NovelToon NovelToon
Crush On You

Crush On You

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / ketos / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Gresyst_lee

Kesya dan Darel adalah 2 remaja yang kebetulan tinggal di kompleks perumahan yang sama dan kebetulan juga mereka sekolah di sekolah yang sama.

Mereka sepakat untuk menyembunyikan tentang status pertetanggaan mereka. Entah apa alasan Darel, tapi Kesya melakukan hal tersebut karena Revan, kekasihnya tidak menyukai Darel.

Langsung aja baca kisah selengkapnya.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresyst_lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 35

‘’Kamu tuh kalo janjian bisa tepat waktu dikit nggak sih Key, kasihan Darel kerjaannya nungguin kamu terus.’’

Kesya hanya melirik mamanya sekilas, lalu kembali meneruskan kegiatannya yang sedang mencepol rambutnya.

‘’Udah cantik nggak?’’ Dia berputar, memperlihatkan penampilannya pada sang mama yang masih setia berdiri di depan pintu kamar sembari menyilang kedua tangannya.

‘’Kamu anak Mama, udah pasti cantiklah. Udah cepetan turun, kasihan Darel-nya udah nunggu dari tadi.’’ Kesya sedikit menggerutu dan langsung keluar kamar, mengikuti mamanya yang sudah berjalan duluan.

‘’Titip Key ya Rel,’’ ucap papa Wily sebelum Darel dan Kesya pergi.

*****

‘’Bro itu bukannya Kesya?’’ tunjuk Nando pada Kesya yang sedang jalan disamping Darel.

Revan ikut menoleh, Entah apa yang sedang keduanya bahas, tapi Revan tidak suka melihat Kesya yang beberapa kali tersenyum pada Darel

‘’Kesya sama Darel sekarang?’’ Seorang anggota tim basket ikut bertanya pada Revan. 

‘’Cocok juga mereka.’’

‘’Cepet banget sih Kesya moveon-nya.’’

‘’Widih, putus dari Revan dapatnya Darel.’’

Beberapa anggota tim juga ikut menimpali, Revan hanya bisa mengepal kuat jari-jari tangannya, tidak suka dengan pembahasan itu.

Kesya itu miliknya, hanya miliknya, memang saat ini hubungannya dan Kesya sedang tidak baik-baik saja, tapi bukan berarti mereka akan berpisah selamanya, karena Revan yakin Kesya pasti akan kembali dalam pelukannya.

‘’Hei bro,’’ sambut rekan basket pada Darel yang baru memasuki lapangan. Darel, pria itu hanya mengangguk sedang Kesya langsung menatapnya. Si Darel sudah kembali jadi kulkas, pikirnya.

‘’Lu tuh kalo diajak ngomong, sok cool banget sih?’’ bisik Kesya pada Darel yang terus melangkah menghampiri timnya.

‘’Sama gw aja berdebat terus, nggak mau ngalah sama sekali.’’ Darel hanya menatap sekilas, pada Kesya yang sudah mulai komat kamit memprotesnya.

Kesya langsung mengalihkan pandangannya, saat tidak sengaja bertemu tatap dengan Revan. Kesya kembali menatap Darel, tanpa peduli saat pria itu tiba-tiba membuka kaosnya, karena ingin diganti dengan seragam basket.

‘’Oh ya Rel, nanti pulang dari sini temenin gw ke rumahnya Raisa ya, terus abis itu kita mampir ke toko ice cream bentaran doang, terus abis itu gw juga mau ke taman yang dekat komplek rumah kita, ada cemilan yang pengen gw beli soalnya.’’ Spontan, Kesya mengambil kaos Darel, saat pria itu hendak memakai seragamnya. Setelah Darel selesai, dikembalikannya lagi kaos itu.

‘’Kita bahkan baru nyampe, rencana lu udah banyak aja.’’

‘’Ya nggak pa-pa dong dipikirin dari sekarang. Udah deh mending lu siap-siap, pemanasan kek, apa kek. Jangan bikin malu sekolah kita’’ Kesya sedikit mendong tubuh Darel sedang dirinya sudah melangkah, menghampiri beberapa remaja yang seperti juga datang untuk menonton pertandingan basket itu.

‘’Lu pacar nya kak Darel ya?’’ Sambut satu diantara remaja-remaja itu pada Kesya. Oh dan jangan lupakan tatapan menyebalkan yang dia layangkan pada Kesya. Dia pikir Kesya akan takut apa, dengan tatapan seperti itu? Ck.

‘’Kalau iya kenapa, kalau nggak kenapa?’’

‘’Gw nanya ngapain lu balik nanya?’’

‘’Emang gw punya kewajiban ya buat ngejawab pertanyaan lu itu?’’

Keduanya saling memandang, dengan tatapan tajam, tanpa ada yang mau menyudahi.

‘’Selera kak Darel nggak mungkin serendah ini bukan?’’

Kesya speechless mendengar ucapan itu. Rendah? Dia bilang Kesya rendahan? OMG! Ucapan bodoh dari mana itu?

Kesya menyeringai, didekatkan mulutnya ke samping telinga gadis itu. ‘’Dia suka gw, itu tandanya seleranya berkelas. Orang seperti lu mana bisa membedakan?’’

Kesya melirik sinis, lalu sedikit menjauh dari gadis itu.

‘’Gw nggak setuju kalau kak Darel harus pacaran sama lu, biang masalah di sekolah, hobinya hanya terlambat dan nilainya juga nggak pernah bagus.’’

‘’Loh … loh … loh, Kesya kembali mendekatkan kepalanya, ‘’lu penggemar gw ya, kok tau banget ya tentang gw?’’

‘’Sok kecakepan banget lu, sampe gw harus jadi penggemar lu.’’

‘’Lah emang cakep. Lu kan nggak buta, masa nggak bisa lihat sih.’’ Kesya menyeringai sembari menunjuk wajah cantiknya.Gadis itu hanya bisa berdecak kesal sedang Kesya langsung tersenyum penuh kemenangan. 

‘’Ay, ada yang mau gw omongin, abis pertandingan ini!’’ Kesya hanya menatap datar pada Revan yang baru saja berucap dan dalam sedetik sudah kembali melangkah pergi, karena pertandingan sudah akan dimulai.

‘’Ay … ay … ay, udah bisa diganti kali panggilannya. Nyaman banget kayaknya.’’ gerutu Kesya

Sementara di lapangan terjadi ketegangan antara Darel dan Revan. Keduanya jelas-jelas satu tim, tapi mereka malah bersaing sengit seolah ingin memperlihatkan siapa yang terbaik. Disaat Darel memegang bola maka Revan akan berusaha merebut dan begitupun sebaliknya. Rekan-rekan tim mereka sampai frustasi, karena mereka seolah hanya main berdua.

‘’Ih si oon, ngapain sih mereka?’’ gerutu Kesya yang tidak habis pikir dengan tingkah keduanya yang seperti anak kecil sedang memperebutkan permen. Mereka itu kan lagi bertanding, kenapa malah bikin kekacauan, aneh!

Sudahlah, Kesya tidak mau ambil pusing lagi, terserahlah mereka mau ngapain toh menang atau kalah bukan urusannya. Dia juga datang karena Darel yang terus memaksanya semalam dan tentunya dengan syarat Darel harus mengikuti keinginannya selama seharian penuh. 

‘’Mereka berantem gara-gara lu ya pasti.’’ Gadis tadi kembali menatap Kesya dengan tatapan kesalnya. Sebelumnya, tidak pernah sekalipun terjadi ketegangan seperti ini di lapangan basket. Darel dan Revan juga selalu bermain profesional dengan satu tujuan yaitu kemenangan tim sekolah mereka, tapi hari ini, keduanya jadi bersitegang dan banyak yang menduga kalau hal itu terjadi karena Kesya.

‘’Masa sih, kok gw nggak tau ya?’’ jawab Kesya dengan nada sombongnya. Sebenarnya dia malas meladeni gadis itu, tapi namanya juga Kesya, dia tidak mungkin mengalah saat seseorang menyerangnya.

‘’Lu berdua apa-apaan sih, kita datang kesini buat tanding basket. Ingat, tidak peduli apa yang terjadi pada kalian di luar sana, tapi di lapangan kita adalah satu tim dan kita harus kompak, biar bisa menang.’’ Nando menegur karena tidak tahan lagi melihat keduanya. Bahkan menurut Nando, lebih baik keluarkan mereka dari lapangan daripada mereka terus membuat kekacauan yang hanya akan merugikan tim.

‘’Jauhin Kesya atau lu akan tau akibatnya.’’ Revan menatap nyalang. Darel malah tersenyum sinis, dan itu bikin Revan bertambah kesal.

Tidak bisa mengendalikan emosinya lagi, Revan langsung membuang asal bola basket, dia menarik kuat leher kaos seragam Darel dan ingin memukul pria itu.

‘’Rev, lu apa-apaan sih?’’ Dengan cepat rekan mereka memisahkan, sebelum terjadi acara baku hantam dua pria itu. Darel tentu tidak mau kalah, dia ikut menarik leher seragam Revan.

‘’Lu jauhin Kesya atau gw bikin lu bonyok disini?’’

Darel tertawa, pria itu membuang ludahnya ke tanah dan menyeringai. ‘’Lu siapa?’’

‘’Gw pacarnya Kesya, mau apa lu?’’

‘’Pacar? Nggak sadar diri lu?’’

‘’Lu berdua apa-apaan sih, kalau mau tonjok-tonjokan tuh disana, diluar lapangan,’’ ucap Nando dengan kekesalannya yang sama sekali tidak mereka pedulikan. Mereka saling memandang tajam, seolah ingin membunuh satu sama lain.

‘’Lu berdua ngapain sih?’’ Mendengar suara itu barulah mereka teralih. Kesya berdiri tak jauh dari mereka.

‘’Kalian itu sebenarnya mau main atau mau bertengkar? Nggak profesional banget jadi orang. Kalau nggak mau main atau nggak bisa main, keluar dari lapangan. Kasihan yang lain pada mau tanding malah tertekan karena ulah lu berdua. Darel ...’’ panggilnya pada Darel yang entah kenapa langsung menurut dan melangkah mendekat.

‘’Lu masih mau tanding atau nggak?’’

‘’Idih lama banget deh jawab gitu doang. Kesya yang kesal langsung menarik Darel keluar lapangan, dan lucunya Darel tidak protes dan terus mengikuti.

‘’Woi, Darel … Rel … lu mau kemana?’’

‘’Kalian aja yang tanding, dia biar digantiin orang lain. Biar nggak berantem lagi mereka,’’ jawab Kesya yang terus menarik tangan Darel.

Revan yang melihatnya semakin kesal, pria itu menggeram dan ikut meninggalkan lapangan. Mana bisa dia bermain dengan konsentrasinya yang terganggu seperti itu?

‘’Rev, woi, lu mau kemana?’’ teriak Nando. Revan tidak menggubris.

‘’Ribet banget masalah cinta,’’ ucap seorang anggota tim. Mereka hanya bisa membuang nafas berat dan tidak berapa lama sudah kembali melanjutkan pertandingan.

1
Pembaca
Lanjut Thor, semangat. yang banyak up nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!