Suami terbangsat adalah suami yang berusaha menjadi pahlawan untuk perempuan lain namun menjadi penjahat untuk istrinya sendiri. Berusaha menjadi teman terbaik untuk perempuan lain, dan menjadi musuh untuk istrinya sendiri.
Selama dua tahun menikah, Amora Juliansany tidak pernah mendapatkan perhatian sedikitpun dari sang suami yang selalu bersikap dingin. Menjadi pengganti mempelai wanita yang merupakan adiknya sendiri, membuat hidup Amora berada dalam kekangan pernikahan.
Apalagi setelah adiknya yang telah ia gantikan sadar dari komanya. Kedekatan sang suami dan adiknya hari demi hari membuat Amora tersiksa. Mertuanya juga ingin agar Amora mengembalikan suaminya pada adiknya, dan menegaskan jika dia hanya seorang pengganti.
Setelah tekanan demi tekanan yang Amora alami, wanita itu mulai tak sanggup. Tubuhnya mulai sakit-sakitan karena tekanan batin yang bertubi-tubi. Amora menyerah dan memilih pergi meninggalkan kesakitan yang tiada akhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta cerai dari mu.
Megan melihat Amora datang, tanpa menanyakan apa yang membuat wanita itu lama di rumah sakit, Megan justru mengatakan sesuatu yang melukai hati istrinya.
"Aku ingat kamu pandai memijat, bantu Sunny memijat kakinya secara rutin, dokter mengatakan Sunny akan segera pulih dengan terapi pijat saja untuk melemaskan otot-otot yang tegang karena terlalu lama tak terlatih."
Amora tidak mengatakan apa-apa, ia melirik sekilas ke arah Sunny dan berjalan hendak menaiki tangga.
Tetapi....
"Apa kau tuli?" Suara Megan cukup keras sampai membuat pelayan yang berada di ambang pintu terperanjat. Decakan lidah sebal terdengar dari pria itu, kakinya melangkah guna mendekati sang istri. Tangannya menarik lengan Amora dengan cukup keras, sampai membuat pelayan yang tadi sempat kaget segera bereaksi.
"Untuk hari ini biarkan saya saja yang memijat kaki Nona Sunny, Tuan. Nyonya baru keluar dari rumah sakit, dia..."
"Lancang!" Megan membentak keras pelayan yang berani mengajukan diri. Amora yang melihatnya tak tega. Wanita cantik berhati lembut itu memegang lengan suaminya.
"Aku akan menganti pakaian dulu, apa Sunny bisa menunggu?" tanya Amora mendongak menatap Megan yang mengeraskan rahang.
"Tapi, Nya...,"
Amora menggeleng, memberi isyarat agar pelayan itu segera pergi. Amora tidak ingin melihat orang lain kehilangan pekerjaan karenanya.
"Hanya lima menit!"
Mendengar itu, Amora benar-benar sudah tidak tahan!
Ia menatap tas tangan yang ia bawa dan meletakkannya secara hati-hati di atas meja jati, tepat di samping tangga.
Iris mata hitam kelam milik laki-laki itu melirik tas yang Amora letakkan. Sontak saja Megan mendongak dengan ekspresi acuh.
Beberapa detik Amora menatap Megan dengan sendu.
"Aku lakukan sekarang, lebih cepat lebih baik kan?"
Mendengar ucapan Amora, rahang Megan mengeras dengan wajah marah yang terlukis nyata.
Sigap laki-laki itu mengapit kedua pipi istrinya dengan satu tangannya yang besar menatap tajam istrinya dengan tatapan tidak terima.
"Apa maksudmu dengan berkata seperti itu, Mora?" tanya Megan mencengkram kuat rahang wanita itu.
Amora tersenyum miris dalam hati. Pernikahan yang mereka jalani bukanlah pernikahan yang Megan inginkan sejak awal. Sunny...wanita yang Megan cintai sudah kembali. Sesuatu yang sudah lama dinantikan pria itu. Sampai kapanpun, Amora tidak akan pernah bisa berada di hati suaminya, walau semua sudah Amora berikan untuk Megan selama dua tahun menikah.
"Akhir-akhir ini kau jadi pembangkang, Mora!" desis Megan.
"Sakit!" kata Amora dengan suara bergetar."Megan, tolong lepaskan! Kau menyakitiku."
Megan menatap tangannya yang mencengkram kuat rahang istrinya, melihat mata Amora yang berkaca-kaca pria itu melepaskan tangannya.
Amora menunduk. Dengan tangan gemetar dan sepasang mata yang berkaca-kaca, ia benar-benar sudah tidak tahan dengan pernikahan ini.
Amora mengumpulkan tekad, sebelum wajah itu mendongak menatap Megan dengan mata berkaca-kaca.
"Megan, apa tidak sebaiknya kau menikahi Sunny? Dia sudah kembali bukan? Maafkan aku dua tahun ini menyita waktumu yang berharga. Megan ayo akhiri pernikahan ini, pernikahan kita bukanlah pernikahan yang kau inginkan sejak awal. Sunny dia yang kau cinta telah kembali, kembalilah padanya. Setelah kita bercerai, aku tidak akan menggangu kalian lagi. Jadi kau bisa hidup bahagia dengan Sunny." Amora tercekat.
Garis rahang Megan semakin mengetat kuat, kedua tangannya mengepal di sisi tubuh.
"Tutup mulutmu, Amora!" berang Megan, melempar vas bunga yang ada di sampingnya.
Kedua mata Amora melebar saat Megan dengan penuh kemarahan mendekatinya.
"Kau ingin bercerai dariku?!" desis Megan lalu tertawa sumbang.
Tubuh Amora tersentak saat pundaknya menyentuh tangga, Megan dengan cepat mencengkram kuat kedua pundaknya dengan tatapan tak terima.
"Me-Megan."
Bibir Megan menipis marah, cengkramannya kian kuat hingga terasa menyakitkan. Matanya menyorot Amora dengan sangat tajam.
"Kau yang dulu datang menyodorkan diri bak wanita murahan untuk menggantikan Sunny, kau pikir akan semudah itu pula kau ingin pergi, Amora? Jangan harap!" Amora terhuyung setelah Megan berhasil mendorongnya, membuatnya hampir saja menghantam dinding, beruntun tangannya cepat mencari pegangan.
Sementara Megan yang marah pergi begitu saja meninggalkan Amora yang syok karena kemarahan Megan yang sangat tiba-tiba.