Andre Winato berutang banyak dan jatuh bangkrut setelah gagal investasi. Istri dan putrinya meninggal secara tragis, dan keluarganya hancur. Bertahun-tahun kemudian, dia berhasil bangkit dan menjadi seorang miliarder.
Suatu hari, saat terbangun dari tidur, tiba-tiba dia menyadari bahwa dirinya kembali ke hari yang membuatnya menyesal seumur hidup! Istri dan putrinya masih hidup! Dia bersumpah untuk menebus semua kesalahannya terhadap istri dan putrinya!
Jgn lupa like vote dan gift ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Jay H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Jenna langsung menggelengkan kepala. Pasti bukan begitu. Mungkin pria sialan itu sedang menyimpan niat buruk. Bagaimana mungkin dia bisa berniat baik?
Pasti ingin menipu agar kakaknya mau kembali kepada
Andre!
Apa Andre pikir setelah berhubungan dengan Martin, lalu dia menjadi orang yang lebih baik?
Martin hanya melihatnya sebagai pesuruh saja. Pekerjaan semacam ini tidak ada orang yang mau melakukannya. Apa tidak lihat bahwa uang itu tidak berada di tangan Andre, tetapi di tangan orang berjas rapi?
Dia hanya seorang penipu dan berpura-pura hebat di depan Jenna. Benar-benar menjijikkan!
Baru saja mendapat sedikit kekuasaan, tetapi sudah arogan....
Masih berniat membodohi Jenna agar membujuk kakaknya pulang lalu membawa anak mereka dan lanjut hidup menderita dengan pria itu.
Tidak mungkin!
Jenna sudah bersikap sangat profesional dengan menuangkan teh untuk Andre.
Irwan menggesek kartu untuk membayar 30 miliar, lalu menandatangani kontrak. Dia tidak takut Properti Trust akan membawa uang itu dan kabur. Bagaimanapun juga, Irwan telah punya perhitungan sendiri tentang bisnis yang berada di Kota Surawa ....
Perusahaan Properti Trust memang tidak terlalu besar, tetapi termasuk perusahaan lokal di Kota Surawa. Perusahaan ini masih cukup tepercaya karena pemiliknya telah membangun bisnis agen properti selama 10 tahun.
Andre langsung mengantongi kontraknya setelah melihat Irwan selesai tanda tangan.
Untung saja zaman sekarang belum ada larangan pembelian properti dari pemerintah Kota Surawa. Kalau tidak, 150 unit properti ini pasti akan membuat Andre celaka.
Masalah Jalan Kumar yang direlokasi, dalam waktu singkat masih belum bisa menghasilkan uang banyak. Sebelumnya uang hasil menjual instruksi operasional dan buku manual sudah hampir dihabiskan oleh Andre.
Jika Andre ingin membeli kembali rumahnya, setidaknya butuh 80 juta. Beberapa waktu ini, Andre harus memikirkan cara mendapatkan uang lagi.
"Pak Andre, kalau tidak ada apa-apa lagi, aku akan kembali ke Hotel Riverside. Satu minggu kemudian, aku akan datang untuk membayar sisanya termasuk mengurus masalah ganti nama." Ujar Irwan sambil melihat Andre.
Irwan memang tidak paham akan sikap Andre. Dalam waktu sehari, Andre hanya melihat setumpuk papan iklan
tentang properti. Kemudian, sangat yakin untuk membeli 150 unit rumah di Jalan Kumar.
Irwan mulai ragu mengenai rumor yang didengar tentang Andre sebelumnya.
Namun, uang ini bukan milik Irwan. Dia juga hanya seorang karyawan. Pak Martin sudah memberi perintah, jadi dia cukup menjalankan perintah saja.
Andre menganggukkan kepala, tepat ketika dia hendak mengantarkan kepergian Irwan. Andre tiba-tiba mengernyitkan alisnya, lalu memanggil Irwan.
"Pak Irwan, tunggu sebentar.... Irwan berhenti melangkah, lalu berbalik.
"Pak Andre, ada masalah apa?"
Andre mengetukkan jari tangan di paha atasnya. Andre merasa telah melupakan sesuatu. Tepat ketika Irwan membalikkan tubuh, Andre baru teringat..
Setelah gempa bumi, dia sekali lagi mengambil koran dan melihat berita!
Dia melihat berita bahwa Manajer Irwan dari Hotel Riverside, meninggal karena tenggelam....
"Pak Irwan, apa kamu suka memancing?"
Andre menatap Irwan sambil tersenyum. Sementara Irwan sendiri agak terkejut.
"Pak Andre, kenapa kamu bisa tahu? Aku sudah sejak umur 18 tahun mulai memancing. Aku sudah memancing hampir 15 tahun lamanya. Aku sudah pernah pergi ke seluruh kolam dan tempat pemancingan di Kota Surawa."
"Kenapa? Pak Andre juga suka memancing?" Andre menggelengkan kepala.
"Aku nggak suka memancing, aku hanya meramalkan kalau Pak Irwan lebih baik tidak mendekati air dalam waktu dekat ini. Terutama dalam waktu satu minggu ini, lebih baik jangan pergi memancing. Kalau mau pergi memancing, jangan pergi seorang diri. Takutnya akan terjadi kecelakaan...."
Andre kurang lebih mengingat berita itu, Irwan mengemudi seorang diri, lalu mencari kolam di daerah terbengkalai. Akhirnya, Irwan kehilangan keseimbangan dan terjatuh, serta langsung mati di tempat.
Manajer di Hotel Riverside termasuk orang terkenal di Kota Surawa. Berita itu sempat membuat heboh di Kota Surawa dulu.
Hal itu menyebabkan ada banyak kolam dan bendungan tempat memancing menghimbau pelarangan pemancingan. Kemudian, ada banyak orang yang diusir dari area pemancingan alami.
Akibatnya, danau yang merupakan daerah wisata di Kota Surawa penuh dengan orang yang duduk di pinggirannya untuk memancing, Irwan sedikit merasa bingung, tetapi dia masih tersenyum.
"Baik, Pak Andre. Aku akan mengingatnya. Kalau nggak ada hal lain, aku pulang dulu." Andre menganggukkan kepala.
Tidak peduli Irwan mendengarnya atau tidak, yang penting Andre telah mengatakannya.
Seandainya dalam beberapa waktu ini terjadi masalah pada Irwan, pasti akan terjadi masalah tentang kerja sama mereka dengan Properti Trust.
Uang berada di Irwan, tanda tangannya juga atas nama Irwan. Seandainya Properti Trust mengingkari perjanjian, Andre juga tidak bisa apa-apa.
Apalagi Irwan adalah Manajer dari Hotel Riverside. Dia termasuk pekerja yang andal.
Memang waktu dua bulan masih belum tiba, tetapi Andre telah menganggap Hotel Riverside sebagai bisnis miliknya!
Irwan masuk ke dalam mobil dan sedikit tertawa dingin.
Dia benar-benar tidak tahu dari mana Pak Martin menemukan orang aneh semacam itu. Rumor yang beredar cerita Bastian, mungkin juga palsu.
Irwan langsung menghubungi Bastian setelah mendengar perintah dari Martin. Cerita dalam semalam dari modal 100 juta hingga untung empat kali lipat, lalu instruksi operasional dan buku manual yang terjual sampai seratus juta rupiah.
Kemudian, Andre juga membantu Desain Selaras milik Pak Hendi keluar dari masalah ancaman bangkrut.
Semua cerita hanya omong besar, dia hanya beruntung
saja....
Andre memanfaatkan kepercayaan Pak Martin, lalu dalam satu hari menghabiskan uang 60 miliar. Benar-benar tidak masuk akal.
Setelah kembali ke Hotel Riverside, Irwan melapor dengan jujur mengenai tindakan Andre hari ini. Kemudian, Irwan juga berpesan pada Martin agar jangan terlalu percaya pada Andre.
Martin tidak sempat menggubrisnya, lalu segera mengusir Irwan.
Menurut Martin, dia pasti memenangkan pertaruhan antara dirinya dan Andre. Mengenai masalah mesin litografi, Martin telah menghubungi Pak Omar dari Elektronik Damur. Jika Bastian tidak berbohong, mesin litrogafi EUV ASML memang harganya tidak kalah dari Hotel Riverside.
Irwan keluar dari ruang kerja sambil merenggangkan tubuh.
Jarang sekali Pak Martin memberinya waktu berlibur. Jadi, dia juga ingin beristirahat. Hal terbaik tentu saja mencari kolam pemancingan untuk memancing ikan.
Irwan berjalan keluar, lalu menuju ke tempat parkir dan naik ke mobil. Alat pancingnya berada sudah ditaruh di bagasi mobil. Kalau biasanya, Irwan naik mobil pasti langsung mencari tempat memancing.
Namun, ucapan Andre seperti mesin pengulang yang terus berbicara berulang kali di telinganya.
Andre berkata, dia jangan pergi memancing seorang diri, takutnya akan terjadi kecelakaan.
Irwan mengernyitkan alis, lalu mempertimbangkan untuk beberapa waktu dan membuka ponselnya. Irwan mencari bos yang biasanya memancing bersamanya.
"Halo, Pak Jemmi, sedang apa?"
"Apa kamu punya waktu enggak? Ayo cari kolam pemancingan. Kita berdua pergi memancing. Gimana?"
"Boleh. Beneran ya. Kita harus ketemu. Aku tunggu kamu di luar pintu tol."