Berisi konten komedi dan dewasa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Junita Aisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
"Wahh" Vania senyum.
malam harinya
Vania lalu datang kerumah sakit dan taevin nunggu di mobil, dan Rian liat Vania dia senyum.
"ehh ngapain kesini?" Rian
"Aku mau liat Sania" Vania senyum
"owhh kamu kangen sama Sania?, baik-baik masuk aja" Rian senyum membantu membuka pintu untuk Vania dan Rian juga masuk dan wawa atau nama barunya Sania dia kaget liat Vania dan langsung senyum.
"Kamu harus hati-hati sama pacar kamu!! Dia mafia!!" Wawa natap Vania dan Vania ngangguk dan megang tangan Wawa yang sekarang lumpuh jadi Wawa gak merasa tangan Vania basah, dan yaa sebelum keluar mobil Vania mencelupkan tangan nya ke dalam cairan dan cairan itu menghilang kan obat sebelum nya yang mana sebagai penghilang ingatan!, lalu tangan Vania satu lagi megang tangan Wawa dan itu cairan Emosional pada tubuh nya yang makin meningkat dan tidak terkontrol.
"Aku cuma bawa oleh-oleh" Vania megang tangan Wawa dengan kedua tangan nya
"Makasih" wawa
"Aku harus pergi!! Soalnya aku juga Ada acara" Vania senyum lalu berdiri dan Rian mau nyalam Vania dan Vania salam dia pakai tangan nya yang menyehatkan tubuh Nya tapi kalo orang sehat megang nya berarti dia akan sakit.
"Kenapa tangan mu basah?" Rian
"Aku habis cuci tangan!! Karena kata dokter nyentuh orang sakit harus dengan tangan bersih!! Kamu juga!! Jangan sampai dia sakit tapi penuh kuman" Vania lalu melepas jabatan tangan mereka dan Rian mencium tangan nya dan natap Wawa
"yaudah aku pergi dulu!!" Vania senyum dan Rian langsung bantu dia bukak pintu
"Makasih banyak yaa" Rian senyum
"baik" Vania lalu pergi dan Rian Langsung menghampiri dokter yang mau masuk ruangan istirahat
"ehh!! Dok!! EMG benar ya kalo megang pasien kita harus cuci tangan biar Aman dari kuman?" Rian
"tentu saja!! Itu lebih baik!! Karena kita bisa menyentuh barang-barang yang banyak kuman lalu baru kita nyentuh pasien!! Takut nya berdampak infeksi atau virus"dokter
"sudah dulu yaa" dokter itu lalu masuk dan Rian langsung berlari cuci tangan dan Vania lalu masuk mobil dan langsung pakai sarung tangan yang di kasih Taevin.
"Antar aku pulang" Vania
"cium dulu!" taevin natap Vania dan Vania mau cium pipi taevin tapi taevin mengarah kan bibir nya dan Vania jadi mencium bibir taevin.
"cihh picik!!" Vania senyum lalu taevin menjalan kan mobil nya
"besok libur mau kemana?" Taevin
"aku mau joging mau istirahat kan kaki!!" vania senyum
""kalo gitu aku ikut" taevin
"Atau kamu tidur di laboratorium ku mau?" Vania
"owh iyaa!! Aku mau liat laboratorium mu ayokk" taevin dan mereka kerumah Vania dan mamanya mengintip dari jendela.
"berhenti ngintip!! Aku bisa liat!" Vania yang udah hapal gerak gerik mamanya dan mama nya langsung buka jendela
"Kenapa pulang malam hah?" mamanya
"Biasanya juga gitu" Vania Langsung masuk rumah
"aihh anak itu" mamanya langsung nutup jendela dan turun
"kamu udah makan?" mamanya kasih botol minum dan Vania langsung makan
"Aku mau bawa dia ke Labor dia katanya mau tidur situ" Vania
"Kasur kecil itu!!, disini aja ada kamar tamu kok!!" mamanya
"gak papa di Labor aja!!' taevin
"aku gak paksa yaa" Vania natap mamanya yang mana Vania udah felling mamanya nuduh dia maksa taevin nurut dia.
"Mama gak ada bicara" mamanya
"mata mama mengatakan segala nya" Vania senyum lalu mereka ke belakang dan taevin melihat labor ini lumayann dan mereka masuk ada berbagai hewan dalam kandang dan di dinding ada Mading catatan kandungan racun hewan.
taevin memperhatikan segalanya
"aku pergi dulu!!" vania lalu pergi dan taevin hidupkan AC nya dan taevin memperhatikan segalanya lalu taevin melihat gudang lalu taevin masuk dalam gudang itu, ada Mading besar.
Dalam Mading itu ada foto dia masa SMP dan di bawah nya ada tulisan "calon bos mafia" Taevin langsung panik bagaiman Vania bisa tau dan taevin melihat ini juga usang berati ini catatan lama dan foto nya juga udah buram, lalu taevin melihat meja khusus dan melihat hp lama Vania tapi masih hidup.
Taevin ternyata si gendut, Berati dia mantan Mafia Dan dia sudah kita bully agar dia mau membenci kita dan gak berurusan sama kita tapi dia masih mengincar aku!! Apa bullying kalian lebih ganas?, chat Vania ke Juan
"Aku mulai suka sama nya" vania
"jangan gila kamu!! dia mafia!! Gian
"kamu ada yang baik sikit mudah banget jatuh cinta nya" Rena
"mending porotin!! orang mafia kan pasti kaya!!" Juan
"Setuju!!" Gian
"aku gak ikut!! Dia sangat baik sama ku" Vania
"Gak ada gak mau" Juan
taevin senyum membaca itu Vania lalu liat foto-foto itu, lalu taevin mencek buku-buku Vania semua penuh sama penelitian dan Taevin memerhatikan cairan itu ada cairan racun ular dan ada catatan di bawah situ.
"Agar seseorang sakit-sakit Dan mati dalam waktu singkat, penawar nya di gunakan satu jam setelah dia minum ini dan obatnya cuma jeruk nipis yang mengejut kan jantung dengan keasaman nya" taevin senyum
taevin kaget ada nama papa nya disana
Pembeli ramuan penyubur tanaman
Pak Kim 10 suntik untuk istri nya
2. Pak Jian 30 suntik
3. Pak Fu 1 suntik (percobaan)
4. buk Veni 10 suntik
5. Perusahaan Kim 100 suntik
6. Gea 1
7. Gian 3
8. Pandi (Mafia 400 suntik) rahasia
9. Alex (Belum bayar)
Pembeli cairan ular mematikan secara rahasia
1. pandi 10 kantong infus
2. Rian (Aku yang ngoles nya tanpa di beli)
Taevin membaca itu dia ketawa dan taevin sedih Ternyata papa nya kenal Vania tapi Vania penuh rahasia dulu pantas taevin gak ketemu sama Vania dan Taevin tiba-tiba gak sengaja menyenggol cairan dalam cangkir besi dan Tiba-tiba meja meleleh di buat nya, taevin kaget dan taevin melap pake tangan nya dan sangat panas dan cairan itu aneh nya hanya meleleh kan kayu itu tapi tangan nya baik-baik aja, dan taevin melihat catatan cairan itu.
"Cairan masih belum keluar, meleleh kan kayu aja"
taevin langsung duduk
"seperti nya sampai aku menjatuhkan semua cairan ini bisa jadi tubuh ku hancur di sini" taevin menatap sekeliling nya dan ada kandang ular juga dan ada tulisan di kandang ular yang kaca itu "bahan percobaan, jangan di sentuh"
Taevin natap ular itu dan unik warna nya seperti pelangi