NovelToon NovelToon
My Baby Girl

My Baby Girl

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia
Popularitas:284.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Fazza, seorang CEO muda, tampan dan tajir melintir, lebih memilih bertunangan dengan remaja putri yang baru kelas satu SMA yang usianya terpaut cukup jauh-tujuh tahun.darinya.

Fazza datar dan kaku, sedangkan tunangannya mash mengharap perhatian yang lebih darinya.

semoga suka ya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumit

Nathan menatap laki laki bule yang tampak tenang duduk di hadapannya.

Dia tepat waktu sekali.

Ada dua orang pengawal berada di kiri kanannya.

Laki laki yang mereka bicarakan semalam

Brian Baltasar Poenix.

"Kamu ngga salah perusahaan?" tembak Nathan langsung. Dia rasa sudah ngga perlu basa basi lagi. Mereka sudah sama sama tau.

"Tentu tidak. Bukannya kamu sudah terima kerja sama ini setelah Dexton mengundurkan diri."

"Ya, karena aku ingin tau seberapa kredibelnya kamu seperti yang dikatakan orang orang."

Brian tersenyum mengejek

"Buktikan saja." Dia sudah terkenal di mana mana. Enterpreneur muda yang sukses. Majalah bisnis yang sangat terkenal pun sudah mengakui kemampuannya dengan sering menampilkan foto fotonya.

Kakeknya sangat mempercayainya, hingga sudah menjadikannya sebagai pewaris kerajaan bisnisnya saat dia baru berumur dua puluh tahun.

Nathan menyeringai dengan wajah yang sangat serius.

"Jangan berpikir untuk menganggu temanku."

Brian ganti menyeringai.

"Aku ngga ada masalah dengan temanmu. Bukan karena aku takut karena ancamanmu. Tapi tidak ada yang lebih penting selain bisnis." Brian balas menatap Nathan juga dengan ngga kalah tajamnya

Bibir Nathan berkedut samar.

"Syukurlah. Setidaknya tidak ada orang yang mau jadi gila hanya karena masalah perempuan," sarkas Nathan apa adanya.

Terdengar tawa Brian. Terkekeh. Seakan kata kata Nathan merupakan lelucon yang membuatnya ngga bisa menahan tawanya.

"Jadi kita sudah deal?" ucapnya setelah puas tertawa.

"Yes. Deal."

Keduanya pun berjabat tangan dengan sorot mata tajam dan ekspresi datar.

"Kamu fasih menggunakan bahasa negeriku," komentar Nathan ketika melihat Brian mulai bangkit dari duduknya.

"Mamiku asli Bali."

"Ooh."

Kemudian tanpa kata lagi Brian berbalik pergi bersama pengawalnya. Begitu laki laki bule itu pergi, Nathan langsung mengirim pesan pada Fazza.

Dia baru saja pergi.

Balasan Fazza datang agak cepat.

Oke.

*

*

*

Langkah Brian terhenti ketika melihat gadis yang dia lihat di club tadi malam tampak berjalan sambil menunduk ke arahnya Sepasang mata nakalnya tetap saja sibuk dengan tabnya, ngga peduli dengan sekitarnya.

Seakan kakinya punya mata dan akan membimbingnya ke jalan yang benar.

"Kerja di sini?" tegur Brian ketika gadis itu akan melewatinya. Sebenarnya itu pertanyaan yang tidak perlu, karena dia sudah mendengar percakapan gadis itu tadi malam dengan temannya.

Agni yang sedang serius mengecek ulang data yang akan dia laporkan pada kakak sepupunya, agak terkejut mendengar suara berat yang masih direkam di dalam otaknya

Tatap matanya langsung bertemu dengan sorot tajam laki laki berwarna hijau bening.

"Ngapain kamu di sini?" tanya Agni jutek. Kekagumannya sudah luntur gara gara laki laki itu memata matai sepupunya yang sedang pergi bersama pacarnya.

Laki laki bule yang tampan itu pun tertawa.

"Bosmu relasi bisnisku."

"Hemm....." Agni mengalihkan tatapnya pada tabnya lagi. Bermaksud akan pergi.

"Bisa kita nanti makan siang bersama?"

"Aku sibuk," tolak Agni masih judes. Sebenarnya sayang juga tawaran laki laki setampan dan sebule ini dijudesin. Tapi Agni sudah telanjur ilfeel karena ngga suka aja ada yang mengganggu keluarga besarnya.

Dia sayang sekali dengan semua sepupunya, dan ngga akan memberi hati pada siapa pun yang akan menyakiti mereka. Walaupun dirinya kadang bertingkah menyebalkan.

"Kelihatannya kamu marah?" Brian menatap.gadis yang tetap cantik walaupun sedang menampilkan wajah juteknya, dengan bibir sedikit berkedut.

"Jelas," tandas Agni sambil menatap mata hijau laki laki itu dengan tajam.

Sudut bibir laki laki itu tertarik sedikit ke atas.

"Aku ngga ngerti," ucap.Brian pura pura masih dengan senyum tipisnya .

Agni melihat sekitar.

Aman, ngga ada Cleora dan teman temannya.

GREP

Dia pun tiba tiba menarik tangan laki laki itu dan membawanya pergi. Dua orang pengawal yang sudah akan menghalangi Agni jadi terdiam, ketika melihat isyarat mata bosnya yang melarang gerakan mereka.

Akhirnya mereka hanya bisa mengikuti kemana pun bosnya akan ditarik pergi oleh gadis. yang tidak mereka kenal. Tidak terlalu dekat jaraknya. Hanya mengawasi bosnya saja

Agni menghentikan langkahnya saat mereka sudah berada di dekat pintu masuk yang menuju tangga darurat Menurutnya sudah cukup aman.

"Katakan. Kenapa ada foto sepupuku dengan calon istrinya sama kamu?" Agni bertanya sambil mendekap tabletnya di dadanya.

Brian tersenyum miring. Dia berdiri santai dengan kedua tangan berada di saku celananya

"Itu yang membuatmu marah?"

Agni melengos dengan dada berdebar keras karena pesona laki laki bule yang sedang diinterogasinya ini cukup menggoyahkan imannya juga.

Brian tersenyum samar ketika menyadari gadis ini salah tingkah.

"Ya," jawab Agni setelah berusaha keras menormalkan detak jantungnya.

"Aku hanya ingin tau aja."

Dengan lancang Brian memegang ujung dagu Agni dan membawanya hingga kini berada dalam satu garis lurus dengannya.

Keduanya saling bertatapan.

Agni mengutuk harga dirinya yang jatuh terhempas ketika menyadari tatapan mata hijau bening itu menghipnotisnya.

"Nanti malam kamu ke club lagi?"

"Nggak. Ngapain aku harus ke sana lagi"

Brian tersenyum simpatik melihat gadis di depannya yang masih saja jutek padanya.

"Ada aku di sana."

"Ngga minat." Agni pun menepis jari telunjuk laki laki itu yang betah sekali menempel di ujung dagunya. Dia segera berjalan pergi untuk menyembunyikan kegugupannya.

Sialan. Aku yang menggodanya malam itu, kenapa sekarang aku yang tergoda, umpatnya dalam hatii.

Brian melengkungkan bibirnya dengan sangat sempurna sambil terus menatap punggung si jutek itu yang menjauh, sampai akhirnya tiba tiba gadis itu berhenti dan membalikkan tubuhnya, menghadapnya.

"Jangan ganggu keluargaku," ancam Agni dengan kedua tangan masih mendekap tabletnya.

Setelah mengatakannya, kembali punggung itu berbalik dan kali ini berjalan lebih cepat menjauh.

Kepala Brian menggelengkan kepalanya melihat kelakuan gadis itu. Bibirnya masih betah tersenyum melihat kepergian Agni.

Dengan balutan busana formalnya pun Brian masih bisa melihat keseksian Agni. Mungkin karena auranya yang sudah terpancar seperti itu.

1
Daisy
Bagus bgttte novel yg begini yg selama ini ku cari², dingin tpi soswet dan bucinnya gak yg lebay gitu
Dian Ariestya
Luar biasa
Sri Devi
dia yang kirim love lovean aku yang salting tujuh keliling
Erna Masliana
ya sayang laptopnya.. banyak data jg..😁😁
Erna Masliana
membantu orang gila sama dg menghancurkan diri
Erna Masliana
itulah yg aku gak suka kalo s Jena masuk RSJ.. dia makin berulah..coba masuk penjara aja terus dapet bullying dari napi lain seru tuh
Erna Masliana
gak usah di kejarlah Agni..dia gak niat jg
Erna Masliana
aku pikir Agni bakal jaim.. terlalu terlihat suka kalau gini
Erna Masliana
kamu kepedean sih😛
Erna Masliana
tetep di penjara aja . jangan ada rehab2 an.. keenakan kalo di RSJ mah
Erna Masliana
nah gitu penjarakan.
Erna Masliana
patahkan tangannya
Erna Masliana
jangan balikan.!!! cari yg lain karena s Jena gak akan pernah ngehargain km
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣🤣 iya bener
Erna Masliana
edan sia
Erna Masliana
padahal aku nunggu s Jena masuk penjara loh
Erna Masliana
benar2 memalukan keluarga.. hancurlah sana kamu Jena
Erna Masliana
good Fazza..kata katamu 👍👍
Erna Masliana
hahahaha sokor...
Erna Masliana
iya Bego gak ketulungan s Brian kalo deketin Agni cm buat bales dendam.. kalo untuk serius setuju biar s Jena nyesel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!