Dita terpaksa menikah dengan pria CEO lumpuh dan dikenal impoten, menggantikan kakak nya Dora yang kabur bersama dengan Ricardo, pacarnya.
Dita tidak menyangka kalau suaminya adalah pria tampan dan tidak impoten seperti kabar yang beredar.
Dora menyesal telah kabur bersama dengan kekasih nya setelah mengetahui kalau calon suaminya yang kini menjadi suaminya Dita adalah pria sempurna sesuai kriteria nya.
Ikuti cerita lengkapnya di Novel
WANITA PENGGANTI CEO
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
"Ada apa? Kenapa semua pelayan berada di kamar istriku?" tanya Emon saat baru saja tiba di kediaman utama tempat tinggal nya.
Lima pelayan di rumah itu panik, sibuk dan khawatir dengan apa yang sedang di alami oleh nyonya muda nya. Berkali-kali Dita memuntahkan makanan yang dimakannya tapi berkali-kali juga Dita meminta makanan sesuai keinginan nya. Pelayan di rumah itu menjadi bingung karena serba salah dengan apa yang diminta oleh nyonya mudanya. Terkadang masakan yang dimasak dibilang kurang asin, kadang kurang pedes, bau nya gak sedap ini itu membuat pelayan di rumah itu berkali-kali memasak ulang. Karena penting nyonya muda nya. Tapi saat sudah memakan makanan hasil masakan pelayan di rumah itu, Dita memuntahkan semua makanan yang sudah di makannya. Hal itu membuat pelayan-pelayan itu menjadi kebingungan. Mereka ada yang memijit kaki nya, ada yang memijit tangan nya, ada yang membuat makanan lagi, ada yang bercerita supaya Dita tidak merasakan mual perut nya. Namun tetap usaha mereka masih saja tidak berhasil. Dita bolak-balik merasakan mual dan muntah lagi dan lagi.
Emon membuka pintu kamar itu yang tidak dikunci. Istrinya kini terlihat wajahnya pucat.
"Sayang? Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Emon. Kini Emon mendekati istrinya. Dan kelima pelayan itu memberikan tempat bagi tuan muda nya untuk mendekati istrinya. Dita tersenyum senang saat mendekati suaminya tiba.
"Tadi rasanya mual dan muntah terus. Tapi saat ada kamu jadi berasa enak. Aroma tubuhmu bikin aku tidak mual," ucap Dita. Lima pelayan yang masih berdiri di sana tersenyum dan menarik nafasnya lega.
Emon melihat kelima pelayannya yang masih berada di dalam kamar nya itu. Kelima pelayan itu segera undur diri setelah tuan muda nya melambaikan tangannya mengisahkan bahwasanya diperintahkan untuk meninggalkan kamar itu.
"Sayang! Kamu sudah tidak apa-apa? Mana yang masih sakit? Aku panggilkan dokter yah," ucap Emon saat kelima pelayan nya itu keluar dari kamarnya.
"Tidak, kak! Aku sudah baik-baik saja! Aku sudah tidak mual kok!" sahut Dita.
"Hem, baiklah! Aku mandi dulu yah, sayang! Seharian ini bau keringat," kata Emon. Namun Dita malah menciumi ketiak Emon dan menahan nya supaya tidak pergi meninggalkan nya.
"Jangan pergi!" cegah Dita sambil memeluk Emon.
"Tapi ini bau sayang!" ucap Emon.
"Tidak! Siapa bilang bau? Buktinya aku jadi tidak merasakan mual dan ingin muntah lagi, kak! Jangan pergi yah??" kata Dita manja. Emon tersenyum lebar saat mendapati istrinya yang bersikap manja dan sangat aneh. Emon merogoh ponselnya yang ada di celana saku nya. Dia mencoba menghubungi dokter keluarga supaya datang ke kediaman nya. Emon ingin memastikan bahwasanya istrinya saat ini sedang ngidam.
"Kak Emon! Cium aku dong!?" pinta Dita manja.
"Hah?" Emon melebar matanya saat istrinya itu seperti terlihat sudah sangat agresif meminta untuk dicium.
"Kakak!?" rengek Dita lagi.
"Eh, iya sayang! Kamu mau yah, sayang?!" sahut Emon dengan senyum seringai nya. Tidak menyia-nyiakan waktu lagi, Emon segera menciumi wajah Dita dengan penuh kelembutannya. Namun tidak sampai di sana, pasangan suami istri itu akhirnya saling mengikis jarak dan sama-sama penuh minat meluapkan segala rasa yang membuncah.
"Kakak!?" gumam Dita dengan manja dan sikap pasrah.
apakah bahagia melihat kehormatan wanita di permalukan kayak gitu dengan alasan dalam otakmu hanya karena dia wanita jahat