Mengisahkan tentang seorang gadis muda yang bernama Mutiara Sanjaya atau biasa di sapa Ara, Ara adalah anak pertama dari seorang pengusaha yang cukup ternama bernama Surya Sanjaya
Ara juga mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Berliana Sanjaya atau biasa di sapa Nana, Nana terlahir dari pernikahan papanya yang kedua. Hal tersebut bisa terjadi karena mama kandung Ara meninggal dunia saat melahirkan dirinya
Suatu malam Ara di jebak oleh mama Tania dan Nana menyebabkan dia harus kehilangan kehormatan nya dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal
Pria tersebut adalah Raditya Mahardika seorang CEO muda yang paling di segani di kota tersebut
Hasil hubungan satu malam tersebut membuat Ara mengandung seorang anak yang menjadi kekuatan bagi dirinya, di awal kehamilannya Ara pun merasa sangat terpuruk tetapi orang di sekitarnya membuat dia bangkit kembali
Apakah takdir akan mempertemukan kembali dirinya dengan sang pria pada malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehamilan Ara
Gilang melajukan mobilnya dengan cepat cukup cepat, selain tak tega wajah Ara yang semakin pucat dia benar-benar harus segera memastikan kekhawatiran mamanya. Dan ada bi Ani yang selalu setia memijat pundak Ara agar merasa lebih baik
Gilang ikut mendampingi Ara masuk ke ruang pemeriksaan, sedangkan bi Ani dengan setia menunggu di luar. Setelah melakukan beberapa pemeriksaan sang dokter pun tersenyum ke arah Ara, dokter itu kembali ke bangku kebesarannya dan Ara duduk tepat di samping Gilang
"Gimana dok keadaan Ara?"
"Bapak ga usah terlalu cemas, istri bapak bukan sakit kok tapi dia sedang mengandung. Hal seperti ini biasa terjadi pada trimester pertama"
Bak tersambar petir di siang bolong perasaan Ara pada saat itu, dia baru saja bangkit dari masa kelam dan kini datang lagi sebuah masalah yang sudah berada di depan mata. Tanpa di perintahkan air mata Ara langsung mengalir dengan sendirinya
"Selamat ya bu atas kehamilannya" tersenyum dengan tulus
Gilang menatap sayu ke arah Ara, hatinya bisa merasakan sakit hati yang sedang Ara rasakan. Gilang langsung menggenggam tangan Ara dengan erat, dia seolah mengingatkan bahwa Ara tidak sendirian ada dia di samping Ara
Sedangkan Ara hanya bisa terdiam dan air mata yang mengalir dengan derasnya, Gilang pun langsung mengambil peran dan menjawab sang dokter
"Terima kasih dok"
"Ini saya buatkan resep vitamin dan obat untuk mengurangi rasa mual nya pak" menuliskan sesuatu di secarik kertas
"Iya dok"
"Untuk sementara jangan melakukan hal berat dulu ya bu, kalo bisa menghindari hubungan intim secara berlebihan karena bisa berbahaya"
"Iya dok"
Setelah keluar dari ruangan sang dokter Gilang mendudukkan Ara bersama bi Ani, sedangkan dia menebus obat untuk Ara terlebih dahulu. Ara hanya bisa terdiam dan tatapan mata yang kosong, dia hanya merasakan dunia yang baru saja dia bangun kembali dengan susah payah runtuh dalam sekejap mata
Setelah menebus obat untuk Ara Gilang pun membawa Ara dan bi Ani untuk pulang, dan di sepanjang perjalanan tetap hanya ada kebisuan di antara mereka semua. Setelah tiba di rumah Ara memilih untuk mengurung diri di dalam kamar, Gilang memilih untuk membiarkan Ara menenangkan diri
Gilang meminta izin untuk tidak datang ke hotel pada hari itu, dia pun langsung mengabari tentang keadaan Ara kepada mamanya dan tunangannya. Dan tanpa harus di minta mereka semua langsung berangkat ke sana untuk memberikan Ara kekuatan, karena mereka semua yakin yang Ara butuhkan saat ini adalah dukungan dari orang sekelilingnya
Semua sudah tiba di kediaman Gilang tetapi tetap saja Ara masih mengurung diri di dalam kamar, mereka pun berbincang sejenak memperjelas keadaan yang ada. Dan akhirnya mamanya Vira yang akan maju terlebih dahulu sebagai peran sebagai orang tua
Tok.. Tok.. Tok..
"Ara ini tante, tante boleh masuk ya"
Tok.. Tok.. Tok..
"Ara tante bolehkan masuk ke kamar kamu?"
Ara pun membuka pintu kamarnya dengan mata yang sudah mulai membengkak karena tangisan
"Apa tante boleh bicara sama kamu?"
Ara hanya terdiam sambil mengangguk kecil, mereka pun masuk ke dalam kamar lalu menutup kembali pintu kamarnya. Kini mereka berdua sudah duduk di tepi ranjang
"Kamu boleh kok nangis tapi jangan lama-lama ya sedihnya ya sayang, kasian baby yang di dalam perut kamu" mengelus rambut Ara dengan lembut
"Aku harus gimana lagi tante? aku udah berusaha untuk tegar dan lupain kejadian malam itu. Tapi sekarang ada dia di dalam perut aku tante"
Ara pun mulai meneteskan air matanya dan mamanya Vira langsung menarik tubuh Ara ke dalam pelukannya
"Kamu jangan salahin dia sayang, anak itu ga salah apa-apa. Anak itu titipan dari Tuhan sayang"
"Ara rasanya ga kuat lagi tante, Ara udah ga punya siapa-siapa lagi sekarang. Ara benar-benar merasa hancur"
Mamanya Vira pun semakin mengeratkan pelukannya, mencoba memberikan kekuatan pada hati Ara. Walaupun Ara bukan lah darah dagingnya sendiri, tapi sebagai seorang ibu dia dapat merasakan perasaan Ara saat itu
"Kamu ga boleh ngomong gitu sayang, ada tante ada semua di sini di samping kamu. Kamu pasti bisa laluin ini semua, tante yakin Ara anak yang kuat" dengan suara yang mulai bergetar
Ara pun menangis hebat di dalam pelukan mamanya Vira dan cukup lama juga dia melakukan itu, bahkan mamanya Vira pun akhirnya tak dapat menahan air matanya. Mamanya Vira mulai melepaskan pelukannya setelah merasa Ara mulai tenang
Mamanya Vira mengelus rambut Ara menghapus air mata Ara yang masih tersisa, lalu menggenggam kedua tangan Ara dengan erat sambil menatap jauh ke dalam mata Ara
"Kamu dengerin tante ya mulai detik kamu itu anak tante, jadi jangan pernah bilang kalo cuma sendiri. Kita harus kuat dan jangan menyerah ya sayang, tante janji tante akan selalu ada untuk kamu dan mendukung kamu"
Ara bisa merasakan ketulusan dari kata-kata yang di ucapkan oleh mamanya Vira, hati Ara benar-benar tersentuh dengan kata-kata tersebut. Dia pun bisa merasakan ada kekuatan di dalam hatinya untuk melanjutkan hidupnya
"Makasih ya tante" tersenyum
"Kamu harus ingat ya sayang apapun yang terjadi kami semua ada di samping kamu, kamu ga akan pernah sendirian"
Ara pun menjawab dengan anggukkan kepalanya
"Kita keluar ya sayang, yang lain juga khawatir sama kamu"
Ara pun mulai keluar dari dalam kamar dengan tangan yang terus di genggam oleh mamanya Vira, dan saat melihat Ara keluar dari dalam kamar Vira langsung berlari dan memeluk tubuh Ara
"Bodoh!! dasar anak bodoh!! kamu tau ga aku khawatir sama kamu!!"
Vira berteriak kepada Ara pada saat itu tetapi jauh di dalam hatinya dia merasakan sakit yang sama dengan yang Ara rasakan, dia pun tak bisa menahan air matanya. Sedangkan Gilang langsung menggenggam tangan Merry sambil berbisik
"Tolong terima dia di antara kita"
"Kamu ga usah khawatir sayang, dia kan adik kita juga"
Gilang langsung memandang ke arah Merry sambil tersenyum, seolah dia sedang mengucapkan kata terima kasih yang tak akan pernah ada habisnya
"Kamu bisa lanjutin hidup kamu dengan tenang Ara, kami semua ada di sini untuk kamu"
Semua berkumpul di ruang tamu sedangkan Vira tak henti-hentinya menggenggam tangan Ara, mereka semua mencoba memberikan pandangan tentang hidup kepada Ara. Mereka berhasil memberikan kekuatan yang besar di dalam hati Ara
Ara benar-benar merasa bersyukur pada saat itu, karena memang yang saat ini dia butuhkan adalah dukungan dari orang di sekelilingnya. Dan dalam sekejap Ara pun berhasil bangkit dari keterpurukan
smgt trs
tapi jgn terlalu baik.sb klau lemah dgn mudah nya kamu di tindas. jadi lah wanita yg kuat di mata mereka. aku sbgai wanita ibu tunggal akan mendukung mu. smgt thor
1 malam bersama dan berdekatan wajah pun gk tau. waktu berciuman psti kan ttp wajah nya. dunia novel mmg nyleneh. smgt ae thor