Cinta pertama Ellea An Noor adalah ayahnya. Surga satunya yang dia miliki di dunia ini. Dia yang pernah berjanji tidak akan membuka hati kepada lelaki manapun harus dikejutkan atas permintaan sang ayah yang di luar prediksi.
Menikah karena ingin berbakti itulah yang dilakukan oleh Ellea dan Ahlam, putra dari kerabat ayah Ellea. Tanpa adanya pendekatan dan hanya bermodalkan kesepakatan mereka memutusakan untuk maju ke jenjang pernikahan. Merelakan kebahagiaan mereka direnggut agar bisa membuat orang tua mereka merasakan kebahagiaan.
Akankah pernikahan tanpa cinta yang mereka lakukan akan menghasilkan kebahagiaan? Atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Permata Berharga Nan Langka
Tangan Ahlam yang sudah tak mau diam. Dia terus menyusuri kulit putih yang masih terselimuti bathrobe. Si pemilik kulit nan lembut itu mulai merasakan ada pergerakan dari bulu kuduknya. Di mana dia merasa geli, tapi mengandung sengatan listrik hingga darahnya mulai memanas. Apalagi, tangan Ahlam dengan lincahnya sudah membuka pengunci rumah dua benda kembar.
Semakin tangan itu menyusuri punggung, darah Ellea semakin mendidih. Apalagi, pagutan mereka sudah semakin panas dan ganas. Sensasi yang berbeda yang harusnya tak Ellea ungkapkan malah keluar begitu saja saking tak tahan.
Ahlam mendudukkan tubuh Ellea di meja rias. Tak dia pedulikan banyak yang berjatuhan. Bibir mereka pun masih saling berpagutan. Perlahan, bathrobe yang Ellea gunakan dia turunkan. Terlihat betapa putihnya bahu sang istri tercinta.
Ellea hanya terdiam ketika jakun Ahlam bergerak menahan napsu yang tak tersalurkan. Ahlam kembali menatap Ellea seakan meminta persetujuan. Ellea tak menjawab, tapi tangannya sudah mengusap lembut dada Ahlam yang masih terbalut kaos.
Desisan nikmat keluar dari mulut Ellea ketika dia merasakan kecupan bibir Ahlam di pundaknya. Tangan satunya mulai menurunkan bathrobe sebelahnya sehingga pundak dan dada Ellea terlihat dengan begitu nyata. Puas menyusuri bahu yang begitu lembut, matanya kini tak berkedip ketika melihat belahan di antara diia gunung yang masih tertutup. Dia seperti singa kelaparan. Air liurnya hampir saja menetes.
"Sayang--"
Ellea meraih tangan sang suami dan meletakkannya di dada kencang miliknya.
"Lakukanlah, Mas."
Lampu hijau sudah Ahlam terima, tapi dia tidak seperti orang kesetanan. Dia melakukan yang biasa pria lakukan di gunung putih milik istrinya dengan begitu lembut. Sehingga sang istri ikut terlena dan hanyut dalam suasana. Saking terhanyutnya, tangan Ellea sudah meraba adik mini sang suami yang masih ditutupi celana Levis.
"Pelanin, Mas."
Semakin Ahlam melahap benda cokelat muda yang begitu manis, semakin Ellea tak tahan. Ada sesuatu yang sudah merembes di bawah sana.
Namun, Ahlam tak mau berhenti. Itu membuat Ellea harus menggigit bibir bawahnya agar tak menimbulkan suara setan. Suara itu ternyata tak bisa ditahan. Apalagi, ketika tangan Ahlam sudah mulai berada di kue apem berambut tipis. Aliran darah yang sudah mulai dingin kini kembali panas.
Ahlam malah semakin tertantang. Dia merobek layin penutup itu dan membuangnya sembarangan. Dia sungguh terpesona pada mahkota yang Ellea miliki. Kecil, indah dan juga harum. Tangan yang hendak membuka kue apem yang ada belahan di tengah, dicekal oleh Ellea.
"Sayang--"
Ellea pun tak kuasa menolak. Hari ini dia akan membuka lembaran baru dan mulai menjadi istri seutuhnya untuk Ahlam yanbt sudah banyak mengalah.
Mata Ellea terpejam tatkala lidah tak bertulang itu memainkan almond. Ellea seperti cacing kepanasan karena ini kali pertama dia merasakan kenikmatan yang tak bisa diungkapkan.
"Mas, udah!!!"
Ahlam merasakan ada yang menyembur hangat ke bibirnya dari lubang kecil biji almond. Ahlam melihat istrinya terkulai lemah bersandar di cermin.
"Badan aku langsung lemes, Mas."
Ahlam tersenyum. Dia mulai berdiri dan mencium kening sang istri. Ahlam membopong tubuh istrinya yang poloss dan meletakkannya di atas tempat tidur.
"Aku pipis ya, Mas?"
Ahlam kembali tersenyum mendengar pertanyaan Ellea. Dia mengambil ponselnya dan menunjukkan sebuah video kepada sang istri tercinta yang tengah berbaring. Mata Ellea melebar dan segera menoleh ke arah Ahlam.
"Mas--"
"Kamu keenakan, Sayang. Makanya udah keluar. Sama kayak cewek di video ini."
Ellea segera menutup wajahnya dengan selimut karena malu. Ahlam pun tertawa melihatnya.
"Sayang, kita kan udah sah. Jadi, gak usah malu untuk melakukan hal ini. Udah halal, Sayang."
Perlahan, Ellea menurunkan selimut yang menutup tubuhnya. Dia menatap Ahlam dengan sorot mata begitu malu.
Ahlam mulai masuk ke dalam selimut. Memeluk tubuh Ellea yang masih belum mengenakan apapun. Bibirnya malah menghisap Chocochips imut Milik istrinya.
"Mas--"
"Enak, Sayang."
Ellea membiarkan saja. Dia sedang training memiliki bayi. Namun, bayi yang menjadi bahan trainingnya sekarang adalah bayi bangkotan.
Napas yang memburu semakin Ellea rasakan. Tangan Ellea kembali menyentuh adik mini sang suami hingga terdengar suara keenakan.
"Sayang, apa boleh Mas--"
"Lakukanlah, Mas. Aku ingin menjadi istrimu yang seutuhnya."
Gesekan hangat membuat Ellea kembali melengoeh. Sebelumnya Ellea sedikit histeris ketika melihat adik mini sang suami yang terkena tegangan tinggi. Begitu panjang dan kekar.
"Mas, mulai dobrak, ya."
Terowongan yang begitu sempit, tak bisa langsung didobrak. Memerlukan effort yang tinggi untuk masuk ke sana. Dipercobaan kelima, kepala adik mini mulai masuk. Bertepatan dengan itu, rintihan kesakitan mampu Ahlam dengar. Dia menatap Ellea dengan penuh rasa bersalah.
"Sakit, ya?"
"Kayak dirobek paksa," sahut Ellea dengan nada yang bergetar.
Tanpa mengeluarkan adiknya, Ahlam mengecup kening Ellea. Lalu, perlahan dia gerakkan maju mundur. Terowongan itu benar-benar kesat dan semakin membuat Ahlam bergairah. Ellea pun mulai mengikuti irama kenikmatan. Rasa sakitnya sudah mulai hilang dan dia merasakan sebuah sodokaan yang membuatnya ketagihan.
Sahutan demi sahutan kenikmatan terdengar di kamar tersebut. Apalagi, Ahlam kini sudah merubah posisi di mana sang istri yang berada di atasnya.
"Ah, Mas-- Mentok!"
"Goyangin, Sayang."
Baru beberapa kali bergoyang, Ellea berteriak tak tahan. Bertepatan dengan itu sang adik pun muntah bersamaan dengan pipisan Ellea kedua kalinya. Tubuh Ellea terjatuh ke dada bidang sang suami. Napasnya sudah tak beraturan.
Ahlam yang juga lemas, mulai menurunkan tubuh Ellea dengan pelan. Wajah Ellea terlihat begitu kelelahan. Ahlam yang hendak turun dari tempat tidur membuat terdiam ketika mendengar ucapan Ellea.
"Mas mau ninggalin aku setelah Mas merenggut kesucian aku?"
.
"Kamu bicara apa, Sayang? Mas gak akan ninggalin kamu."
Ellea tak percaya. Air matanya pun sudah terjatuh. Ahlam segera mengusapnya dan mencium kening Ellea dengan begitu dalam dan penuh cinta.
"Mas, mau ambil tisu. Mau bersihin terowongan nikmat milik Mas yang sudah Mas lumasi dengan getah putih kental."
Rasa takut pasti ada di hati Ellea. Apalagi, kesuciannya baru saja dia berikan kepada Ahlam. Namun, melihat Ahlam yang memperlakukannya dengan begitu baik dan penuh cinta tak membuatnya menyesal sudah memberikan haknya kepada sang suami.
Ahlam dengan telaten membersihkan sisa getah putih yang adiknya semburkan. Tak hanya sekali, dia juga membersihkannya dengan tisu basah untuk bayi.
"Sekarang, kamu tidur, ya."
Ahlam terus melengkungkan senyum ketika sang istri sudah tidur dengan begitu damainya. Tak dia pedulikan tangannya yang mulai pegal karena dijadikan bantal. Dan wajah Ellea begitu menempel dengan dada bidang Ahlam hingga napas Ellea dapat Ahlam rasakan.
"Terima kasih, Ayah. Sudah memberikan permata berharga nan langka untuk Iam. Iam semakin jatuh cinta padanya, Yah."
...***To Be Continue***...
Boleh minta komennya? Kalau bisa banyakin ya ...
