Di hari pernikahan yang harusnya menjadi hari yang paling membahagiakan. Justru menjadi hari yang paling menyedihkan untuk Laudrea .
Mempelai pria yang sudah menjadi kekasihnya selama 2 tahun ini justru menghilang, seorang Daniel Mahotra itu melarikan diri dari pernikahannya.
Demi menjaga nama baik keluarga. Laudrea terpaksa harus menikah dengan putra pertama dari keluarga Mahotra itu.
Akan seperti apa pernikahan Laudrea dengan Firas Mahotra seorang pria yang dingin dan kaku itu menjadi suami Laudrea tanpa adanya rasa cinta?
~yuk ikuti kisah Laudrea & Firas~
Menikahi Kakak dari Calon Suamiku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.dinart, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Aku juga Bisa.
Di Rumah.
Firas, Rea dan Leon baru saja tiba di rumah.
Rea terkejut mendapati wanita yang ia lihat pagi tadi di ruangan suaminya kini telah berada di dalam rumahnya. Sebenarnya siapa wanita itu kenapa malah sekarang berada di rumahnya? Rea terus bertanya tanya dalam hati.
Ia tidak akan bertanya apapun pada suaminya itu. Ia akan menunggu suaminya memiliki kesadaran sendiri untuk menjelaskan siapa wanita itu.
Sementara Firas berharap Rea bertanya tentang wanita yang bernama Cherin kepadanya. Dengan diamnya Rea membuat Firas berpikir bahwa istrinya belum menaruh hati sedikitpun kepadanya. Sehingga ia tidak peduli siapapun yang ada disampingnya.
"Sore kak Fir!" ucap wanita yang sedang duduk di sofa ruang keluarga yang hanya dibalas dengan kata hm oleh Firas.
Sementara Rea hanya melirik sekilas wanita itu lalu berjalan menuju Lift dan menaiki lantai atas.
Mau apa wanita itu, kenapa dia berada di rumah ini? Apa Firas yang menyuruhnya datang kesini? Apa mereka belum puas bermesraan di kantor dan ingin melanjutkannya di rumah ini. Dan banyak lagi pertanyaan pertanyaan yang hanya bisa di ucapkan Rea dalam hati.
Saat Fir hendak menyusul Rea, Cherin menarik tangannya untuk duduk bersamanya di sofa.
"Cherin! Jangan lewati batasanmu sekarang aku sudah menikah bersikaplah sewajarnya. Aku tidak mau terjadi kesalah pahaman dalam pernikahanku." Firas memberi peringatan kecil pada Cherin yang sejak tadi selalu bersikap berlebihan.
"Pernikahan yang hanya terjadi karna menyelamatkan reputasi keluarga bukan? Kalo seperti itu kenapa tidak denganku saja menikahnya? aku juga bisa." Cherin berkata dengan begitu percaya diri.
"Mana mungkin dia menikah denganmu, kak Fir sudah ditakdirkan untuk Rea," ucap Leon.
Melihat Leon adalah kesempatan bagus bagi Firas dan dengan segera berjalan menuju lantai dua tempat dimana kamarnya berada.
Leon dan Cherin sejak dulu tidak pernah akur jika bertemu. Leon sangat tidak menyukai wanita yang bernama Cherin. Wanita itu selalu membuat kekacauan saat datang kerumah itu.
"Kau bicara seolah dia wanita yang paling baik."
"Memang begitu kenyataannya. Kau tidak terima?"
"Jika memang dia wanita yang baik, lalu kenapa Daniel meninggalkannya?" tersenyum sinis.
"Apa tujuanmu datang kesini?"
"Heh! Aku masih saudara keluarga tante Diana, tidak ada yang berhak melarangku datang kesini kapanpun aku mau, termasuk kamu!".
"Tidak masalah, tapi kalau sampai terjadi kekacauan di rumah ini karna kau! Habislah kau!" ancam Leon.
"Cih! Kau pikir kau siapa? Sama sama sepupu gak usah sok jadi penguasa!"
Leon sadar jika berdebat dengan Cherin tidak akan ujungnya hingga akhirnya ia pun meninggalkannya sendirian. Dan menuju kamarnya.
Sambil berjalan Leon terus berpikir tentang rencana Cherin yang tiba tiba saja muncul kembali. Pasalnya terakhir dia muncul adalah membuat kekacauan pada keluarga Mahotra.
Dulu Cherin mengaku sedang mengandung anak dari keluarga Mahotra. Dan gosip itu menyebar hingga berdampak buruk bagi perusahan milik keluarga Mahotra tersebut.
Sekarang dia tiba tiba muncul kembali membuat seorang Leon harus selalu waspada terhadap wanita yang bernama Cherin tersebut. Entah apa yang akan dilakukannya selanjutnya.
Leon terus menatap sinis pada Cherin.
Cherin mendelik dan tak kalah sinis dari Leon.
"Habislah kau!" ucap Leon seraya terus berjalan menuju Lift.
"Kita lihat saja siapa yang akan tersingkir dari keluarga ini!" ancam Cherin pada Leon. Namun Leon tak lagi mendengarnya karna sudah semakin menjauh dari tempatnya duduk.
"Mbak Ratna!" seru Cherin pada sang ART.
"Ya," sahutnya malas. Tapi mau tidak mau ia harus tetap melayaninya dengan baik karrna wanita itu masih termasuk keluarga jauh sang majikan.
"Bereskan kamar Tamu untukku!"
"Semuanya sudah bersih non, tinggal masuk saja."
"Baguslah, bawain koperku!" titahnya lagi.
Mbak Ratna mendorong koper dan memasukannya kedalam kamar tamu.
*
*
"Mau apa kau menelpon istriku hah!" seru Firas yang kini sedang menjawab panggilan pada ponsel milik Rea.
"Aku mau bicara sebentar tolong kasihkan padanya ini sangat penting," pinta Erlan dengan nada memohon.
"Tidak bisa!"
Tut tut tut
Panggilan terputus dengan sepihak.
Dengan segera Firas meletakan kembali ponsel milik Rea di atas nakas sebelum Rea kembali dari kamar mandi.
Selang beberapa menit Rea keluar dari kamar mandi dan sudah lengkap dengan pakaian tidurnya. Rambutnya yang setengah basah membuat kadar kecantikannya semakin terpancar dan mempesona.
Melihat pemandangan indah didepan matanya Firas hanya bisa menelan saliva seraya terus menatap wanita yang kini sedang mengeringkan rambutnya menggunakan Hair Dryer.
"Apa kau tidak berniat untuk membantuku?" ucapan Rea menyadarkan kewarasan Firas. Ia menunjukkan sebuah alat pengering rambut yang sedang ia pegang.
Firas mendekat tanpa berkata apapun lalu mengambil alih Hair Dryer dari tangan Rea. Mengarahkan alat tersebut ke rambutnya. Tengkuk leher Rea yang putih mulus itu terekspos sempurna oleh terpaan angin yang tercipta dari alat pengering rambut tersebut dan membuat Firas kembali menelan saliva.
Setelah Hair Dryer itu berpindah tangan Rea meraih ponselnya yang berada tak jauh dari jangkauannya.
Wanita itu mengerutkan keningnya karna mendapati ponselnya tidak standby dilayar terkahir saat dia menyimpannya. Karna kebiasaannya saat setelah menggunakan ponselnya selalu standby pada layar terakhir yang ia lihat yaitu chat whatsApp. Ekor matanya melirik pada Firas yang sedang fokus mengeringkan rambutnya itu.
Dilihatnya lagi panggilan masuk dari nomor tanpa nama itu.
Dengan satu gerakan ia menghadap ke wajah Firas. Dan membuat Firas seketika menghentikan aktivitasnya dan kini Hair Dryer itu tak lagi mengenai rambutnya melainkan mengenai wajah Rea.
"Kenapa kau menjawab panggilan dalam ponselku?"
Diam
"Katakan! Kenapa kau menyentuh ponselku?"
Diam lagi
"Apa maksudmu? berani sekali!" makinya
Firas melempar alat pengering rambut yang berada ditangannya.
Diraihnya tengkuk leher Rea .
Cup.
Firas mengecup bibir Rea yang terus berbicara didepan wajahnya dan memancing naluri kelakian seorang Firas.
Emmpht...
Tangan kecil Rea memukul - mukul dada bidang Firas. Namun tangan Firas tak kalah cepat dan langsung memegang kedua tangan mungil itu hingga membuatnya tak lagi bisa bergerak.
Kecupan kecil itu berubah menjadi ******* yang terus menuntut dan menyesap. Menggigit kecil bibir Rea hingga Rea pun membuka bibirnya dan Firas terus menyusuri rongga mulut sang istri. Hingga akhirnya Rea kehabisan napas barulah Firas melepaskan pagutanya. Lalu menempelkan keningnya.
Rea menatap lekat wajah lelaki yang masih berada didepannya.
"Jangan dulu turun, tunggulah! Aku akan mandi sebentar," ucapnya dengan suara seraknya.
Rea hanya mengangguk.
Firas berjalan menuju kamar mandi dan akan segera membersihkan badannya.
Rea menatap nanar pantulan wajahnya yang kini menghadap cermin. Menetralkan kondisi jantungnya yang terasa semakin cepat berdetak saat berhadapan dengan Firas. Apalagi saat Firas mengecup bibirnya gelayar aneh selalu ia rasakan.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu dari luar kamarnya membuyarkan lamunannya. Ia bergegas mendekati pintu fan melihat siapa yang telah mengetuk pintunya dengan tidak sabar.
Ceklek
Lagi lagi Cherin kini telah berdiri didepan pintu kamarnya. Dengan wajah sombong dan angkuhnya.
sungguh mantap sekali
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘