NovelToon NovelToon
Jodohku Ternyata Sahabat Kakakku

Jodohku Ternyata Sahabat Kakakku

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:86.7k
Nilai: 5
Nama Author: Chocoday

Aku Raima Nur Fazluna, gadis yang baru saja menginjak usia 21 tahun. Menikah muda dengan Sahabat Kakakku sendiri yang sudah tertarik sejak awal pertemuan kita.

Namanya Furqan Hasbi, laki-laki yang usianya berbeda 5 tahun di atasku. Dia laki-laki yang sudah menyimpan perasaannya sejak masa sekolah dan berjanji pada dirinya sendiri akan menikahiku suatu saat nanti ketika dirinya sudah siap dan diantara kita belum ada yang menikah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chocoday, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35

Kita duduk berdua pada teras kontrakan yang sangat minim. Sesekali menoleh padanya yang sibuk menatap langit, entah apa yang memenuhi pikirannya saat ini.

"Kak Furqan,"

Sapaanku membuatnya langsung menoleh tersenyum, "kenapa Sayang?"

"Kalau Neng ajak Ica buat sekolah di tempat dulu gimana? Biar dia nanti tinggal sama Neng sementara," usulku.

Dia tersenyum lalu mengusak belakang kepalaku lembut, "yakin kamu? emangnya gak bakal ngerepotin kamu sama keluarga?" tanyanya beruntun.

"Yakin dong Kak! Lagian Neng udah akrab ini sama Ica juga," ucapku agar Kak Furqan yakin.

"Kalau Ica-nya mau, Kakak bolehin," ucapnya setuju.

"Kamu gak dingin diem di sini?" tanyanya melihatku hanya memakai baju semalam.

"Enggak Kak, daripada di dalem aku gak bisa tidur," jawabku.

"Sempit ya?" tanyanya membuatku terkekeh pelan.

"Enggak, Neng cuman gak bisa tidur aja," jawabku membuatnya tersenyum.

"Tapi kenapa Kakak ngontrak? Kan punya rumah yang bekas Bapak?" tanyaku beruntun dengan rasa penasaran.

"Karena rumah itu sekarang milik Aksara," jawabnya.

"Hah... Kenapa?" tanyaku terkejut menoleh padanya.

Kak Furqan menutup mulutku dengan tangannya, "jangan keras-keras Sayang! Nanti orang-orang pada kebangun."

Aku cengengesan mendengarnya, "ya maaf!"

"Kok kamu tau Bapak punya rumah di sini?" tanya Kak Furqan.

"Kakak pikir aku bisa ke sini gak tau apa-apa? Kan di kasih alamatnya sama Bang Daffa," dia hanya manggut-manggut mendengarnya.

"Kalau Bapak udah kasih rumah itu sama Aksara, kenapa dia datengin Bapak ke Rumah sakit terus?" tanyaku.

"Soalnya yang dia butuh bukan rumah ataupun harta tapi balas dendam sama Bapak," jawab Kak Furqan.

Semalaman itu, kita habiskan untuk mengobrol bersama karena lusa aku akan pulang. Tentunya, membawa Ica pulang kali ini.

Pagi harinya, Kak Furqan mengantarkan aku kembali ke Hotel, menyuruhku untuk segera beristirahat.

"Ya udah Kakak mau berangkat kerja dulu ya! Kalau ada apa-apa hubungi," pesannya membuatku mengangguk paham.

Aku masuk ke kamar hotel, menjatuhkan tubuhku pada kasur yang masih berserakan dari kemarin.

Telepon masuk pada ponsel membuatku segera merogohnya di dalam tas.

"Assalamualaikum Bang Daffa,"

"Waalaikumsalam Nur,"

"Kenapa Bang? Ada apa?" tanyaku beruntun.

"Kamu kapan pulang? Ini bunda ratu udah nanyain terus," tanya Bang Daffa.

Aku terkekeh mendengarnya, "insyaallah lusa Bang. Oh iya, Nur mau bawa Ica pulang dan tinggal sementara sama kita, boleh gak?" tanyaku.

"Bentar Abang bicarain dulu sama Mamah,"

"Ya udah,"

Terdengar Abang membicarakan apa yang didengarnya.

"Assalamualaikum Sayang!" sapa Mamah mengambil ponsel Bang Daffa untuk berbicara langsung.

"Waalaikumsalam Mah,"

"Kata Bang Daffa, kamu mau bawa adiknya Furqan tinggal sementara di sini?" tanyanya.

"Iya Mah, kasian sampe sekarang belum lanjut lagi sekolahnya. Pindah enggak karena gak ada yang ngurus, jadi Nur inisiatif buat bawa dia pulang dan balik sekolah di sekolah yang dulu," jelas-ku tentunya membuat Mamah mengerti.

"Boleh Sayang! Tapi kalau diizinin sama keluarganya ya," ujar Mamah.

"Iya siap Mamah, Nur nanti mau rundingin dulu sama Mamah-nya," ucapku tersenyum senang.

"Kalau gitu udah dulu ya Mah, Nur mau tidur sebentar! Ngantuk banget ini," izinku pamit.

"Emangnya abis darimana semalem Nur?" tanyanya, "udah ngantuk jam segini."

"Malem kemarin di Rumah sakit sama Kak Furqan terus malem tadi gak bisa tidur karena di kontrakannya," ungkap-ku.

"Eh ngapain di kontrakannya?" tanya Mamah menggodaku.

"Mamah.... Usil banget deh sama Nur, udah dulu ya! Gak kuat ngantuk," izinku.

"Ya udah tutup aja!" aku langsung menutup panggilannya dan mulai terlelap.

Cukup lama aku tertidur, hingga ponselku berdering kesekian kalinya. Mataku bahkan masih tertutup setengahnya.

Siapa nih?

Gumamku sembari mengangkat teleponnya, "Assalamualaikum,"

"Nur ini aku Azri!" ucapnya tanpa menjawab salamku, napasnya terdengar panik membuatku langsung terbangun sepenuhnya.

"Kak Azril kenapa?" tanyaku bingung.

"Nur, Furqan, Nur!" ucapnya terdesak.

"Kak Furqan kenapa Kak?" tanyaku mulai khawatir.

"Dia pingsan di gebukin orangnya Aksara," ucap Azril dengan ucapan yang tersendat.

"Nur ke situ sekarang!"

Aku dengan cepat mencuci wajah dan berganti pakaian karena sudah lusuh. Segera pergi dari hotel ke restoran tempat Kak Furqan kerja.

Sesampainya di sana, keadaan restoran sangat berantakan. meja dan kursi berjatuhan dengan vas bunga serta tisu yang berserakan di mana-mana.

Aku dengan langkah pelan masuk ke dalam, Azril turun dari lantai atas menemuiku.

"Kak Azril, Kak Furqan-nya mana?" tanyaku.

"Furqan di atas Nur, kamu ke atas aja gak apa-apa. Aku mau beresin ini dulu," ucap Kak Azril.

Aku naik ke kamar atas, melihat Kak Furqan yang sudah berbaring di atas sofa yang tidak terlalu lebar.

Langkahku mulai lemah, mataku mulai memerah, melihat memar dan sobekan kecil karena pukulan di kulit putihnya.

"Kak Furqan," sapaku melirih menggenggam jari-jemarinya yang terlihat lemas.

Dia sudah sadarkan diri, menoleh padaku dengan senyuman simpulnya.

"Kok bisa ke sini? Siapa yang kasih tau?" tanyanya beruntun. Tapi aku hanya terdiam menatapnya sendu.

"Hey jangan natap Kakak kayak gitu!" pintanya sembari menangkup sebelah pipiku.

"Kenapa bisa Aksara hajar Kakak gitu aja?" tanyaku dengan nada gemetar.

"Bukan Aksara tapi orang suruhannya," ucap Kak Furqan.

"Ya sama aja Kak, orangnya kan di suruh sama Aksara," ucapku sedikit tinggi.

Dia terkekeh dengan sudut bibirnya yang berdarah, "lucu banget sih marah-marahnya."

Aku mencubit perutnya kesal. Laki-laki itu merintih kesakitan setelahnya, "aw..."

"Eh maaf-maaf gak sengaja!" ucapku merasa merasa bersalah.

"Udah gak apa-apa," ucapnya tersenyum sembari menggenggam tanganku.

"Nur obatin ya lukanya?" tawarku dianggukinya pelan.

"Ada kotak p3k-nya gak?" tanyaku.

Dia menunjuk kotak putih di atas lemari di depannya. Aku berjinjit untuk mengambilnya, namun sayangnya masih terasa kesulitan.

Dia terkekeh lalu berjalan padaku untuk mengambilkannya. Sontak aku langsung terdiam karena tubuhnya sangat dekat denganku.

Padahal ini bukan pertama kali kita berdekatan tapi kenapa rasanya tubuhku mulai panas hanya dengan mendengar deru napasnya.

"Neng kenapa?" tanyanya setelah dia duduk kembali. Sedangkan, aku masih tertegun di depan lemari.

Aku tersadar mendengar pertanyaannya, "enggak kok." jawabku langsung jalan dan duduk di sampingnya.

Aku membersihkan luka di wajahnya. Sesekali dia terlihat meringis kesakitan.

"Tadi emang berapa orang yang ngegebukinnya?" tanyaku penasaran.

"Kayaknya ada 4 gitu, mungkin," jawabnya tidak yakin.

Matanya terus memperhatikan aku saat tanganku mengobati bibirnya yang sedikit sobek dan berdarah.

Aku berusaha untuk terus tenang tidak gemetar karena tatapannya yang intens.

"Kak natapnya jangan kaya gitu Nur malu!" protes-ku.

Dia tertawa mendengarnya, "lucu banget pipinya sampe merah gitu," ujarnya tetap saja menggodaku.

1
Erna Sudiastuti
Luar biasa
Awie Uti
suka suka suka suka
`Miga
Aku suka banget sama alur kisahnya,Yg bikin kadang aku nangis,Baper,kadang ikut Salting karna mereka berdua,Bagus banget ceritanya kpn kpn bikin cerita lagi ya Thor,Semangatttt
Sulastri Oke86
Luar biasa
aqil siroj
bapak durjana buang ke laut aja
BLUE SKY
relate banget sih
BLUE SKY
idih😁😎🥰
BLUE SKY
serah lu lah septian
aqil siroj
bapaknya si furqan emang sinting x ya... anak sendiri loh digituin
Chocoday
Furqan masih menikmati masa halalnya 🙏 sabar kak 😂
Fitri Nur Hidayati
sudah mp aja nih furqon. apa adiknya balik pondok lagi y? gimana bpk nya dan sdr tirinya
aqil siroj
mau pipis itu si nur 😅😅
Fitri Nur Hidayati
detik2 menuju sah... senangnya...
Fitri Nur Hidayati
kasihan icha.
aqil siroj
ngeriii banget kak sma yg menimpa ica... mungkin karna aq punya anak cewek" x ya...
merinding jadinya
Chocoday: Semoga anaknya selalu terjaga ya Kak 🙏
total 1 replies
Nurul Indarti
mulanya ceritanya bagus sampe komennya pada bagus semua tp lama lama kok gk jelas ceritanya mau d bawa kemana gk sesuai judul...maaf bukan gk menghargai penulisnya tp aku kecewa aja gk sesuai ekspektasi..
Chocoday: Terima kasih kritikkannya kak, saya terima dengan baik. Maaf kalau ceritanya gak sesuai ekspektasi kakak, saya akan perbaiki untuk selanjutnya 🙏
total 1 replies
Chocoday
diusahakan bakal tiap hari double up ya /Smile/
aqil siroj
duhhh aku tuh takutnya dia dilecehkan aksara ya ...
jangan sampai thor kasihan si ica
Chocoday: kita liat dipart berikutnya ya kak
total 1 replies
Dwie Artum
lnjut lg kk.double up nya slalu q tunggu
Bundha SayanxRaggil
yg mesti ibu nua thor yg paleng sakit hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!