Aleta, gadis yatim piatu yang di adopsi oleh kakak kandung dari almarhum ibunya. Harus mengubur cinta dan cita nya bersama sang kekasih karena di paksa menggantikan posisi sang kakak yang tiba-tiba menghilang di hari pernikahannya.
Dan itu awal mula penderitaan Aleta.
Bagaimana Aleta menghadapi kehidupannya setelah menikah ???
Yukk... lanjut baca jangan di skip ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lidya Christina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabar Baik ( Aleta Hamil )
Kabar kecelakaan Saga dan Aleta membuat gempar seisi rumah. Keyza dan Billy pun segera di beritahu.
Sekarang semua sedang berkumpul di rumah sakit, menunggu dokter yang sedang menangani mereka berdua.
"Dokter, bagaimana keadaan anak dan menantu saya ?" Emma segera menghampiri dokter saat dokter terlihat keluar dari ruang tindakan.
"Pasien yang laki-laki mengalami benturan yang cukup keras di bagian kepalanya. Itulah kenapa sampai saat ini beliau belum siuman. Kakinya juga terhimpit. Mungkin setelah ini, beliau harus menggunakan kursi roda untuk sementara waktu, sambil melakukan pengobatan dan terapi."
"Lalu menantu saya, yang wanita bagaimana keadaannya ?" Desak Emma tidak sabar dengan penjelasan dokter.
"Pasien yang wanita kondisinya tidak begitu buruk. Dia pingsan hanya karena syok. Untuk saja tidak terjadi benturan padanya, karena itu akan membahayakan kandungannya." Jelas dokter.
"Kandungan ?" Keyza lebih dulu merespon, diikuti tatapan penuh tanda tanya oleh semua yang berada disana.
Tidak terkecuali Stella, yang saat ini sedang mendengar dari kejauhan.
"Iya, pasien sedang mengandung. Tadi saya sudah memanggil dokter kandungan dan memeriksanya langsung. Usia kandungannya memang masih baru, 3 Minggu." kembali dokter menjelaskan.
"Pa, sebentar lagi mama akan menjadi seorang nenek." Pekik Emma kegirangan.
"Iya Ma." Ucap Alex tersenyum.
"Lalu apakah menantu kami sudah sadar, dok ?" Alex beralih bertanya pada dokter.
"Ya, pasien sudah sadar. Tapi sebaiknya tunggu sampai di pindahkan ke kamar rawat dulu, baru bapak dan keluarga bisa mengunjungi. Suster sedang menyiapkan untuk pindah ke kamar rawat."
"Ah, syukurlah. Terima kasih banyak dokter." Ucap Alex sebelum dokter pergi.
Setelah Aleta di pindahkan ke ruang rawat, Saga juga di pindahkan.
Mereka berada dalam satu kamar rawat yang sama. Alex sengaja meminta pada pihak rumah sakit, agar keluarga lebih mudah menjaga mereka berdua.
"Leta..."
Emma langsung berhambur memeluk menantunya.
Matanya berkaca-kaca, antara sedih, haru, dan bahagia.
Sedih dengan kejadian yang menimpa anak dan menantunya, namun juga bahagia dengan kabar kehamilan Aleta.
"Untung saja kamu tidak apa-apa, sayang." Emma mengusap lembut kepala Aleta.
"Iya Ma. Ma, Mas Saga belum sadar juga ?" Tanya Aleta sembari memiringkan kepalanya melihat sang suami yang masih terbaring dengan mata tertutup di sampingnya.
"Iya. Tapi kamu jangan terlalu khawatir, kata dokter kondisinya tidak terlalu parah. Kita tunggu saja, sampai Saga sadar. Kamu tidak boleh banyak pikiran, kasihan nanti calon cucu mama ini." Ucap Emma kemudian tangannya berpindah ke perut Aleta dan mengusapnya lembut.
"Iya Ma. Leta tidak sadar, ternyata Leta sedang mengandung anak Mas Saga. Leta harap Mas Saga segera sadar. Dia harus tau kabar gembira ini."
Baru saja selesai berucap, Saga menunjukkan tanda-tanda kesadaran.
Memang Doa istri sangat mujarab.
Matanya mengerjab menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.
"Mas, kamu sudah sadar ?"
"Saga, kamu sudah sadar, nak ?
"Kak Saga sadar !"
Semua yang ada disitu sangat antusias menunggu Saga mengeluarkan kata pertamanya. Jangan sampai apa yang di takutkan dokter terjadi.
Saga mulai memperhatikan seisi ruangan, termasuk orang-orang yang berada disana.
Tatapannya berhenti pada Aleta yang kini sedang duduk di atas ranjang dengan selang infus di tangannya.
"Aleta, sayang, kamu tidak apa-apa ?"
***
"Sial ! Wanita itu pakai hamil segala ! Dia harus segera dilenyapkan. Saga tidak boleh mempunyai keturunan dengannya !"
Namun sayang, rencana tinggal rencana.
Kehamilan Aleta membuat semua anggota keluarga lebih waspada dengan keselamatan Aleta.
Tak sedetikpun Aleta di tinggalkan seorang diri selama dia di rawat di rumah sakit.
Emma dan Keyza selalu bergantian menjaganya. Hingga tidak ada celah untuk orang-orang suruhan Stella masuk dan mencelakai Aleta lagi.