Dia adalah Anindira Maheswari. Dia adalah seorang gadis yang sangat mandiri, pemberani, tomboy, cerdas dan pekerja keras. Dia tinggal bersama Ayahnya di sebuah rumah sederhana milik Ayahnya yang dulu sebelum Ayahnya menjadi orang sukses namun sekarang harus kembali ke titik NOL. Saat ini dia berstatus mahasiswi semester 5 dengan beasiswa prestasi namun dia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi tiba-tiba cerita hidupnya berubah ketika dia bertemu seorang duda beranak satu....
Bagaimana kelanjutannya, inilah novel pertamaku " Jatuh Cinta Sama Duda"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dydy_ailee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 35
Malam harinya, Keenan berinisiatif mengajak Dira untuk dinner romantis. Keenan segera menelepone Dira. Dira yang sedang sibuk menyicil tugas magangnya tiba-tiba mendengar handphone nya berbunyi lalu mengangkatnya.
" Iya, Pak. Ada apa?" tanya Dira dengan malas.
" Tiga puluh menit lagi aku jemput, cepat siap-siap." Kata Keenan singkat lalu menutup telponnya bahkan Dira pun belum memberi persetujuan.
" Gini nih Pak Keenan, belum di jawab udah di matiin. Iya kalau gue bisa kalau nggak mau apa dia." Gerutu Dira. Mendengar Dira menggerutu Pak Salman pun menegurnya
" Kenapa, nak?"
" Oh ini, Pak Keenan mau ngajak Dira keluar dan sebentar lagi mau jemput."
" Oh gitu, ya udah kamu cepetan siap-siap. Nak Keenan itu laki-laki baik Dira jadi kamu jangan bersikap acuh gitu." Kata Pak Salman.
" Iya ayah, maafin Dira ya. Maklum lah ayah, anak ayah ini kan gadis baik-baik jadi di maklumi saja." Kata Dira dengan senyum lebarnya.
" Dasar kamu ngeles aja." Imbuh Pak Salman. Dira pun segera bersiap-siap, tepat tiga puluh menit Keenan sudah sampai di rumah Dira dan kebetulan Pak Salman sedang duduk di teras rumah.
" Assalamualaikum ayah." Sapa Keenan sambil mencium tangan Pak Salman.
" Waalaikumsalam, nak."
" Keenan mau minta ijin ajak Dira pergi ayah."
" Iya nak silahkan. Dia kan calon istri kamu dan sebentar lagi kalian akan menikah." Ucap Pak Salman. Dira pun segera keluar dan berpamitan pada ayahnya.
" Ayah, Dira pamit ya." Kata Dira sambil mencium tangan Pak Salman.
" Iya, nak. Kalian hati-hati ya."
****Di dalam mobil
" Kita mau kemana, Pak?"
" Kita mau ke kantor."
" Ngapain ke kantor malam begini, awas ya kalau bapak macam-macam." Ancam Dira.
" Tenang saja Dira. Makanya kamu belajar dong buat pacaran biar nggak kikuk." Goda Keenan.
" Ngapain Pak pacaran, enakan langusng nikah jadi pacarannya pas udah nikah kan seru dan bebas juga lah mau ngapain aja." Celetuk Dira dengan polosnya.
" Oh gitu apa perlu kita percepat pernikahan kita, oh ya kita belum fitting baju pengantin juga, besok ya kita fitting habis jemput Queen."
" Kalau bisa, saya pingin minta di undurin Pak. Misal bulan depan gitu, Pak."
" Nggak boleh, kali ini kamu nggak bisa ubah rencana seenaknya, awas aja kalau kamu nekat ngajak mundurin, aku nggak bakal tinggal diam." Ancam Keenan yang membuat Dira terdiam seketika.
" Apa Pak Keenan mau nekat perkosa gue kalau misal gue nggak mau, gue kan masih magang nanti gimana temen-temen yang lain, nanti mereka pasti ngira karena gue istrinya gue dapat nilai bagus." Kata Dira dalam hati.
" Udah nggak usah kebanyakan mikir." Ketus Keenan. Mereka pun akhirnya sampai di kantor. Keenan segera mengajak Dira naik lift dan menuju rooftop. Dira begitu takjub melihat rooftop itu sangat indah. Suasana lampu kota yang indah di malam hari, di tambah lampu hias kerlap-kerlip yang menambah suasana rooftop menjadi sangat romantis dengan hiasan lilin yang berbentuk love di lantai, serta lilin yang di hias di meja beserta makan malam yang super romantis. Dan disana pun sudah ada pemain musik yang sudah menggesek-gesekan biola hingga mengalunkan nada musik yang sangat indah semakin menambah romantis suasana.
" Pak Keenan romantis juga." Batin Dira. Keenan mengajak Dira masuk kedalam hiasan lilin yang berbentuk love lalu mengajak Dira dansa.
" Pak, saya nggak bisa dansa."
" Udah kamu ngikut aku aja, letakkan kedua kaki kamu diatas kaki aku, tangan kiri kamu pegang pundak aku lalu tangan kamu pegang tangan aku." Kata Keenan yang sambil mengenggam tangan kanan Dira untuk mengambil posisi dansa. Dengan ragu-ragu Dira meletakkan kedua kakinya di atas kaki Keenan.
" Pak, apa nggak apa-apa saya injak gini." Tanya Dira yang khawatir jika Keenan merasa kesakitan.
" Nggak, Dira." Jawab Keenan. Pemain biola itu memainkan lagu Perfect dari Ed Sheeran. Keenan pun mulai melangkah kan kakinya sambil memegang erat pinggang Dira. Alunan lagu dari biola itu pun semakin menambah suasana romantis malam itu, udara dingin yang menusuk kulit Dira seakan tak terasa karena berada bersama Keenan membuatnya menjadi hangat. Keenan dan Dira hanyut dalam suasana malam yang begitu syahdu, mereka saling menatap, tatapan mata yang begitu dalam. Sesekali mereka saling melempar senyum. Dira menyandarkan kepalanya di dada Keenan, merasakan begitu nyaman berada dalam dekapan Keenan. Dira tersenyum kecil saat mendengar degup jantung Keenan yang begitu cepat. Sesekali Keenan mencium mesra kepala Dira. Dira dan Keenan berada di titik ternyamannya.
" Apa kamu tahu kenapa aku begitu menyukai biola?"
" Tidak." Jawab Dira singkat.
" Karena buat aku, biola adalah alat musik yang romantis, suara yang di hasilkan dari dawai biola itu sangat menenangkan hati siapapun yang mendengarnya. Aku begitu nyaman ketika mendengarkannya." Ucap Keenan.
" Pak, saya lapar." Kata Dira dengan polosnya yang memecah suasana romantis itu. Namun Dira pun seperti enggan keluar dari suasana romantis itu.
" Tunggu sebentar, Dira. Aku masih ingin kamu mendengarkan detak jantungku, bahwa aku tidak pernah bohong dengan perasaanku. Aku jujur ketika aku sudah mencintai seseorang. Hanya kamu yang mampu membuatku seperti ini. Seorang gadis kecil, mahasiswa magang yang bar-bar dan lugu. Aku terkadang merasa heran kenapa aku bisa jatuh cinta sama kamu, apa kamu sudah bisa mencintaiku Dira?"
" Sepertinya sedikit." Jawab Dira singkat.
" Sedikit? Yang benar saja kamu Dira." Kata Keenan meninggikan suaranya.
" Pak, bagi saya tidak mudah mencintai dalam waktu yang begitu cepat. Sabar ya, Pak. Dira pasti mencintai bapak. Makanya bapak baik-baik ya sama Dira."
" Kurang baik apa coba aku sama kamu." Protes Keenan.
" Oh ya, Pak. Terima kasih ya, bapak sudah melunasi hutang-hutang ayah."
" Aku ingin kamu yang membayarnya?"
" Pak ambil saja ginjal saya buat membayar uang bapak itu." Kata Dira dengan lirih. Keenan pun tersenyum tipis.
" Besok aku akan memikirkan caranya kamu membayar." Kata Keenan dengan senyum nakalnya.
" Baiklah terserah bapak, daripada kami selalu di kejar-kejar debt collector." Kata Dira pasrah.
" Okey, ayo kita makan." Ajak Keenan. Mereka berdua lalu duduk di meja makan. Saat makan, Keenan mengeluarkan kotak perhiasan.
" Ini untuk kamu." Kata Keenan menyodorkan kotak perhiasan pada Dira. Dira lalu membukanya. Sebuah kalung emas putih yang indah dengan liontin berinisial D&K dengan hiasan berlian di tengah-tengah nama inisial itu.
" D dan K. Pak, ini pasti mahal. Sebaiknya tidak usah Pak." Kata Dira.
" Aku mohon kamu terima, sebentar lagi kan kita akan menikah. Itu inisal nama kita, Dira."
" Saya tidak pantas, Pak. Ini terlalu berlebihan."
" Dasar gadis bodoh." Ucap Keenan. Keenan segera berdiri dan memasangkan kalung di leher Dira.
" Kamu cantik sekali Dira. Kamu sangat cocok, tolong pakai ya, jaga baik-baik kalung itu ya."
" Terima kasih, Pak. Tapi ini terlalu indah untuk saya."
" Kamu yang terlalu indah untuk memakai kalung itu Dira." Tambah Keenan sambil mengecup kening Dira.
Hayooooo siapa yang baper lagi????? Tetap semangat buat like, vote dan komen ya, di tunggu kritik dan sarannya 😘😘😘😘