Mempunyai paras cantik dambaan semua wanita tak membuat kisah percintaan Rania mulus.
Rania mendapati sebuah penghianatan besar dalam hidupnya, yang dilakukan oleh calon suaminya sendiri.
Terlebih lagi Rania juga harus menerima kenyataan jika dirinya disebut - sebut sebagai perawan tua oleh sebagian masyarakat yang masih mempercayai mitos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiyarakey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesempatan dalam kesempitan
Hingga hari berganti Linda masih belum melahirkan, kata Budhe Murni yang semalam menemani Bu Ningrum pembukaan Linda berhenti di pembukaan 7. Dari semalam hingga esok ini belum bertambah lagi.
Linda yang sudah kewalahan menghadapi rasa sakitnya pun sudah tak mampu berteriak - teriak lagi, ia hanya merintih kesakitan sepanjang waktu.
Rania yang pagi - pagi akan mengantarkan makanan untuk ibu dan adiknya pun dikagetkan dengan kedatangan Kevin, mobil putih itu sudah bertengger di halaman rumah tanpa mengabarinya terlebih dahulu.
"mau kemana ini udah cantik gitu???" goda Kevin saat melihat Rania keluar dari pintu rumahnya.
"Mas Kevin,,, sejak kapan Mas Kevin ada disini, kenapa tidak memanggilku???" ucap Rania sambil mendekati pria tampan itu.
"kalau aku panggil nanti tidak surprise lagi,,," balas Kevin.
"mau kemana pagi - pagi begini???"
"mau nganter makanan buat ibu sama Rudi, lagi nungguin Linda lahiran,,,,"
"Linda udah mau melahirkan???"
"iya,,, sejak kemarin siang sampai sekarang belum lahir - lahir,,, kasian dia,,," gumam Rania.
"ya udah aku antar saja yuk masuk,,," tawar Kevin sambil membukakan pintu mobilnya untuk Rania.
"ya ampun mas,,,, cuma kesitu doang ngapain naik mobil, bawa motorku saja???" ucap Rania.
"oke,,,"
Mereka pun berdua menaiki motor Rania yang sudah terparkir di depan rumah. Kevin pun membawa motor itu dengan pelan dan hati - hati.
Sesampainya disana, mereka melihat Linda yang masih kesakitan dari celah pintu ruangan yang sedikit terbuka, saat Bu Ningrum keluar.
Kevin pun menyalami calon mertuanya dengan taklim.
"kapan kamu sampai di rumah Le???" tanya Bu Ningrum.
"semalam bu,,," jawab Kevin.
"ayo bu makan dulu, ibu pasti capek nunggu Linda dari kemarin siang,,," ucap Rania.
"iya,,, tapi kasian Rudi kalau ibu tidak disini, mana ibunya Linda dari kamaren di Solo, katanya baru semalam pulangnya, tapi sampai sekarang belum datang - datang,,," gerutu ibu.
"kita tunggu saja bu,,, nanti kalau dia datang ibu bisa pulang dulu istirahat sebentar"
"iya nduk"
"ini buk sarapan dulu, takut maag ibu kambuh kalau telat makan,,, untuk Rudi sudah aku pisahkan kok" ucap Rania sambil membuka kotak makan untuk Bu Ningrum.
"kalian sudah makan???"
"sudah bu,,," ucap Kevin dan Rania berbarengan.
"kok Linda lama gak lahir - lahir ya bu anaknya,,," tanya Rania.
"anak pertama memang biasa lama begitu nduk,,, masih cari jalannya, kalau udah anak ke dua ke tiga ya biasnya cepet" balas Bu Ningrum.
Saat Bu Ningrum tengah menggunyah makanannya ia pun gegas kembali ke dalam saat Linda mulai memanggil - manggil namanya lagi, Linda ingin punggungnya di elus - elus terus oleh Bu Ningrum.
"Kasian Linda,,," ucap Kevin.
"iya,,, tapi sudah kodratnya mau gimana lagi,,,"
"apa aku besok akan tega melihatmu kesakitan begitu,,," ucap Kevin sambil memandang jauh hingga ke hamparan ladang sayur.
"semua perempuan berharapnya lancar saat persalinankan,,,."
"besok kalau anak kita akan lahir, operasi saja sayang agar kamu tidak kesakitan,,," gumamnya lagi.
"bicaramu terlalu jauh mas,,, nikah saja belum" gumam Rania.
"lagi pula pemulihannya akan lebih cepat jika melahirkan normal mas,, sehari sudah bisa berjalan beda lagi kalau operasi,,,"
"oya sih,,, semoga kita besok punya sebelas anak,,, agar aku bisa membuat tim sepak bola,,," ujar Kevin yang langsung dihadiahi cubitan keras di lengannya.
" aku bukan pabrik anak mas"
Kevin pun tertawa lebar mendengar ucapan Rania, gadis desa yang lugu itu.
Setelah beberapa saat mereka berada di bidan itu, Kevin dan Rania pun memutuskan untuk pulang, sebab Kevin ada meeting penting jam 11 siang.
Dengan alasan akan mengantar bosnya Kevin pun pulang kerumahnya, setelah mengantar Rania sampai ke rumah dengan selamat.
Pada malam harinya ia diberitahu jika Linda telah melahirkan putri pertamanya dengan selamat. Rania pun turut bahagia atas hadirnya anggota keluarga baru dikeluarganya.
Keesokan harinya ia pun kembali menjengguk keponakan pertamanya itu.
"lucu sekali bayimu Rud,,," ucap Rania sambil membelai pipi bayi mungil itu.
"iya mbak,,,"
"mirip sekali dengan bentuk wajahmu,,," ujar Rania lagi.
Selang satu hari Linda beserta bayinya pun bisa pulang ke rumah, Pak Usman akan mengelar acara syukuran kelahiran cucunya dengan memotong seekor kambing.
Para tetangga dan kerabat pun datang membantu kami memasak untuk acara syukuran tersebut.
Sejak pagi tetangga sekitar rumah sudah datang, mereka memasak berbagai macam menu masakan pendamping olahan kambing itu.
Tingg,,,,
Notifikasi ponsel Rania pun berbunyi nampak nama Kevin tertera di ponsel milik Rania, ponsel keluaran terbaru yang Kevin berikan sebagai barang bawaannya sewaktu lamaran tempo hari.
"sayang hari ini kita keluar sebentar ya,,, aku akan menjemputmu sebentar lagi,,," tulis Kevin dalam pesannya.
"mau kemana mas???" balas Rania.
"cari kado buat keponakan kita, aku nanti malam akan datang ke acara itu, tak enak aku jika tak membawa apapun"
"baiklah,,, aku pun belum membeli apapun untuk bayi kecil itu,,,"
"aku otw sekarang,,, kamu siap - siap,,, "
Tak sampai setengah jam mobil Kevin sudah berada di depan rumah Rania.
Rania pun memasuki mobil mewah itu,
"mas,,, kenapa kamu bawa mobil ini lagi,,, lebih baik kita bawa motor saja,,, tidak enak jika ketahuan majikanmu,,," ucap Rania sambil memasang sabuk pengamannya.
"tidak apa - apa,,, kita akan ke kota cari kado, nanti bawanya bagaimana kalau pakai motor,,," balas Kevin.
"iya deh,,, terserah kamu saja mas,,,"
Mereka pun menuju baby shop di pusat perbelanjaan di kota yang jaraknya hampir 2 jam perjalanan.
"sayang aku laper,,, kita makan dulu ya,,, tadi aku belum sempat sarapan,,,," ajak Kevin sambil membelokan mobilnya menuju sebuah resto yang terlihat nyaman, karena di dalamnya terdapat saung - saung kecil untuk para pengunjungnya.
"iya mas,,,, jangan sampai kamu masuk angin gara - gara tekat makan"
Mereka berdua pun duduk di saung yang berada di atas kolam ikan koi yang berwarna cerah.
Kevin pun memesan ikan bakar komplit dengan lalapannya dan juga jus mangga, sementara Rania memesan ayam bakar serta jus jeruk.
"yuk mas,,, nanti kita pulang kemalaman tidak enak,,," ajak Rania saat ia melihat Kevin bersantai seusai menghabiskan makanannya.
"ya udah yuk sayangku,,,, kita jalan lagi,,, apapun akan kulakukan untukmu,,, " ucap Kevin sambil menjawil hidung mancung Rania.
"padahal aku masih ingin berduaan denganmu,,, kita kan belum pernah nge-date berduaan,,, ini malah buru - buru ngajak pulang,,," gumam Kevin.
"jangan mencari kesempatan dalam kesempitan mas,,,, "
"namanya juga usaha" balas Kevin.
Rania pun hanya tersenyum dengan tingkah Kevin, semakin hari Rania semakin nyaman dengan keberadaan Kevin di sampingnya.
Tak berapa lama mereka pun sampai di sebuah toko yang menjual berbagai macam kebutuhan bayi.
Kevin memilih membeli sebuah kereta dorong bayi yang harganya murah, sebab saat ia akan memilih yang berharga mahal Rania langsung menolaknya.
"mas,,, jangan terlalu boros,,, berlebihan itu tidak baik mas" ucap Rania, hingga ia tak jadi membeli kereta dorong mahal.
"mau beli apa lagi sayang?" tanya Kevin.
"itu saja mas,,," ucap Rania sambil melihat baju bayi berwarna pink yang sangat lucu.
"ambillah sayang,,, ambilah beberapa jangan cuma 1,,," ucap Kevin saat melihat Rania hanya memasukan satu stel baju bayi.
Dengan lincah tangan Kevin memasukkan beberapa baju lagi dalam keranjang, dan langsung mereka bawa ke kasir.
Kevin pun membawa kardus berisi kereta bayi yang sudah di bungkus dengan kertas kado itu,.sementara Rania hanya membawa kotak berisi pakaian yang sudah di bungkus juga. Dan kedua sejoli itu pun langsung pulang ke kampung mereka.
Di karenakan sampai di rumah sudah menjelang magrib, Kevin pun meminta Rania menungginya sebentar untuk mandi dan berganti pakaian agar tidak harus bolak balik ke rumah Rania.
"kamu tunggu aku sebentar ya,,,.aku akaj mandi dengan cepat,,," ucap Kevin saat Rania dengan Bik Zaenab sudah duduk bersama dan mengobrol.
"kenapa kamar Mas Kevin di atas bik??" pertanyaan Rania yang sudah lama ada dibenaknya, ia heran sebab sebagai seorang supir harusnya kamarny ada di belakang.
"kamar di dekat dapur hanya 1 mbak,,, saya pakai sama suami,,, jadi Mas Kevin dapat di atas, di dekat tempat jemur baju,, " jawab Bik Zaenab asal.
Rania pun percaya saja atas kebohongan yang Bik Zaenab ucapkan.
Rania pun meminum teh hangat yang sudah disediakan oleh bibik, dan juga ada pisang goreng yang masih hangat.
"bibik rajin sekali membuat pisang goreng" ucap Rania.
"bibik sering bikin mbak,,, Mas Kevin sangat menyukai pisang goreng sejak kembali ke indonesia" ucap Bik Zaenab sambil menutup mulutnya seakan ia salah ucap.
"emang Mas Kevin dulu dimana bik" tanya Rania.
"itu,,,,dulu sebelum Mas Kevin jadi sopir dia kan jadi TKW di Korea" ucap Bik Zaenab asal.
"ouw,,,," ucap Rania sambil manggut - manggut seraya menggunyah pisang goreng itu.
Sekitar 30 menit Rania menunggu, Kevin pun turun dengan rambut yang sedikit basah, ia memakai kemeja berlengan pendek dan juga celana jeans.
"Pak Hamid ayo ikut sekarang saja,,,," ucap Kevin memanggil supirnya itu.
"iya mas,,, saya sudah siap kok,,," jawab Pak Hamid sambip berjalan mendekati Kevin.
Mereka pun berangkat bersama, meski undangannya masih jam setengah delapan, namun pukul setengah 7 mereka sudah sampai.
"biar saya saja mas yang membawa kardus berat itu,,," ucap Pak Hamid membawakan kardus kereta bayi itu, sementara Rania sudah memasuki rumahnya terlebih dahulu.
Mereka semua menuju ruang tengah dimana Linda tengah duduk memangku bayi yang ia beri nama Aira itu.
"dari mana sih mbak??? Yang lain sibuk masak kok kamu pacaran saja" ucap Rania di depan para saudara Linda yang sedang duduk bersama Linda dan ibunya.
"iya,,,, Ran,,,, kenapa kamu pergi seharian, Linda jadi tidak ada yang membantu menggurus bayinya,,, ibumu kan sibuk di dapur,,," ucap Bu Maesaroh.
Rania tidak menggubris perkataan Bu Maesaroh, ia sudah hafal dengan kata - katanya yang selalu menyudutkan. Ketika Linda akan lahiran saja dia tak mau menunggunya, sekarang bayinya sudah lahir ia tak mau membantu anaknya sendiri.
"Lin,,, ini ada kado dari Mas Kevin dan aku" ucap Rania yang menunjukkan kadi yang baru saja Pak Hamid bawakan.
"terima kasih ya Mas Kevin,,, kamu baik sekali padaku dan anakku,,,," ucap Linda manja, seakan dia berbicara pada kekasihnya.
"iya,,," ucap Kevin sambil keluar dari ruang tengah dan membantu Rudi menyiapkan tikar yang akan para tamu duduki.
Rania pun meninggalkan Linda dan para saudaranya yang sedang berkumpul ia gegas mandi dan berganti baju gamis karena akan ada pengajian.