Citra lerasati wanita cantik, yang di nikahi oleh Dimas putra 3 tahun silam, citra membantu Dimas berjuang dari nol dengan bekerja keras tanpa lelah dan akhirnya mereka pun sukses membangun sebuah perusahaan tapi disaat bersamaan citra pun hamil, bukan kebahagian yang di terima ternyata penghianat suaminya dengan sahabat baiknya dan itu semua di dukung oleh mertuanya, saat akan melahirkan tidak ada seorang pun yang mau menolong citra dan akhirnya bayi citra meninggal saat dilahirkan karena benturan yang dialami citra terjatuh saat akan pergi ke rumah sakit , karena ketidak Adilan ini citra memiliki dendam sangat besar pada suaminya, ibu mertuanya dan juga sahabat nya, yang malah tertawa bahagia disaat dia kehilangan anaknya, "Dimas putra, aku citra Larasati bersumpah akan membalas rasa sakitku dan aku juga menyumpahimu kau tidak akan pernah jadih ayah karena kau tidak pantas dan untuk mu sahabat penghianat aku menyumpahi mu tidak akan pernah merasakan menjadi ibu seumur hidup mu karena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANATA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meeting
seminggu telah berlalu, dengan kepintarannya kini Citra sudah dapat menggambarkan apa yang di inginkan Manuel. Dan hari ini pertemuan dengan pihak D.C, dan saat ini Citra dan Manuel sedang berdiskusi memastikan jika tidak ada kesalahan sebelum meeting bersama D.C.
setelah beberapa saat kini meeting pun dimulai, sebenarnya orang perwakilan dari perusahaan D.C dibuat terkejut dan bingung dengan adanya Citra mantan istri bosnya mereka. setelah perceraian itu mereka tidak pernah melihat Citra, jadi begitu mereka melihat Citra berada di perusahaan yang sangat terkenal dan terbesar di Negara ini membuat meraka penasaran. Namun karena masih jam kerja mereka berusaha profesional, dan bersikap tenang.
Citra yang memimpin presentasinya mewakili Manuel, karena Manuel telah memberi kepercayaannya kepada Citra. Selama Citra presentasi Manuel terus menatap Citra tanpa sedikit pun teralihkan, bahkan terlihat Manuel tersenyum tipis.
dan semua orang yang berada diruang meeting itu tahu jika Manuel sedang menatap Citra kecuali Citra sendiri tidak menyadari jika sedang ditatap oleh Manuel, karena dia sedang sibuk presentasi.
setelah beberapa saat kini meeting telah selesai, dan perwakilan dari perusahaan D.C mulai pergi meninggalkan perusahaan Manuel. kini diruang meeting tersisa Citra dan Manuel.
" Citra aku sangat puas dengan hasilnya, dan akhirnya aku bisa memiliki desain interior sesuai yang aku impikan sejak dulu. Kamu memang hebat Citra." puji Manuel.
" hehe... Mas jangan berlebihan kan yang memiliki ide itu semua mas, dan aku hanya membantu sedikit." ucap Citra dengan senyuman.
"Tapi cuma kamu yang mengerti dan memahami seperti apa yang aku inginkan. Aku sangat beruntung bisa dibantu sama kamu." ucap Manuel tersenyum bahagia.
"Terima kasih mas..." ucap Citra tersenyum manis.
"No... Kenapa kamu yang berterima kasih, seharusnya yang berterima kasih itu aku. Karena kamu sudah berkerja keras membantu aku, bagaimana sebagai tanda terima kasih aku traktir kamu, apa pun yang kamu mau." ucap Manuel.
"terima kasih mas sebelumnya tapi gak usah repot-repot aku kan melakukan itu semua karena memang sudah menjadi tugasku." ucap Citra.
"iya tapi itu beda, anggap saja ini sebagai bonus. Pokoknya gak boleh nolak, karena ini sudah rezeki kamu Citra." ucap Manuel yang tidak menerima penolakan.
"hem baiklah, kalau begitu aku tidak akan sungkan lagi. Jangan menyesal saja disaat aku membeli sesuatu dengan jumlah banyak." ucap Citra tersenyum.
"hahaha... aku tidak akan menyesal, dengan senang hati. karena apakah kamu lupa jika aku sangat kaya raya." ucap Manuel dengan bangga.
"sombong..." gumam Citra.
"aku bisa mendengarnya Citra." ucap Manuel tersenyum menatap Citra.
"hehe benarkah." ucap Citra tertawa sambil menutup mulutnya.
Melihat tingkah Citra Manuel terkekeh, dia tidak menyangka Citra mampu membuatnya terus tersenyum seperti ini. Padahal Manuel sebelumnya sangat sulit untuk tersenyum dengan seseorang, bahkan pada keluarganya terkecuali pada Bianca Adik sepupu yang dia sayangi itu.
"Baiklah ayo kita pergi sekarang, hari ini akan aku turuti semua keinginanmu." Ucap Manuel berdiri dan memperbaiki jas yang dia pakai.
"Ayo..." Ucap Citra.
Lalu citra dan Manuel pergi berdua, saat di perjalanan Citra dan manuel terus bercerita. Ya semenjak seminggu yang lalu mereka menjadi jauh lebih dekat bahkan mereka sudah bisa saling bercanda tanpa canggung. Mereka merasa nyaman satu sama lain, sehingga ada saja yang mereka bicarakan.
"jadi ini kita tujuannya mau kemana?" tanya Manuel
"hem... Bagaimana kalau kita cari tempat makan dulu soalnya aku sangat lapar sejak tadi." ucap Citra.
"benarkah! Apa kamu tidak sarapan." tanya Manuel seakan tidak menyangka jika Citra merasa lapar, dia pikir Citra tidak sarapan saat sebelum pergi tadi pagi.
"Tentu saja aku sarapan, tapi karena gugup saat presentasi tadi membuat seluruh tenagaku terkuras. Sehingga saat ini aku merasa sangat lapar." Ucap Citra.
"haha,,, jadi kamu saat meeting merasa gugup!" ucap Manuel sambil tertawa. Dan Citra mengangguk.
"masa sih, aku lihat tadi kamu terlihat tenang dan tidak terlihat gugup." ucap Manuel
"hem... Iya aku merasa sangat gugup, mungkin karena sudah lama tidak presentasi seperti tadi." ucap Citra tersenyum.
"Tapi kamu hebat tetap bisa terlihat tenang, sehingga orang tidak bisa melihat kamu sedang gugup dan semua pekerjaan berjalan dengan lancar serta bagus.
"Benarkah!" tanya Citra untuk lebih memastikan jika kerjanya bagus benar adanya. Lalu Manuel menganggukkan dan wajah yang meyakinkan. Melihat itu Citra tersenyum lega setidaknya kerjanya bagus dan tidak memalukan.
Bersambung.
********************
Terima kasih sudah mampir membaca novelku ini, jika suka jangan lupa Like,subscribe dan komen ya guys.
Salam
❤❤❤
ANATA
