Anna Vyatcheslavovna, gadis muda asal Rusia yang dibesarkan di kota Abaza Republik Khakassia. Sebuah kesalahan membuat ia harus terus berurusan dengan tuan muda kedua Baranov, keluarga yang menerima Sergey Vyatcheslav sang ayah bekerja dikebunnya.
Tuan muda kedua Baranov yaitu, Nikolai Ivanovich Baranov atau kerap di sebut Psycho Rusia, tertangkap basah tengah menyiksa seorang pria di dalam hutan. Saksi mata itu adalah Anna yang diberi tempat tinggal di hutan kecil milik keluarga Baranov.
"Kau akan jadi korban berikutnya. Larilah seperti kelinci, dan aku akan menangkapmu!" Nikolai
Bagaimana Anna yang melarikan diri dari sosok Nikolai? Penasaran? Yuk baca dan jangan lupa beri Like dan dukungan kalian..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tokubetsuna josei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tolong
Kali ini pria itu beringsut mundur seakan membiarkan Anna untuk segera pergi dari koridor. Anna dengan cepat bergerak ke samping, tapi sebelum berhasil melangkah, kilat tajam pria itu membuat tengkuknya merinding.
"Apa kamu tidak punya pertanyaan?"
Untuk sesaat Anna terdiam bingung. Jika dikatakan, dia memang punya pertanyaan tentang kenapa Damian yang malah bertunangan dengan Violetta. Tapi berpikir untuk terus berada di koridor yang sepi bersama pria berbahaya, membuat dia tidak peduli.
Saat itu alisnya mengerut kesal. Jelas-jelas Nikolai berniat menunda kepergiannya dengan meminta sebuah pertanyaan. Jika terus seperti ini, Anna takut dia akan terbuai oleh garis wajah Nikolai pahatan sempurna dengan mata tajam yang memiliki pesona gagah.
"Tidak." Dengan cepat dia menjauh dari Nikolai, lalu berlari untuk kembali ke aula.
Tanpa desakan lagi, Nikolai hanya menatap punggung Anna yang berjalan menjauh. Dia tertawa pelan, dan diam-diam ikut menyusul.
"Dia lebih seperti serigala daripada anjing."
*
*
*
Setelah pemasangan cincin, semua tamu di persilahkan menikmati pesta anggur dan disert. Beberapa dari mereka memilih untuk menikmati kue daripada menjadi mabuk.
Sama seperti Anna, dia yang sangat membenci alkohol karena baunya saja sudah bisa membuat orang lain mabuk jika terlalu banyak, memilih untuk makan sepotong kue di tempat yang cukup jauh dari para tamu yang lain.
Saat matanya menoleh ke arah samping, dari kejauhan terlihat Nikolai yang duduk di salah satu sofa sambil disuguhi kue brownies dengan toping mousse coklat. Teksturnya yang lembab dan kenyal bisa di lihat dengan mata kepala sendiri. Saat pria itu sadar akan tatapan Anna, dia berseringai nakal sesaat. Dia menatap Anna sambil menjilat bibir, seakan memang berniat membersihkan brownies yang menempel di bibirnya yang kering.
"Uhukk..uhukk!"
Seketika Anna tersedak. Apa-apaan pria mesum itu, dia jelas-jelas sedang menggoda Anna secara terbuka. Tapi meski dari kejauhan Anna bisa melihat jelas betapa menyebalkannya tingkah Nikolai.
"Anna, kamu baik-baik saja?" Tanya Sergey bingung.
Anna mengangguk untuk memberi jawaban ayahnya. Sergey yang baru kembali setelah melihat Zasha dan Dmity di tempat minuman, tidak tahu bahwa anaknya sudah di seret pria paling membuat dia emosi sampai mati.
"Ayah disuruh menemui tuan Baranov, kamu bisa disini sendiri kan?"
"Tentu ayah, pergilah."
Saat sedang sendirian, seorang pria asing datang entah dari mana dengan bau anggur yang sangat mengganggu indera penciuman. Dilihat dari pipinya yang merah, pria itu pasti sudah setengah mabuk. Semakin cepat dia mendekat, semakin cepat jantung Anna berdetak.
"Nona, kamu begitu cantik."
Saat Anna mencari sesuatu untuk menjadi tanggapan, ia sering melakukan kontak mata dengan Nikolai. Pria itu malah asik memakan brownies sambil memperhatikan dua orang dari jauh, yang sepertinya asik untuk ditonton. Tidak ada tanda-tanda akan bangkit dari duduknya atau membantu Anna. Ketika Anna mendesaknya untuk melakukannya, dia tertawa pelan dan diam-diam bangkit dari duduknya.
Alih-alih membantu, pria itu malah sengaja berjalan melewati Anna sambil menyungging senyum tipis. Itu membuat frustasi, tapi tidak ada yang bisa dilakukan. Tak berdaya, Anna hanya bisa melihat punggung Nikolai yang semakin menjauh.
"Nona, ikutlah denganku..."
Pria asing itu semakin mendekat sampai ujung hidungnya hampir saling bersentuhan. Anna yang sudah tidak tahan, terpaksa kembali melihat Nikolai untuk meminta bantuan.
"Tuan, bantu aku.."
