Ikuti instagramku ya kakak. alwi08895
Instagram Karena perjodohan, aku terpaksa menikahi suamiku sekarang ini. Di mata orang lain, dia memberiku cukup uang dan cinta, tetapi hanya aku yang tahu bahwa dia tidak pernah menyentuhku. Dua bulan menikah, aku masih seorang perawan ...... Untuk mengubah kebekuan itu, aku telah mencoba merayunya dengan pakaian yang sangat terbuka, tetapi dia bahkan tidak melirikku sama sekali. Yang lebih membuatku patah hati, suatu hari aku melihatnya memegang tangan wanita lain. Wanita itu sendiri yang mengatakan kepadaku bahwa mereka berdua sudah berhubungan seks. Menghadapi kenyataan bahwa suamiku selingkuh, haruskah aku bercerai, atau mencoba membuatnya mencintaiku ......
Season ke dua....
Menceritakan kisah Brayen (Kakak angkat Arya) dan Alena (Adik kandung Alyn).
Mereka terpaksa harus menikah karena kejadian yang tidak di sengaja(Insiden kamar kosong).
Cerita Brayen si mafia yang di buang di panti asuhan saat baru di lahirkan dan Alena yang b
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwi 1234, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERMAINAN TAKDIR
Di sebuah kamar yang di desain elegant dan mewah dengan kombinasi Perpaduan biru muda dan navy dengan furnitur klasik seperti lampu gantung dan cermin memberi kesan Hollywood mewah ala Victoria.
Seorang pria bertubuh tinggi dan tegap berjalan melewati kamar yang mewah itu menuju ruang ganti.
Dia membuka lemari yang hanya berisi pakaian wanita. Dia bersedekap dan memandangi isi lemari itu. Dia menerawang jauh mengenang masa lampau.
"Nak... permisi, bibi mau menaruh pakaian kamu ke dalam lemari." Ucap bibi Ijah dengan sopan pada majikannya. Bibi Ijah sudah ia anggap seperti bibinya sendiri maka dari itu pria berbadan tegap itu melarang bi Ijah memanggilnya tuan.
Pria itu mundur beberapa langkah. Bibi Ijah melirik tuannya sambil meletakkan pakaian yang sudah ditata rapi.
"Huuuuufffhhh.... Ada yang bilang jika kita merindukan seseorang, berarti orang itu sedang memikirkan kita ya bi?..." Tanya Iqbal pada pembantunya yang sudah dianggap seperti kerabat sendiri. sedangkan bi Ijah juga memperlakukan Iqbal seperti anak sendiri.
"Mungkin saja nak... Masih memikirkan Gadis itu ya nak?...." Tanya bi Ijah tanpa sungkan-sungkan pada Iqbal.
"Iya." Jawab Iqbal singkat.
"Kenapa nggak coba cari gadis lain saja?... Nak Iqbal kan tampan, kaya lagi. Pasti banyak gadis yang mau dan tertarik sama nak Iqbal." Bibi Ijah menasehati.
"Ya. Seandainya bisa." Ujar Iqbal.
"Nak Iqbal tidak mampu melupakan atau tidak mau melupakan?..."Tanya bi Ijah.
"Dua duanya bi." Jawab Iqbal.
"Kalau terus-menerus seperti ini, itu akan menyiksa diri kamu nak." Ujar Bi Ijah.
"Orang bilang waktu bisa menyembuhkan luka tapi aku rasa tidak bisa menghapus jejak nya."Ucap Iqbal.
"Setidaknya ada hikmah dibalik perjuangan yang kamu lakukan dulu. Kamu sekarang sudah menjadi orang sukses." Tutur bi Ijah.
POV Iqbal
Bukan kesuksesan bi tapi ini merupakan kegagalan terbesar dalam hidupku. Karena tujuan utamaku merantau bertahun-tahun di Jakarta hanya untuk memenuhi tantangan dari Abah dan mendapatkan Restu dari Abah Alyn. Tetapi aku kembali ke kampung nelayan di waktu yang tidak tepat. Ternyata aku kembali di hari pernikahan kekasihku Alyn. Aku kembali di saat para saksi mengucapkan kata "SAH" Aku hanya bisa berdiri mematung di ambang pintu rumah Alyn dan menyaksikan pernikahan kekasihku. Hatiku hancur berkeping-keping bagaikan dihantam bongkahan batu besar. Aku tak rela tapi ini takdir yang harus ku terima.
Dari uang Rp.50.000 aku merangkak sampai mendapatkan segalanya. Tidak mudah bagi seseorang yang sekolah bahkan tidak tamat SD bisa menyentuh langit sepertiku. Semua itu hanya untuk Alyn tapi sungguh tak kuduga takdir tak berpihak padaku. Rumah besar, deposito, investasi ,dan properti Yang kumiliki tidak ada artinya tanpa adanya Alyn di sampingku.
POV ARYA.
Keesokan paginya aku baru bisa kembali ke rumah sakit setelah mengurus semua keperluan yang harus aku lakukan sendiri.
Aku memasuki kamar rawat Alyn. Aku sudah sangat merindukan istriku akan tetapi di saat Alyn melihatku dia malah bersembunyi di balik selimut. Dia menutupi seluruh tubuhnya.
Sepertinya dia masih sangat marah padaku. Jika seperti ini, aku bingung apa yang harus aku lakukan?
Aku tidak menyerah Aku berjalan menghampiri Alyn. Aku berusaha mengajaknya bicara tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Ketika aku membelai kepalanya dari balik selimut barulah keluar kata-kata dari balik selimut itu.
"Jangan sentuh aku lagi Mas." Ucapan Alyn membuatku kecewa.
"Alyn aku suamimu Kenapa tidak boleh?" Tanyaku.
"Jangan membuatku semakin membencimu Mas. Aku jijik padamu." Jantungku begitu sakit mendengar jawaban Alyn.
"Baiklah apa mau mu Alyn? Katakan apa yang kau inginkan? Apa yang harus aku lakukan agar kau mau memaafkan aku?" Tanyaku. Aku akan berusaha melakukan apapun asal Alyn mau memaafkanku.
Aku senang akhirnya Alyn mau membuka selimutnya dan dia duduk menatapku. Tapi matanya masih sangat merah dia menatapku dengan tajam. Dan aku tidak suka itu.
"Kau mau melakukan apa pun kan asal Aku mau memaafkanmu?..."Tanya Alyn.
"Ya. Katakan apapun yang kau inginkan asalkan kau mau memaafkanku." Jawabku.
"Baik. Aku akan memaafkanmu asalkan kau mau menceraikan aku." Jawaban Alyn selalu membuat dadaku sesak.
Aku masih terkesiap dan jantungku selalu terlonjak setiap Alyn mengatakan kata cerai, walaupun sudah berulang kali aku mendengarnya tapi rasanya masih tetap sama, sakit. Aku hanya bisa meraup wajahku dengan kasar. Alyn benar-benar bertekad ingin pisah dari ku. Jantungku, hatiku, dadaku rasanya remuk redam.
"Tidak untuk yang satu itu Alyn. Aku tidak mau berpisah darimu. Tolong beri aku kesempatan. Percayalah aku tidak akan mengulangi kesalahanku lagi. Aku akan setia padamu." Aku memohon. Aku berusaha sabar. Berharap Alyn mau menerima permintaan maaf ku.
"Laki-laki penghianat sepertimu mana bisa di percaya."Alyn masih tak percaya padaku.
"Aku bersumpah demi Abi dan Umi ku, aku tidak akan menghkianatimu lagi. Demi Tuhan aku berjanji." Aku bingung harus membujuk Alyn seperti apa lagi agar dia bisa percaya dan mau memaafkanku.
"Mengertilah mas. Bebaskan aku. Lepaskan aku. Aku tidak ingin hidup bersamamu. Aku ingin mencari kebahagiaanku yang lain." Ucapan Alyn mulai memantik emosiku. Aku cemburu. Apa maksudnya kebahagiaan yang lain?....
"Kebahagiaan yang lain???....Iqbal maksudmu."Aku menarik lengan Alyn dan bertanya.
"Iya." Alyn meneriakiku. Alyn membuatku benar-benar murka. Kulihat Nadia baru keluar dari kamar mandi.
"Nadia, cepat keluar dari sini dan kunci pintu itu rapat rapat dari luar. Matikan CCTV di kamar ini dan Pastikan tidak ada satu orang pun yang masuk." Titahku pada Nadia.
"Baik tuan." Ucap Nadia yang selalu patuh pada perintahku. Aku mulai menindih tubuh Alyn dan menahan tangannya di kedua sisi kanan kiri.
"Kamu mau apa mas?" Tanya Alyn yang terlihat panik.
"Kamu ingin cerai dariku kan. Kalau begitu lakukan tugasmu sebagai seorang istri. Layani aku, puaskan aku."
*****
JANGAN LUPA LIKE KOMENTAR DAN VOTE DI FAVORIT YA
"