Reinkarnasi Istri Antagonis

Tok...

Tok...

Tok...

Suara ketukan dari arah pintu membuat Ino yang sedang menata masakan nya di meja makan heran karena kalau sang suami pasti langsung menyelonong masuk tetapi ini ada yang mengetuk pintu. Mereka berada di kota berbeda yang di tinggal, aneh kalau ada yang bertamu. Kalau itu adalah kedua sahabat nya maka mereka mengirim pesan tetapi ini tidak ada.

Mengintip dari jendela sebelah pintu menatap terkejut saat perempuan yang dia kenal sebagai Protagonis wanita pemeran utama menghampiri apartemen nya, ketukan terus saja terdengar yang membuat Ino kesal tetapi dia tidak membuka kan pintu itu.

Saat suara mesin mobil yang sangat dia kenali terdengar lalu keluar lah pria yang dua hari ini tidak terlihat memakain kaos hitam dan celana hitam menghampiri apartemen mereka yang membuat Aland dan Adista bertemu yang hanya di biar kan Ino dengan menatap mereka dari jendela saja.

Samar - samar terdengar ucapan Adista yang memberi kan bekal makanan yang dia bawa di tangan nya membuat Ino mengepal kan kedua tangan nya, sebenar nya Ino ingin sekali keluar untuk memisah kan mereka tetapi mengingat kalau Aland marah kepada diri nya sampai dua hari tidak pulang membuat nya tidak percaya diri.

Lebih baik Ino berdiam diri saja melihat mereka berbincang dan menunggu Aland masuk sendiri.

Tidak ingin membuat hati nya merasa kesal dan sakit hati, Ino memilih untuk beranjak ke dapur untuk mengambil minuman dingin agar pikiran dan hati nya dingin.

Cukup lama menunggu membuat Ino memilih mengambil makanan di meja dan segera melahap nya karena sebelum dia menelpon sang suami, Dewi lebih dulu menghubungi untuk bertemu dengan client artis yang sekarang terkenal ingin men diskusi kan baju nya.

Selesai makan tak lupa membersih kan piring kotor dan gelas kotor untuk di cuci nya lalu menutup makanan yang ada di meja dengan tudung bewarna merah muda dan mengambil tas selempang bewarna hitam tak lupa mengambil kunci sepeda motor dan helm lalu berjalan ke arah pintu samar - samar masih mendengar mereka berbicara, mencoba untuk menguat kan hati agar tidak cemburu Ino menghembus kan nafas nya lalu membuka pintu yang membuat kedua manusia itu menoleh bersamaan yang menampil kan raut wajah kaget dari Aland yang hanya di balas Ino dengam senyuman tipis dengan berpamitan lewat angguk kan kepala saja tanpa berhenti dari langkah nya menuju garansi untuk mengambil kendaraan nya.

Tanpa sepata kata ke Adista, Aland langsung berjalan dengan langkah cepat mengarah ke istri yang sudah memakai helm dan bersiap untuk memundur kan kendaraan nya tetapi tidak jadi karena Aland mencegah nya dengan cara mencabut kunci sepeda motor nya berada di genggaman membuat Ino menatap bingung.

"Kemana?" tanya Aland dengan suara yang cukup serak yang membuat atmosfer di sekeliling mengeri kan.

"Aku harus ke Butik ada client dari artis terkenal yang mau memakai brand ku, jadi aku pulang ke rumah saja sama Dewi. Aku sudah memasak buat kamu, tetapi kamu sudah makan jadi masakan di meja kamu simpan di pendingin besok nya kamu hangat kan lagi ya buat sarapan." jawab Ino men jelas kan membuat Aland yang kata - kata terakhir merasa bersalah karena dia lupa saat di beri kan masakan oleh Adista.

"Saya makan habis ini, temani saya sebentar nanti kita berangkat bersama." ujar Aland membuat Ino menatap nya bertambah bingung lalu menghela nafas pelan.

"Aku sudah di tunggu Dewi sejak tadi sebelum menelpon kamu malah ku buat memasak buat kamu itu sudah telat banget belum lagi perjalanan nya." ucap Ino memberi pengertian lagi agar Aland bisa mengerti bagaimana dia terburu - buru.

Kata - kata yang di ucap kan Ino makin membuat Aland merasa bersalah dan saat ini rasa nya dia ingin sekali memeluk tubuh mungil istri nya karena sudah sangat rindu.

"Sebentar tunggu saya makan, hanya se—"

"Aku bisa menemani kamu loh Dokter Aland." tiba - tiba suara itu muncul membuat kedua pasutri menoleh menatap Adista yang menampil kan senyuman lebar nya.

"Itu sudah ada yang menemani, kalau gitu aku pergi dulu." pamit Ino mengambil kunci sepeda motor di genggaman Aland yang terdiam tidak tau saja kalau pria itu menaham emosi nya dengan mengerat kan rahang nya sampai - sampai urat di leher sangat terlihat sekali.

Melihat Ino yang sudah berlalu menjauh dari pandangan nya membuat Aland makin emosi lalu berbalik yang memperlihat kan Adista yang masih tersenyum lebar ke arah nya membuat dia makin - makin emosi.

"PERGI!" bentak Aland membuat senyuman lebar itu luntur dan tubuh nya mendingin karena raut wajah Aland sangat menakut kan membuat Adista langsung berlari keluar dari pandangan pria menyeram kan itu.

Aland berjalan membuka pintu apartemen lalu membanting nya cukup kencang karena masih emosi, tetapi saat melihat ke meja makan terlihat tudung merah muda lalu membuka nya. Saat itu juga aroma sedap tercium ke hidung mancung nya membuat Aland langsung duduk di kursi dan mengambil nasi beserta berbagai lauk di piring.

Melahap nya dengan nikmat meskipun dia tadi sudah makan dari Adista tetapi saat melihat makan ini seperti menggugah selera ingin dia makan dan benar saja masakan dari sang istri sangat enak membuat nya makin merasa bersalah.

Mengambil ponsel mencari nomor seseorang lalu saat terjawab langsung dia perintah kan dam memati kan sambungan telepon nya sepihak.

"Alih kan tugas saya ke Akbar dan saya akan kembali ke kota saya."