Anaya Karenina terusir dari rumahnya sendiri karena tak bisa membayar hutang orangtuanya.Gadis berusia 20 tahun itu tak tau harus kemana karena tak memiliki sanak keluarga.Sampai ia bertemu dengan orang yang menyelamatkannya dan merubah hidupnya.Ia harus menikah dengan sang pria karena permintaan sang ibu dari pria itu yang sudah menyukainya saat awal bertemu.
Bagaimana pernikahan mereka?apakah Anaya akan bisa melanjutkan pernikahannya tanpa adanya cinta?
Simak cerita selanjutnya ya!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terima kasih
Pagi menyapa pasangan pengantin baru yang masih terlelap dari tidurnya.Setelah melaksanakan sholat subuh kedua kembali melakukan ritual ibadah sunnah hingga pagi menjelang.Kini kedua pasangan itu masih berada di dunia mimpinya dengan saling berpelukan.
Tak lama Anaya membuka matanya perlahan dan ia disambut dengan pemandangan yang membuatnya takjub yaitu wajah tampan sang suami.Anaya memandangi wajah tampan dengan rahang tegas milik Sean.Ia masih berasa mimpi bisa membuat seorang Josean Alatas jatuh cinta padanya.
"Apakah aku sangat tampan?",ucap Sean dengan suara serak khas bangun tidur dengan mata yang masih terpejam.
"Kamu sudah bangun Kak?",tanya Anaya gelagapan karena ketahuan mengagumi paras sang suami.
"Hmmmm..."
Anaya menjauhkan diri dari sang suami dia ingin mandi karena badannya terasa sangat lengket.Namun baru saja ia akan bergerak Sean kembali menarik tubuh sang istri kedalam dekapannya.
"Mau kemana, hum?",Sean menatap sang istri yang sangat cantik menurutnya.
"Kamu makin cantik setelah menjadi wanita seutuhnya sayang", bisik Sean dengan berkata jujur.Karena ia akui Anaya makin cantik setelah menjadi wanita seutuhnya.
Blush
Gadis yang telah resmi menjadi wanita dari tadi malam itu merona karena ucapan sayang dari sang suami."Kak..."
"Apa...?"
"Malu...",cicit Anaya menyembunyikan wajahnya yang sudah merah padam di dada bidang Sean.
Sean terkekeh pelan saat melihat kelakuan istri kecilnya itu.Ia mengusap punggung polos Anaya lembut."Mau mandi...?", tanya Sean lembut dan di angguki oleh Anaya.
Sean melerai pelukan Anaya lalu membungkus tubuh polos sang istri dengan selimut dan membopongnya ke kamar mandi.
"Aku bisa jalan sendiri Kak", rengek Anaya.
"Diamlah Naya...",ucap Sean mendudukkan sang istri dengan pelan di atas closet kamar mandi.Lalu pria itu mengisi bathtub dengan air panas.Setelah penuh Sean membuka selimut yang yang membungkus tubuh sang istri lalu kembali menggendongnya dan meletakan di dalam bathtub.
Sean membiarkan sang istri berendam di bathtub sedangkan dirinya mandi dibawah shower.Ia tak mau bergabung dengan sang istri takut tak bisa menahan diri dan kembali menggempur sang istri yang sudah kelelahan olehnya.
Sean selesai dengan ritual mandinya lalu berjalan menuju sang istri yang sedang berendam di dalam bathtub."Berendam lah dulu sayang",ucap Sean lalu mengecup kening Anaya dengan lembut saat gadis itu mendongak kearahnya.
"Kamu kemana Kak?",tanya Anaya.
"Aku mau berpakaian dulu nanti jika sudah selesai kamu panggil aku saja",jawab Sean mengusap lembut pipi sang istri dan diangguki oleh Anaya.
Sean menuju ruang ganti untuk mengambil pakaian gantinya setelah selesai ia membereskan tempat tidur yang berantakan oleh ulahnya dan sang istri.
Sean tersenyum saat melihat bercak merah yang sudah mengering diseprei.Dia sungguh sangat senang menjadi yang pertama bagi sang istri.Sean membuka seprei itu dan meletakkannya dikeranjang kotor dan menggantinya dengan yang baru.
Sean mendengar suara gemericik air dikamar mandi.Segera ia mengambil handuk kimono untuk sang istri lalu memasuki kamar mandi yang memang tidak terkunci.
Pria itu memakaikan handuk itu pada Anaya.Gadis itu tersenyum bahagia dengan perlakuan sang suami.
"Aku bisa jalan sendiri kok Kak?",ucap Anaya menahan rasa perih diarea kewanitaannya.
"Yakin...?"
"Ya..."
"Awh...",pekik Anaya manahan rasa perih diorgan kewanitaannya.Padahal tadi saat ia kaluar dari bathtub tidak begitu perih.
Sean terkekeh pelan dan langsung mengangkat tubuh mungil sang istri.Pria itu mendudukkan Anaya didepan meja hias dan membantu mengeringkan rambut Anaya menggunakan haiddrayer.
"Kak..."
"Hmmm"
"Kakak gak ke kantor?",tanya Anaya.
"Hari ini dan tiga hari ke depannya aku ada untukmu sekalian kita bulan madu",bisik Sean.
Kedua pipi Anaya bersemu merah mendengar penuturan sang suami.Saat ia mengingat apa yang terjadi tadi malam membuat pipinya makin merona.
Sean mematikan haiddrayer setelah memastikan rambut cokelat milik sang istri benar benar kering lalu menyisirnya perlahan.
"Ayo pakai pakaianmu",ucap Sean memberikan sebuah gaun rumahan pada sang istri.
Anaya menerima gaun itu lalu memakai setelah Sean membelakangi Anaya untuk mengambil laptop miliknya.
"Sudah selesai?", tanya Sean.
"Ya Kak...",jawab Anaya.
"Bisakah tak memanggilku lagi dengan sebutan Kakak.Aku berasa bersama adikku bukan bersama istriku jika kamu memanggilku dengan sebutan itu",ucap Sean menatap sang istri intens karena Anaya begitu makin cantik dengan wajah naturalnya.
"Lalu aku memanggilmu apa Kak?",jawab Anaya.
"Terserah asalkan jangan Kakak",jawab Sean.
"Bagaimana kalau aku panggil kamu dengan sebutan Mas",jawab Anaya.
"Baiklah...tidak terlalu buruk",jawab Sean lalu merangkul pinggang sang istri dengan posesif.
"Apa masih sakit?",tanya Sean saat Anaya berjalan begitu lambat.
"Sudah agak berkurang Kak eh Mas",jawab Anaya.
"Mau aku gendong?"
"Jangan...aku bisa jalan sendiri",jawab Anaya.Ia malu dengan para pelayan di mansion ini.Wanita itu tidak tau saja jika seluruh pelayan sedang liburan mendadak semenjak malam akibat ulah suaminya.
Sean terkekeh melihat ketakutan Anaya.Pria itu semakin mempererat rangkulannya di pinggang langsing sang istri.Tak ingin jauh dari Anaya nya.Sepertinya pria itu mulai bucin dengan sang istri.
Sean dan Anaya tiba dilantai dasar.Anaya mengernyitkan keningnya melihat keanehan pagi ini karena tak satupun ia melihat pelayan yang bekerja.
"Ada apa,hum?",Sean menatap wanitanya dengan penuh cinta.
"Di mana para pelayan?",ujar Anaya memandangi seluruh ruangan.
"Oh...meraka sedang menikmati liburan dadakan",jawab Sean enteng.
"Mas...kamu?",Anaya menatap Sean penuh selidik dengan menyipitkan kedua matanya.
"Apa?aku tak melakukan apapun",jawab Sean berjalan meninggalkan Anaya menuju dapur untuk membuat sarapan.Suatu hal yang baru Sean lakukan selama ia memimpin perusahaan Alatas.
Anaya menggeleng pelan dan kemudian tersenyum.Wanita itu segera berjalan mengikuti sang suami menuju dapur.Ia langsung mengambil apron dan memakainya dengan senyum yang merekah.
"Apa yang kamu lakukan?",tanya Sean yang sedang meracik bumbu saat melihat sang istri yang sudah memakai apron.
"Memasak",jawab Anaya mengikat rambutnya asal membuat wanita itu makin terlihat cantik menurut Sean.
"No...kamu diam saja hari ini aku yang memasak untuk kita",ucap Sean mendudukkan sang istri disalah satu kursi dipantri.
"Mas...tapi aku mau memasak",rengek Anaya.
"Sssttt...biarkan hari ini aku melayanimu karena tadi malam kamu sudah melayaniku dengan sangat baik.Aku tak mau kamu kelelahan sayang,hum", ucap Sean mengusap rahang Anaya lembut lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
Anaya terdiam lalu menyunggingkan senyumannya melihat pria yang sungguh arogan dan datar serta dingin bisa bersikap manis seperti ini.
Tak lama kehebohan terjadi karena sang pembuat obat datang tanpa diundang."Yuhuuu...Kak Naya...ayo kita ke kampus hari ini",teriak Seena sang pelaku utama pembuatan onar.
"Seena...aku di dapur",jawab Anaya.
Gadis itu melangkah dengan anggunnya menuju dapur.Mata gadis itu terbelalak melihat sesuatu yang tak pernah ia lihat selama ini."Apakah itu kamu Kak...?",ucap Seena dengan membulatkan matanya.
"Hmmm...",Sean berdehem pelan tanpa menghiraukan suara berisik sang adik.
"Kak apa Kakakku sedang bermimpi?",bisik Seena pada Anaya menunjuk sang Kakak dengan dagunya.Anaya tersenyum melihat ulah sang adik ipar.
"Mungkin...",lirih Anaya terkekeh kecil.
"Oh ya...di mana para pelayan,aku tak melihat satu orangpun disini sekian kita",ujar Seena mengedarkan pandangannya keseluruhan ruangan.
"Liburan dadakan",jawab Anaya meniru jawab sang suami.
"Hah?maksudnya?",jawab Seena dengan raut kebingungan.
"Kamu berisik sekali Seena.Hari ini Anaya belum ke kampus.Kamu pergilah sendiri",ujar Sean menara hasil masakan diatas meja makan lalu membuka apron miliknya dan meletakkannya kembali ke tempat semula.
"Kamu mengusir ku Kak?",rajuk Seena memanyunkan bibirnya ke depan membuat Anaya mengggeleng pelan melihat kelakuan adik iparnya itu.
"Bisa di bilang begitu",jawab Sean datar.
Drt drt drt
Ponsel milik Seena berdering tampak nama sang Mama disana."Baiklah Kak...aku akan pergi.Dah...Kak Naya",ucap Seena melambaikan tangannya pada Anaya dan segera berlalu sambil mengangkat telfonnya.
Anaya menghampiri Sean yang sedang menuangkan jus jeruk pada gelas mereka."Mas...terima kasih",ucap Anaya tulus.
...****************...
Mampir thor🙋🙋🙋