NovelToon NovelToon
Agen Tampan Dan Gadis Pembuat Onar

Agen Tampan Dan Gadis Pembuat Onar

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Kisah tentang seorang agent BIN dan putri konglomerat yang suka membuat onar.

Ayah Zuin tiba-tiba ditangkap karena kasus korupsi. Namun dibalik penangkapan itu sang ayah ternyata bekerja sama dengan BIN meneliti sebuah obat yang diyakini sebagai virus berbahaya yang mengancam nyawa banyak orang.

Dastin Lemuel, pria tampan dengan sejuta pesona itu di percayakan oleh ayah Zuin untuk mengawasi gadis itu. Zuin sudah membenci Dastin karena dendam di night club malam itu. Tapi, bagaimana kalau mereka tiba-tiba tinggal serumah? Apalagi Dastin yang tidak pernah dekat dengan perempuan, malah mulai terbiasa dengan kehadiran Zuin, sih gadis pembangkang yang selalu melawannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35

Zuin merenggangkan tangannya lebar-lebar dan melirik jam dinding yang tertempel sempurna di tembok ruang tamu. Ternyata sudah hampir tiga jam dia berkutat didepan laptopnya.

Bukan belajar.

Zuin memang sempat membuka pelajaran dan video-video yang dia dapatkan dari dosennya, tapi kebanyakan dari video-video itu berbahasa Inggris. Zuin jadi pusing dan malas. Ia lalu memutuskan tidak belajar lagi dan malah membuka youtube untuk menonton video-video penggalan konser-konser BTS. Boyband asal Korea Selatan yang sangat ia suka. Bahkan Zuin tidak sadar sudah hampir tiga jam ini ia berada didepan laptopnya. Matanya sampai kelelahan.

Zuin yang masih duduk bersila itu memutuskan berdiri. Ia melangkah ke arah dapur dan menjulurkan kepalanya dari pintu masuk tapi tidak melihat bi Surma yang dia cari. Lalu ia berjalan masuk dan membuka pintu belakang yang langsung mengarah ke kebun teh tapi bi Surma masih tidak kelihatan juga. Bahkan ia sama sekali tidak melihat perempuan tua itu di semua sudut vila ini.

Mungkin bi Surma sudah pulang setelah memasak tadi. Gumam Zuin dalam hati. Padahal ia ingin mengajak perempuan tua tersebut menemaninya jalan-jalan ke pasar. Tapi ya sudahlah. Dastin juga kemungkinan akan pulang telat. Kan pekerjaan mereka berat. Menyelidiki kematian dan mencari dalang dari kasus pembunuhan itu tidak gampang. Zuin akhirnya memutuskan keluar dari vila itu dan jalan-jalan sendirian. Ia mulai merasa sepi berada sendirian di rumah yang cukup besar tersebut.

Zuin masuk ke kamar sebentar, meraih hp dan jaket milik Dastin yang masih ada padanya kemudian keluar dari vila. Ia tidak tahu harus mulai berjalan darimana, tapi ia akan mengikuti nalurinya saja.

Selama perjalanan, matanya terus memandangi pemandangan desa yang terlihat begitu indah didepannya. Zuin tersenyum senang. Ia tidak tahu nama desa ini apa, tapi ia senang bepergian di tempat-tempat indah seperti ini.

Didepannya ada sawah dan beberapa tempat perkebunan sawah para warga. Zuin berjalan sambil memandangi hijaunya padi yang mungkin baru dua atau tiga bulan di tanam. Belum begitu tinggi dan masih terlihat sangat segar kalau dipandang.

Zuin tersenyum, betapa bahagianya kehidupan di desa yang jauh dari udara kotor, jauh dari gedung-gedung pencakar langit, dan pastinya orang-orang di sini pasti bahagia dengan cara yang sederhana.

Setelah melewati persawahan, Zuin melihat rumah-rumah penduduk. Rumahnya tidak serapat saat di kota, masih ada jarak antara rumah berupa petak-petak tanah yang ditanami sayuran ataupun sebagai pelataran. Banyak anak kecil bermain di pelataran rumah mereka. Semuanya bermain dengan asyik. Zuin berpikir sebentar, ia tiba-tiba ingat kenapa dirinya berada di desa ini. Gadis itu menghembuskan nafas panjang. Sayang sekali, di desa seindah ini masih ada saja kasus pembunuhan yang terjadi.

"Wahhhh... Ada sungai..." serunya gembira saat melihat sungai didepan didepan sana, dekat jembatan gantung. Gadis itu langsung berlari ke sana. Ia paling suka bermain-main di air sungai. Apalagi hari sudah mulai sore, meski masih terang tapi matahari tidak seterik siang tadi.

Zuin bersorak gembira melihat sungai cukup panjang yang jernih disertai jembatan gantung sebagai penghubung ke seberang jalan di atasnya. Tidak sia-sia dia keluar rumah. Ketertarikannya kepada air membuat gadis itu menyusuri langsung sekitar sungai yang dipenuhi bebatuan. Ia tidak mencoba untuk menyeburkan diri ke dalam air. Walau gadis itu menyukai air, Zuin sadar kalau arus sungai itu terlalu deras. Dia juga tidak pandai berenang. Jadi gadis itu hanya berjalan dipinggiran sungai dan duduk di bebatuan sambil mencelupkan sedikit ujung kakinya yang sudah tak pakai sandal lagi ke permukaan air. Rasa dingin menyambutnya ketika air tersebut membasahi kakinya. Zuin tersenyum gembira dan duduk santai di atas batu besar dengan kaki telanjang. Menikmati tempat yang nyaman ini.

"Apa yang kau di situ, Zuin!"

Suara itu membuat badan Zuin refleks berbalik, mendongak ke atas. Ia berdecak malas saat mendapati Dastin sudah berada diatas jembatan gantung sambil terus memandanginya dengan raut wajah serius dari atas sana. Disebelah laki-laki itu berdiri Gean. Hanya mereka berdua. Yang lain tidak tahu kemana.

Zuin berdecak malas. Ia tidak mengerti kenapa dirinya memiliki ikatan yang begitu kuat dengan Dastin. Mereka bahkan bisa ketemu di tempat ini. Darimana coba pria itu tahu dia berada di sini. Sepertinya tidak mungkin. Mungkin mereka memang mau datang ke tempat ini dan secara kebetulan bertemu dengan Zuin. Kebetulan yang tidak menyenangkan karena Zuin merasa Dastin mulai protektif terhadapnya. Padahal mereka bahkan tidak berpacaran. Bukan pasangan kekasih.

"Kau kembalilah lebih dulu. Bilang pada yang lain pekerjaan hari ini akan dilanjutkan besok. Aku akan mengurus gadis nakal itu." ucap Dastin ke Gean lalu menuruni jembatan gantung itu dengan langkah cepat. Air sungai dibawah sana terlalu deras. Ia khawatir Zuin akan ceroboh dan jatuh ke dalam air.

Zuin sendiri sudah bersiap-siap berpindah ke batu yang lain namun jarak dari batu satu ke batu yang lain terlalu jauh, ia merasa kesusahan. Apalagi laki-laki yang sedang berjalan dengan langkah cepat menuruni jembatan itu makin dekat. Akhirnya Zuin duduk saja di batu pertama yang didudukinya. Tidak ada gunanya juga kabur. Yang ada ia malah akan tercebur ke dalam air. Tentu saja dia takut.

"Kenapa di sini? Bukankah sudah kubilang kalau mau jalan-jalan kau ke pasar saja? Dan bawa bi Surma menemani kamu. Bukannya malah datang ke tempat berbahaya seperti ini." suara tegas Dastin menusuk telinga Zuin. Pria itu sudah berdiri didepannya sambil berkacak pinggang. Zuin menatap pria itu malas.

"Memangnya aku anak kecil?" semburnya tidak mau kalah. Ia menatap Dastin dengan berani.

"Turun dari situ, ayo pulang sekarang." kata Dastin tegas. Ia tidak mau berdebat karena berdebat dengan gadis itu akan sangat panjang nantinya.

"Nggak mau. Pokoknya aku mau bersantai-santai du..."  suara Zuin terhenti. Tanpa sengaja ia melihat sesuatu di atas sana ketika pandangannya mendongak ke atas.

"Da..Dastin..." nafasnya tercekat. Dastin mengerutkan kening. Perubahan Zuin membuatnya bingung. Lelaki itu ikut menatap ke atas, ke arah yang sedang dilihat Zuin sekarang. Mata Dastin labgsung membulat sempurna.

Di atas sana berdiri seorang gadis remaja, lengkap dengan seragam sekolahnya. Posisi berdirinya tepat mengarah ke bawah. Kalau ada orang yang melihat, mereka jelas tahu apa yang tengah dilakukan oleh gadis itu sekarang ini. Gadis remaja itu berniat bunuh diri. Mungkin ia tidak melihat keberadaan Dastin dan Zuin dibawah sana.

Dastin panik. Ia berteriak kencang ketika gadis remaja di atas sana mulai mengambil ancang-ancang untuk melompat.

"HEI! STOP! JANGAN LAKUKAN ITU!" suara Dastin sangat kencang dan menggelegar. Sayangnya gadis remaja itu tidak mendengar suaranya dari bawah sana. Mungkin karena pikirannya sudah dipenuhi dengan niat untuk bunuh diri.

Dastin sadar kalau dia tidak punya waktu berlari keatas untuk mencegah gadis remaja itu. Jaraknya terlalu jauh sedang gadis itu sudah berada di penghujung. Dan...

"ARGHHH...." teriakan keras Zuin membuat Dastin cepat-cepat menarik gadis itu dan mendekapnya erat-erat. Menyembunyikan kepala Zuin di dada bidangnya. Ia berusaha membuat Zuin tidak melihat gadis remaja yang melompat itu. Meski gadis itu kini sudah menghilang dibawa arus, Zuin tidak boleh melihatnya. Dastin khawatir gadis itu akan mengalami trauma.

1
Vita Rifki
secepatnya thorr cerita nya Kyle sama Ketty.. ditungguuuu
Nofia
Luar biasa
Yuyun Arianti
nh si dstin SDH hrus waspada Krn SDH tau sizuin ank brry
Yuyun Arianti
smoga ayra GK berhiant Krn cint TDK trblskn
Yuyun Arianti
tuhkn PS di awal ketemu Maria dia bilg bhw dia bnh dri Krn hml kn aneh kok BS tau buku harian si korbn
Yuyun Arianti
klu tau bkln kget kmu dstin liat pnmpiln si zuin😅😅
Yuyun Arianti
lucu❤❤🇭🇰🤪🤪🤪
Yuyun Arianti
y allh seru ad tegangnya ad lucunya JD GK bosen bcnya JD trhibur❤❤❤👏👏👏🤭🤭
Yuyun Arianti
nyimk dlu Thor
EldistinKardula
Kecewa
EldistinKardula
Buruk
Fransisca Olivia Tambunan
kayaknya gw dulu 20 taun gak setolol si zuin dah, bego-nya kebangetan😅
Miss Typo
wah dah tamat aja
happy ending 👏👏👍👍
Miss Typo
kok aku berharap Papa Barry nikan sm Sari 😁
Miss Typo
Gila Ayyara bener² gak sadar diri, msh gak mau nekat memisahkan Dastin dgn Zuin
Miss Typo
wahahaha kan aku ketawa beneran
Miss Typo
bener² gak pingin lihat Ayyara setelah tau Dastin dh nikah dm Zuin, wanita gk tau diri gak sadar diri seperti Ayyara bikin emosi aja 😤
Miss Typo
aku penasaran sm ekspresi Ayyara nanti gmn 😁
Miss Typo
gak sabar nunggu kejutan Dastin untuk Zuin
Miss Typo
skrg mimpi sja dulu boleh kok Ayyara, tp rencanamu gk ajan terjadi gak akan berhasil hehe
kalau tau Dastin dh nikah gmn ya, aku pingin tertawa jahat 🙊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!