MY STUPID SEKRETARIS

Brian dan Mikha sama sama menuju ke ruangan Ceo yang sudah berubah menjadi kandang itu. Brian menepuk jidatnya sendiri bagaimana cara dia membereskan semuanya.

" buset ini kantor apa apa kandang ayam berantakan sekali." ucap Brian.

"Diam lo" kata Exel, sambil melototkan matanya.

" Mikha ayo kita keluar!" Ajak Axel. " Bagaimana cara membereskan semua ini, lo main lempar begitu saja, Nanti kalau ada yang salah jangan salahkan saya bos. " gerutu Brian.

" Nanti aku akan menyalahkan si Mika saja. " jawab Axel yang malah menjadikan Mikha kambing hitam mereka.

" Enak saja, ogah siapa coba main lempar lembar saja, kalau di lempar roti mah empuk dan mengenyangkan." jawab Sewot Mikha.

"hahaha, itu pekerjaan Brian, Jangan pulang Kalau sebelum beres semua ini" Axel memperingati semuanya.

" Tapi jangan lupa dobel bonus, kalau yang mengacau gue pasti sudah di bereskan sendiri tapi ini kapan kelarnya gerutu Brian."

Mikha dan axel keluar bersama, Axel hanya mengenakan kemeja yang ditekuk sampai batas siku serta menyampirkan jasnya di tangan.

penampilan Exel kali ini sangat beda dari biasanya, lebih santai dan cool, menambah daya ketampanannya. Para pegawai wanita diam-diam memperhatikan Bosnya itu dengan seksama. Hari ini penampilan bosnya lain daripada yang lain. Ini pertama kalinya Mereka melihat Exel keluar dari kantor hanya mengenakan kemeja saja rambutnya juga kelihatan agak basah menambah kesan Cold dan keren saja.

Tanpa mempedulikan semua pandangan karyawannya, Axel dan Mikha langsung menuju ke tempat mobil Axel di parkir. Mikha meminta Kunci mobil axel supaya lebih cepat dan tidak usah banyak tanya nantinya.

Axel melempar kunci mobil itu dan dia masuk ke kursi penumpang, Mikha tersenyum jahil

Dia akan membuat bosnya lupa kesedihan dia. " Mikha jamin bos akan lupa masalah bos selama ini." batin Mikha.

Mobil Maserati itu mulai berjalan, awalnya cuma berjalan biasa tapi lama kelamaan, Mikha memacu kuda besi itu dengan kecepatan tinggi, bahkan semakin kencang dan kencang, banyak pengemudi jalan yang mengumpat pada mereka.

" Mikha mau mati lo." teriak Axel.

" hahaha, tenang bos, teriak saja yang keras, ini keren kan." jawab Mikha.

Mikha tetap melaju dengan kecepatan tinggi, mirip seorang pembalap handal, sampai Axel harus berpegangan tangan karena lumayan deg degan dengan cara mengemudi Mikha.

Mobil tersebut mulai keluar dari keramaian dan menuju ke sebuah danau yang cukup sepi dan adem.

Mikha menghentikan mobil Axel di sana, dia keluar dan membentangkan kedua tangannya, menghirup udara yang sangat sejuk dan segar.

Axel begitu turun dari mobil, langsung muntah muntah. " Buayet deh, begitu saja mabuk." Kata Mikha.

Mikha langsung mendekati Axel dan memijat tengkuk dan kepala Axel hingga terasa enakan, Mikha pergi sebentar membeli dua gelas teh tawar panas.

" Mau bunuh diri lo, sono sendirian jangan ajak ajak orang serta. " kesal Axel pada Mikha, badannya sudah mulai terasa enak setelah minum teh panas tadi.

" Lah, Mikha kira si bos malah yang ingin bunuh diri." Elak Mikha. Axel menjitak dahi gadis itu dengar gemas. Mikha hanya terkekeh dan mengusap

dahinya yang terasa panas lalu dia menarik tangan Axel ke tepi danau yang sangat tenang airnya, membuat siapa saja serasa ingin mandi dan berendam lama di tempat ini.

" untuk apa lo bawa gue kemari? " Axel masih heran dengan tujuan mereka kemari.

" Tirukan Mikha bos! " pinta Mikha.

Mikha membentangkan lengannya lagi lalu dia berteriak dengan keras sekeras kerasnya.

Axel memulai memejamkan matanya. membentangkan tangannya seperti yang Mikha lakukan barusan, lalu dia mulai berteriak kencang sekencang kencangnya, bahkan berulang kali hingga akhirnya Axel ambruk di tanah, dan menyatu dengan alam, tanpa ada yang memaki dan merasa terganggu.

Axel merebahkan tubuhnya di rerumputan di bawah pohon besar itu, Mengatur nafasnya, dan mengambil udara sejuk dan dingin itu sebanyak-banyaknya, seakan Batu yang mengganjal di hatinya melebur keluar bersama dengan suara kerasnya.

" Bagaimana Bos? " Tanya Mikha.

" Lumayan, tempat ini sangat sepi dan nyaman, adem aku bisa melupakan semuanya keluar." Jawab Axel

" Kalau masih kurang adem, bos bisa berendam di danau itu, aku pernah berendam di dalam sana, airnya sangat dingin, bisa melepaskan semua penat, bahkan kepala Mikha rasanya seperti di rendam dengan es krim." jawab Mikha melenceng jauh.

" Mana ada berendam dalam es krim, yang ada jadi manis bukan seger." jawab Axel.

" Makanya Mikha jadi manis sampai sekarang, mungkin dulu mami sering. merendamnya di dalam es krim. " Mikha kacau jawabannya.

Axel berdiri dari tempatnya membuka kemejanya meninggalkan tubuh atletis ya g banyak roti sobeknya, membuat mata Mikha mendapatkan asulan Gizi seimbang.

" Itu Dada apa roti sobek. " gumam Mikha.

" Hapus air liur lo itu! "ucap Axel yang melihat Mikha tanpa di tutup tutupi lagi memperhatikan tubuh Axel. Tanpa terasa Mikha mengelap mulutnya dengan tangannya, dan mengira Memang benar ada air liur yang menetes. Baru setelah mengelapnya dan Axel tertawa mengejek, Mikha baru tahu kalau dirinya di bohongi.

" Tidak ada tuh bos, ah sialan anda bohong bos." gerutu Mikha.

Axel melemparkan kemeja itu ke muka Mikha dan dia berjalan ke arah danau, mulai masuk kedalam air yang lumayan Dalam. Axel merendam seluruh tubunnya di sana menenangkan otaknya yang masih panas tersebut, sementara Mikha meninggal kan Axel entah kemana.

Ternyata Mikha menuju ke sebuah Warteg yang jaraknya tidak terlalu jauh, membeli beberapa nasi bungkus serta minumannya, terutama Camilan. Gadis ini memang mirip Narendra yang doyan makan, baik makanan berat maupun ringan, mau makanan dari restoran mahal maupun dari pinggir jalan, perutnya ayo saja.