Jodoh Pengganti CEO Galak

Masuknya Rocky ke dalam penjara, tak berarti elektabilitasnya turun seketika. Dari balik jeruji besi, pria bau tanah itupun masih bisa memerintah anak buahnya untuk tetap menjalankan bisnis kotornya agar perusahaannya yang tampak bersih dari luar tapi sangat kotor di dalam tetap berjalan lancar. Salah satunya adalah menculik beberapa warga yang tidak mau menyerahkan tanah dan rumahnya untuk dibangun pabrik lading bisnis oleh Rocky.

Hal keji itupun sudah diprediksikan Aira sehingga tanpa kentara, ia membebaskan semua penduduk desa dan menyelamatkan surat-surat asset berharga mereka. Setelah itu, sampai keadaan kondusif, para warga yang berhasil dibebaskan oleh Aira secara diam-diam itupun diminta bersembunyi dulu di tempat yang aman.

Kabar gagalnya aksi anak buah Rocky untuk mendapatkan tanah yang diinginkan, sampai juga ke telinga sang tua bangka. Iapun marah dan langsung naik pitam. Ia berusaha menghalalkan segala macam cara agar ia dibebaskan dari penjara dengan membayar mahal. Sayangnya, Rocky lupa siapa musuhnya. Dibalik punggung Aira ada Bima dan seluruh keluarga besarnya.

Pengacara yang ditunjuk Bima untuk membantu istrinya bukanlah pengacara kaleng-kaleng. Aparat kepolisian tertentu saja tak berani macam-macam dengan pengacara Bima apalagi sampai menerima sogokan. Pengacara tersebut bisa menguliti habis orang yang mencoba melawan Bima dan keluarga besar Pyordova.

“Ada apa dengan kalian semua? Kenapa hingga sekarang aku masih belum bisa bebas?” teriak Rocky setelah untuk kesekian kalinya anak buahnya tak bisa membebaskan Rocky dalam waktu dekat.

“Kami juga heran Tuan. Semua polisi di sini tidak mempan dengan sogokan. Bahkan ketika mendengar nama Pyordova saja, mereka semua sudah ketakutan. Mereka bilang lebih baik cari aman daripada nyawa melayang tak bersisa.” Salah satu anak buah Rocky memberikan keterangan kenapa ia dan yang lainnya gagal membebaskan tuannya.

“Pyordova … kenapa keluarga mafia itu ikut campur urusanku!” geramnya sambil menggeretakkan gigi-giginya menahan marah tak tertahankan. “Cari tahu kelemahan semua polisi yang ada di sini. Kalau perlu, keluarkan semua uang yang kupunya untuk membuat para polisi itu membocorkan siapakah dalang dibalik keberadaanku di sini. Pasti ada alasan kenapa Pyordova mencampuri urusanku. Dan tetap cari wanita yang bersamaku kala itu. Hidup, atau mati.” Rocky masih mencurigai bahwa Anitalah dibalik dalang semua kehancurannya dan mengira bahwa wanita itu ada hubungannya dengan keluarga Pyordova.

Padahal aslinya, Aira dan Bimalah biang kerok sebenarnya. Bahkan yang ikut andil lebih banyak adalah Bima. Nama Pyordova memang paling ditakuti di negara ini. Bukan karena keluarga itu adalah turunan dari mafia paling ditakuti di dunia. Melainkan karena keluarga Pyordova sudah sering menyingkirkan orang-orang yang menjadi sampah masyarakat seperti Rocky. Berurusan dengan keluarga Pyordova, sama saja dengan menggali lubang kuburan sendiri.

***

Disisi lain, Excel diminta Aira untuk meretas semua data-data perusahaan Rocky dari kejauhan di tempat pelariannya dengan Anita. Pasangan somplak pengantin baru itu kini sedang ada di Amerika dan berusaha mencuri semua dana ilegal yang diselundupkan Rocky di bank luar negeri. Dengan begitu, Rocky tak punya simpanan lagi dan ia akan mengalami kebangkrutan dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.

Sekarang yang tersisa hanyalah aset berharga milik Rocky atas nama putri tunggalnya. Sebelum Rocky keluar dari penjara, Aira harus merebut asset tersebut dan harus bisa beralih nama dari nama Fransisca menjadi nama Aira.

“Bagaimana Bi? Apa Paman sudah mendapat kabar kapan putri tunggal Rocky kembali?” tanya Aira pada bibi pengasuhnya saat keduanya ada di rumah gubuk tempat persembunyiannya sementara bersama para warga. Hanya hutan inilah tempat paling aman bagi mereka semua agar tak dikejar-kejar para anak buah Rocky yang haus akan harta dan kekayaan.

“Katanya lusa, Non. Kita harus bersiap-siap.” Bi Iyem yang mengetahui betul rencana Aira juga sudah mulai menyiapkan segalanya.

Untuk sementara, Aira akan cuti dari pekerjaannya di perusahaan Rocky dengan alasan sakit dan harus berobat keluar kota. Padahal ia sedang melancarkan rencana selanjutnya dengan datang ke desa tempat tinggal almarhum orangtuanya dan berakting seolah ia tidak tahu apa-apa tentang keadaan desanya. Penampilan Aira yang biasanya sangat perfeksionis dan modis juga diubahnya menjadi cupu ala Betty Lafea.

Alhasil, istri Bima itu tampak sangat jelek sekali. Rambutnya yang biasanya hitam panjang bergelombang. Diubah menjadi keriting kribo. Bahkan Aira juga memakai kacamata tebal dan mengecat gigi putihnya menjadi kuning agar tampak sangat kampungan dan norak. Warna kulitnya yang tadinya putih mulus diubah pula mejadi hitam. Mas Gen saja kalah seram dengan Aira yang sekarang.

Bima pun juga sangat terkejut melihat penampilan baru istrinya yang lebih mirip alien ketimbang manusia. “Astaga Ai sayang? Apa yang kau lakukan dengan penampilanmu? Kenapa kau jadi mirip tutup panci gosong begitu? Pantaat panci mana yang kau gunakan untuk mengoles kulit putihmu, ha?” cerocos Bima ngeri-ngeri sedap melihat istrinya.

“Kau diam saja, ini semua kulakukan demi bisa mendapatkan semua aset-aset berharga ayahku yang sudah si Fransis curi. Kalau kau tidak suka! Tak usah hubungi aku lagi!” cetus Aira marah karena Bima malah meledek penampilannya. Iapun langsung memutuskan panggilan dan tak mau menerima pesan ataupun telepon dari Bima.

Aksi ngambek Aira membuat Bima kelabakan karena istrinya benar-benar memutuskan kontak dengannya. Iapun menghubungi Bi Iyem agar mau menyambungkan panggilannya pada Aira. Namun, lagi-lagi ditolak. Aira tak ingin bicara lagi dengan suaminya.

“Maaf, Tuan sepertinya, Nona Ai lagi ngambek. Nanti biar Bibi yang bujuk supaya mau ngomong lagi sama Tuan, sabar dulu, ya,” ujar Bi Iyem menenangkan kepanikan Bima melalui panggilan telepon.

“Memangnya salah saya apa ya Bi?” tanya Bima mulai curhat.

“Salah Tuan itu … Tuan terlalu jujur saat mengomentari penampilan Nona Ai yang sekarang. Kalau bisa, berbohong demi kebaikan juga nggak masalah Tuan.”

“Bohong gimana maksudnya, Bi?” tanya Bima dari seberang.

“Ya bilang saja kalau Nona Ai yang sekarang jauh lebih cantik dari sebelumnya meski wajahnya kayak ayam panggang, Tuan harus tetap bilang dia cantik.”

“Lah, tapi bohong kan dosa Bi? Mang Bibi nggak lihat, wajah istriku yang sekarang? Panci gosong begitu mukanya?”

Sebenarnya Bi Iyem sejak tadi ingin tertawa, tapi matian-matian ia tahan dan berlaga sok biasa saja saat ngobrol dengan si bengek Bima.

“Namanya juga bohong demi kebaikan Tuan. Kalau Nona Ai lagi marah jauh lebih seram dari mbak Kunti loh. Mending cari aman daripada nanti Tuan tidak dapat jatah dari Non Ai. Sebab, seperti apapun penampilan wanita kalau dipuji suami, pasti bikin bahagia.” Bi Iyem malah memberikan nasihat agar Bima tak membuat Ai ngambek lagi soal penampilan barunya.

“Gitu ya Bi. Ya sudahlah, lusa saya akan pulang. Bibi nggak perlu ngasih tahu Ai. Biar nanti kedatangan saya buat kejutan aja. Tolong jaga istri saya baik-baik ya, Bi.”

“Baik Tuan, sampai ketemu lagi nanti.” Bi Iyem menutup panggilan teleponnya dan geleng-geleng kepala melihat romansa percintaan anak muda zaman sekarang. Hanya karena masalah penampilan saja ribut kayak perang dunia ke-3

BERSAMBUNG

***