Seorang mahasiswi yang terjerat pernikahan dengan dosennya sendiri.
Karena ditipu oleh saudaranya sendiri, Almira kehilangan uang dan rumahnya. Ia jadi Luntang lantung tidak memiliki tempat tinggal. Namun siapa sangka pertemuannya dengan sang dosen merubah segalanya. Ia terpaksa menikah dengan sang dosen agar ia aman dan bisa memiliki tempat tinggal.
Bagaimana kisah nya? nantikan kelanjutannya yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Kiara mengobrak antik laci di kamarnya mencari sesuatu, ia mendapatkan gunting lalu menggenggam nya, sesaat kemudian ia meletakkan dan kembali membongkar laci yang kain, ia mendapati pisau.
Julian yang melihatnya merasa ngeri saat Kiara menggenggam pisau itu. "Apa yang akan Lo lakuin dengan pisau itu Ki?" Julian ngeri melihat amarah Kiara. Entah kenapa Kiara kembali ganas, ia ingin menghajar Kevin. Entah apa penyebab hingga kiara kembali marah. Padahal semalam ia sudah tenang, lebih tepatnya ia tidak mau mengingat Kevin lagi.
Kiara kembali meletakkan pisau kemudian ia mengambil pemukul baseball. Dengan menggeram ia memaki nama Kevin. "Gue akan kasih pelajaran sama tu orang." ucap Kiara geram lalu melangkahkan kakinya hendak pergi namun dengan cepat Julian mencegahnya. Mereka jadi saling berebut tongkat itu.
"Lepasin Jul. Gue mau pergi". Berontak Kiara berusaha melepaskan diri dari Julian.
"Untuk apa Lo ngotorin tangan Lo. Jika Lo memang mau menghajar nya biarkan gue yang gantiin Lo buat menghajar nya." sahut Julian merampas tongkat itu, ia yang akan menemui Kevin dan akan memberinya pelajaran.
"Ha?" Sontak saja Kiara kaget. Ia tidak ingin Julian terlibat, ia kembali mencegah Julian.
"Sudah, jangan
Tidak akan ada diantara kita yang kesana." Teriak Kiara membuat Julian tenang. Mereka pun membatalkan niat mereka.
"Lo jangan larut dengan perasaan Lo Ki, cowok seperti Kevin tidak pantas Lo tangisi." Sahut Julian.
"Kenapa gak ada cowok yang tulus sama gue Jul. yang selalu ada untuk gue, selalu menghibur gue saat sedih. Apa ada yang seperti itu?" Ucap Kiara lirih.
"Ada kok, gue tulus sama Lo!" Sahut Julian membuat Kiara mengernyit heran dan mempertanyakan nya lagi apa maksud Julian.
"Eh, maksud gue, gue akan bantu Lo cari cowok yang baik buat Lo." Sambung Julian.
"Dimana?" Tanya Kiara heran.
"Yuk ikut gue." Julian menarik tangan Kiara kemudian mereka pergi ke suatu tempat.
Disebuah jembatan dekat dengan lautan, disana lah mereka saat ini. Tempat itu memang sangat ramai pengunjung karena merupakan objek wisata, selain lokasinya yang menarik, tempat itu juga sangat menenangkan. Semilir angin membuat pikiran kita menjadi rileks.
"Gokil Lo Jul ngajak gue nyari cowok disini." Kiara terkekeh saat mereka memperhatikan pria-pria lajang.
"Disini banyak pengunjung, ya Lo tinggal pilih jika ada cowok yang Lo taksir." Jawab Julian juga tertawa. Ia membawa Kiara ke tempat itu hanya untuk membuat kiara terhibur juga pikiran Kiara sedikit rileks.
"Gimana udah tenang?" Tanya Julian menatap Kiara.
"He'em..hati gue sedikit tenang." Sahut Kiara menoleh ke Julian kemudian kembali melihat hamparan laut.
"Gimana kalau kita karaokean?" usul Julian dan Kiara langsung menyetujui nya. Mereka pun pergi ke tempat karaoke. Dengan memesan satu tempat mereka bisa karaoke sepuasnya.
Kiara dan Julian bernyanyi bersama, begitu banyak lagu mereka nyanyikan. Mereka juga berjoget mengikuti irama musik sesekali tertawa lucu dnegan tingkah kocak mereka.
Kiara berhenti menyanyi dan ia menatap Julian yang terus bernyanyi. "Pria yang selalu menghibur gue kala sedih. Yang selaku ada saat gue membutuhkan. Dan selalu melindungi gue. Itu semua ada pada diri Lo Jul. Apa elo yang gue cari selama ini? Gue nyari kesana kemari tipe itu, tapi elo yang memiliki semuanya." Ucap Kiara dalam hati sambil terus menatap Julian. Ia merasakan hal berbeda, apakah ia menyukai Julian apa tidak. Tapi yang ia cari selama ini ada pada diri Julian. Apakah mungkin persahabatan bisa jadi cinta sejati?.
**
Di kantor irfan meminta pendapat Indra, bagaimana cara agar dengan mudah mengungkapkan perasaan. Sampai saat i i ia masih belum berani untuk mengungkapkan.
"Cium" Ucap Indra asal membuat Irfan membola.
Indra yang di tatap seperti itu bukannya takut justru ia tertawa terbahak. "Emang gue salah ngomong? kan halal Lo nyium istri Lo." Sahut Indra sambil tertawa.
"Oke oke gue kasih tau." Ucap Indra sambil menghentikan tawanya. lama-lama tatapan Irfan sangat tajam membuat ia takut.
"Cewek itu ya sangat lembut, mereka suka hal-hal romantis. Coba aja kamu bawa Almira ke pantai, nonton, atau dinner di luar. Ya pokoknya hal yang bisa membuat kalian ke ih dekat lah." Ucap Indra menjelaskan.
Irfan sadar dan mengingat jika selama ini ia memanglah sangat kaku. Ia tidak pernah meluangkan waktu untuk berduaan dengan Almira. Mereka hanya berinteraksi saat belajar dan mengajar, atau saat makan dirumah.
Sepulang kantor, Irfan menjemput Almira di kantornya Dimas, dan mereka menjenguk nenek nya sebentar dirumah sakit.
Mereka bertiga sedang menonton tv sambil menikmati cemilan ya.g Almira beli tadi sewaktu dalam perjalanan kerumah sakit.
"Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini nak, kamu tidak perlu menjenguk nenek setiap hari. Kasihan dirimu yang semakin kurus nenek lihat." Ucap nenek mengatakan kalau Almira tidak usah memaksakan diri untuk menjenguknya tiap hari. Nenek menyarankan agar Almira lebih banyak beristirahat.
"Ah, nenek jangan bilang begitu. Aku gak pernah repot ataupun lelah untuk menanti nenek." Sahut Almira memeluk nenek.
Irfan tersenyum melihat interaksi keduanya. Ia sangat tepat memilih Almira. Tidak hanya baik, Almira juga sangat sayang kepada neneknya.
"Bagaimana? apa sudah ada kabar bahagia?" Tanya nenek menatap Almira kemudian menatap Irfan.
Almira merenggangkan pelukannya pada nenek kemudian menatap nenek bertanya apa maksud nenek.
"Apa sudah ada Irfan junior di dalam sini? Nenek sudah tidak sabar menggendong cicit." ucap nenek sambil mengelus perut rata Almira.
Almira terdiam kaku tidak tahu harus menjawab apa. Ia menatap Irfan seolah meminta Irfan yang menjawab pertanyaan nenek.
"Insyaallah secepatnya nek. Baru juga dua bulan pernikahan kami." Jawab Irfan membuat Almira bernafas lega.
"Nenek harap sepulang kalian dari sini nenek mendapatkan kabar bahagia itu." Sahut nenek tersenyum bahagia.
"Uang penting sekarang nenek cepat sehat dulu ya." Sambung Irfan. Setelah bercengkrama sebentar, Irfan dan Almira pamit pulang.
Irfan melajukan mobilnya ke sebuah pantai yang tak jauh dari rumah sakit. Sebelumnya Irfan sudah mengatakan pada Almira jika ia mengajak Almira untuk ke pantai.
Di sore hari seperti ini Suasana pantai sangat indah. Apalagi saat matahari akan terbenam.
Almira sangat senang bermain air. Tak henti hentinya ia berlari bermain air, bahkan ia juga menarik Irfan untuk main bersamanya. Almira sangat menikmati momen ini. Tak mau kehilangan momen menarik, ia mengeluarkan ponselnya dan berfoto bareng dengan Irfan.
Irfan merasakan kebahagiaan yang teramat sangat melihat senyum ceria Almira. Ia berharap dan berdoa jika hanya dia yang akan memberikan senyum itu. Dia yang akan selalu membuat Almira tersenyum bahagia.
Ia teringat ucapan Indra, "Cium." Membuat Irfan melihat bibir merah Almira, ia mendekati wajahnya namun Almira tanpa sengaja menyikut_nya hingga membuat Irfan goyah hampir terjatuh kebelakang, untung saja tangannya menopang
Tapi naas tangan nya mengenai kerang yang ada di pasir membuat tangan Irfan luka.
"Pak, maaf." Sesal Almira membantu Irfan bangkit. Ia melihat tangan Irfan berdarah dan membuat ia panik.
"Darah" Pekik nya.
Almira membersihkan luka di tangan Irfan. Saat ini mereka sudah kembali ke rumah. Dengan telaten Almira membersihkan luka dan mengobatinya,setelah itu ia memberi perban.
"Makasih ya." Ucap Irfan saat tangan nya selesai di perban.
"Tidak oak, justru saya minta maaf, jika bukan karena. saya bapak gak akan terluka." Sahut Almira.
Dengan pelan Irfan mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada bibir Almira. Ia menahan tengkuk Almira agar bisa lebih dalam mencium Almira. Almira yang kaget dengan serangan tiba-tiba Irfan hanya diam, namun kemudian ia menikmati sentuhan bibir Irfan. Mereka hanyut dalam ciuman itu kemudian Irfan melepaskan ciuman mereka. Ia menangkup wajah almira dan menatap Almira lekat.
"Saya menyukaimu Al." Ucap Irfan.
.
.
Bersambung.
Nah..nah... yang nungguin babang Irfan mengungkapkan perasaan nya sini cepat ngumpul😁😁😁
Lanjut besok lagi yah🤗🤗
Happy reading 🥰🥰
Gimana kabarnya Kiara dan Kevin ?