Yuniani
mbacanya gimana ini 😅
Sarah Yuniani
sialan kau thor .. kenapa juga namanya Mayang 😂
Sarah Yuniani
jangan pake saya lagi dong thor ..
gak enak banget dibaca
Sarah Yuniani
Alhamdulillah...
semoga bian dan Febi bahagia selalu
Sarah Yuniani
itu ibu tiri Fabian yaa ??
kan katanya sejak kecil Fabian kurang kasih sayang mama
Sarah Yuniani
dunia novel yang sempit mungkin .. hehew
Sarah Yuniani
/Facepalm//Facepalm/
RossyNara
aduh om jangan keras² suaranya karna perempuan itu sensitif perasaannya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!