Liontin Untuk Sang Queen

Jelas Andre kesal, Amira tiba-tiba menelponnya dan memberitahu kalo kemungkinan Sandy dan Allea sedang liburan bersama keluarga mereka. Amira mendapat kabar itu saat ia mencari tau lewat kantor Sandy. Biarpun berita tersebut masih simpang siur tapi sudah cukup memancing emosi Andre. Andre merasa kecolongan, ia marah pada Sandy dan kecewa pada dirinya sendiri yang seolah begitu bodoh. Karena kesibukannya beberapa hari ini yang harus pemotretan berpindah-pindah lokasi ia menjadi tak tau info apapun soal Allea. Andre masuk lagi ke perpus mencari Nayla.

"Nay!" panggilnya.

Nayla menoleh lalu menahan nafas melihat wajah Andre yang seolah ingin menelannya utuh.

"Ke-kenapa?" jawab Nayla tergagap.

"Tolong kamu jawab jujur, apa benar Allea sekarang lagi liburan bareng keluarga Sandy?" tanya Andre menatapnya tajam.

"Mmm...gak tau sih, kemarin katanya...mmm, anu.."

"Jawab jujur!" sela Andre mendekat mengunci Nayla dengan kedua tangannya. Nayla melihat kilatan emosi di mata Andre.

Kalo ia terlihat gugup pasti Andre akan mencurigainya. Nayla pun menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.

'Tenang Nay...tenang...' batinnya menenangkan dirinya.

"Dre...aku...gak tau persis Allea kemana. Kemarin terakhir dia cuma pamit mau cuti seminggu gitu, katanya...ada urusan" jawab Nayla pelan berusaha tenang.

"Kamu gak lagi bohong kan?" tanya Andre menyelidik.

Nayla menggeleng cepat. "Udah ya, kamu calm down dulu. Jangan emosi gini, cari info yang benar. Pakai kepala dingin, biar bisa mikir...ya?!" kata Nayla perlahan menurunkan tangan Andre yang menguncinya. Andre menghela nafas berat. "Oke kalo gitu, misal kamu tau sesuatu, kamu harus kabari aku ya! Aku duluan.." pamit Andre lalu berjalan dengan gontai keluar.

Nayla lalu menghela nafas panjang sembari mendudukkan diri dikursi. Ia serasa baru saja menghadapi singa yang urung menerkamnya.

Jelaslah ia tau kemana dan apa yang Allea rencanakan. Tapi gak mungkin juga ia membiarkan Andre tau. Meskipun sebenarnya ada rasa kasihan melihat Andre frustasi mencari Allea seperti ini. Tapi Nayla akan tetap menjaga amanah dari Allea dan Sandy untuk menutup rapat-rapat mulutnya. Agar semua berjalan lancar sesuai keinginan mereka.

        🍂 🍂 🍂 🍂 🍂 🍂 🍂

Sementara di kota lain, di sebuah villa dengan taman outdor yang sudah disulap cantik bernuansa putih nan simple tapi elegan oleh sebuah WO kini siap memulai acara sakral.

Acara yang membuat Allea dag dig dug irama jantungnya. Di satu kamar villa Allea sudah di dandani cantik untuk acara akad dan resepsi kecil hari ini. Semua di dominasi warna putih, mulai dari baju kedua mempelai sampai dekorasinya. Tak lebih dari lima puluh orang yang datang, tentunya hanya orang-orang pilihan dan saudara mereka. Teman-teman mereka pun hanya segelintir yang tau tapi sengaja tak diundang karena pertimbangan banyak hal. Sandy dan Allea sudah mewanti-wanti teman mereka yang tau agar menjaga kerahasiaan berita pernikahan ini. Sedangkan yang lain, biar mereka akan tau sendiri seiring waktu.

Jam 10 pagi acara inti di mulai, Sandy terlihat tampan dengan setelah jas serba putih, dari mulai kemeja, celana, dasi dan jasnya semua serba putih. Hingga sepatu pun juga putih.

Sedangkan Allea tak kalah menawan dengan dress pengantin panjang model mermaid bagian bawah, dipadu lengan panjang renda. Dileher jenjangnya melingkar kalung berlian cantik pemberian Sandy. Sementara rambutnya yang tergerai dipermanis dengan mahkota. Allea makin terlihat cantik mempesona, membuat mata Sandy selalu mencuri ke arahnya. Ia pangling dibuatnya, karena seminggu sebelumnya mereka cuma sekali bertemu. Itu pun sebentar karena Sandy hanya mengantarkan kalung berlian yang dibelinya untuk Allea. Sandy mau Allea memakainya dihari pernikahan mereka.

Saat ini Sandy sudah berada diposisi duduknya berhadapan dengan penghulu dan ada kedua papanya disebelah penghulu. Sebelum mengucap akad ia diminta menghafalnya dahulu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Allea Queen Mahesta binti Raffanda Mahesta dengan mas kawin tersebut..tunai!"

Para saksi pun langsung berseru "SAH"

Tak butuh waktu lama bagi Sandy untuk mantap menjawab lancar dengan satu tarikan nafas. Di akhir kalimat suaranya sedikit tercekat, entah kenapa tiba-tiba wajah senyum sang mama melintas di kepalanya. Mata Sandy berkaca-kaca tapi ia tak mau air matanya tumpah saat ini.

Melihat hal itu Allea lah yang justru menitikkan air mata. Bahagia dan sedih menjadi satu. Ia paham perasaan Sandy, sudah pasti di moment seperti ini sosok mama sangat diharapkan bisa mendampinginya. Sambil masih berderai air mata, Allea mencium tangan Sandy yang kini telah sah menjadi suaminya. Sandy tersenyum lalu mengecup kening Allea cukup lama. Memang ada rasa sedih dihatinya karena ingat mamanya tapi ia pun sangat bahagia, impiannya menikah dengan Allea hari ini akhirnya terwujud.

"Udah...jangan sedih, pengantin itu harus bahagia, ya" mama Tiara mendekat memberikan mereka tisu untuk menyeka air mata.

"Ya mah, makasih" ucap Allea menghapus air matanya lalu menyeka juga ujung mata Sandy yang berair.

"Sandy..lihat kesini. Mama Tiara ini juga mama kamu, jangan sedih ya" kata mama Tiara sambil mengusap punggung Sandy memberinya kekuatan. Sandy mengangguk lalu memandang mama Tiara penuh rasa terimakasih.

Selesai akad mereka langsung lanjut ke acara resepsi lengkap dengan salam salaman, ucapan selamat, foto-foto dan diakhiri dengan acara makan santai.

Fotografer wedding mereka mengekori langkah Allea dan Sandy. Bahkan saat Allea mengambilkan makan untuk Sandy atau saat mereka makan dessert dari piring yang sama pun tak lepas dari jepretannya. Semua menjadi memiliki moment tersendiri dari hasil foto mereka. Pokoknya hari ini mereka bak selebriti yang tengah diburu paparazi.

      ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️

Sekitar jam 2 siang acara mereka selesai. Setelah tamu dan saudara satu per satu berpamitan, mereka pun bebenah. Sandy sudah berganti baju, sedang Allea masih menghapus make up setelah bertukar pakaian.

"Mama malam ini masih menginap disini?" tanya Allea disela-sela mereka membersihkan wajah.

"Mm...nggak dong, mama sama papa pulang. Kamu dan Sandy aja yang disini"

"Yaah..sepi dong" sungut Allea.

"Ya gak papa, kalian nikmati aja waktu berdua. Kan pengantin baru.." bisik mama Tiara menggodai membuat Allea senyum tersipu.

Tok..tok...tok...

Tiba-tiba pintu kamar diketuk.

"Masuk" seru Allea. Lalu terlihat Sandy tersenyum menyembulkan kepalanya.

"Eh..kenapa kak?"

"Papa mau bicara sama kita di ruang tengah. Kamu udah selesai belum?"

"Udah sih. Emang mau bicara apa?" Allea bertanya balik.

"Gak tau juga sayang"

"Udah Allea. Cepat temui dulu aja papa di luar, siapa tau penting" kata mama Tiara menasehati. Sandy mengiyakan setuju dengan mama mertuanya.

"Ya udah ,yuk.."

Mereka pun akhirnya sudah sama-sama duduk diruang tengah. Berhadapan dengan papa mereka yang sedang bicara agak berbisik-bisik.

"Mau bicara apa pah?" tanya Sandy.

"Gini...papa dan pak Raffanda tadi sudah sepakat kasih kalian kesempatan.."

"Kesempatan apa pah?" tanya Allea penasaran.

"Besok...kalian pulang dari sini jangan balik ke rumah dulu.."

"Lha..memang kenapa pah? Kita..udah gak boleh tinggal dirumah papa mama gitu?" tebak Allea.

"Iya pah kenapa pah?" Sandy bingung.

"Bukan. Bukan gitu...kita cuma pengen kalian datang kesini dulu untuk beberapa hari selanjutnya.."

Pak Roby lalu menyodorkan satu amplop panjang warna putih ke depan Sandy dan Allea. Setelahnya dua orang tua itu saling pandang dan mengulum senyum.

"Apa ini pah?" Sandy mengambil amplop itu dan membolak-balik sisinya. Tak ada tulisan apa pun.

"Buka dong kalo mau tau" tandas pak Roby.

Sandy bergegas membukanya hati-hati, Allea pun lebih merapatkan duduknya di sebelah Sandy dengan hati penasaran. Setelah terbuka mata mereka terbelalak kaget hingga Allea sampai menutup mulut dengan kedua belah tangannya. Tiket PP sekaligus hotel untuk honeymoon mereka ke Istanbul Turki!

"Pah...ini serius kita disuruh kesini?" kata Sandy.

"Papa berdua ini gak lagi ngerjain kita kan?" tanya Allea membuat dua papanya saling pandang lalu tertawa.

"Enggak..kita serius. Itu hadiah buat bulan madu kalian" jawab pak Raffanda.

"Jadi gimana? Mau gak?" goda pak Roby.

Allea dan Sandy pun memekik senang, mereka saling pandang lalu tertawa bahagia.

"Ya mau dong pah, mau banget!" jawab Sandy antusias diikuti anggukan setuju Allea. Sandy membawa Allea ke pelukannya lalu mencium pucuk kepalanya.

"Iih...kamu nih, malu ada papa tuh" bisik Allea tersipu lalu menepis pelukan Sandy.

"Ya gak papa. Kan sekarang udah ada logo halalnya" seloroh Sandy nyengir.

"Yee...emang aku cemilan gitu?" canda Allea.

"Iya, cemilan aku nanti malam" bisik Sandy ditelinga Allea lalu mengerling nakal.

Allea tersipu lalu menyikut lengan Sandy. Kedua papa mereka pun tersenyum geleng-geleng kepala. Sandy dan Allea masih tak percaya mendapat kado honeymoon luar biasa dari papa mereka. Di pandanginya isi amplop itu sambil saling senyum serasa mendapat jackpot besar.

'Hmm...pantas aja kemarin dibawakan baju satu koper besar, jadi ini maksudnya' batin Allea tersenyum tak menyangka orang tua mereka sudah merencanakan hadiah ini.

"Makasih ya pah" ucap mereka.

"Iya sama-sama" jangan lupa tanggal dan waktunya ya, besok langsung kalian prepare aja semua keperluannya. Biar lusa bisa langsung berangkat" kata pak Raffanda yang diiyakan oleh besannya.

"Iya pah, siap" jawab Sandy. Kedua papa mereka pun kemudian meninggalkan mereka berdua.

Tiba-tiba ponsel Allea berbunyi, nomor tanpa nama di layarnya. Allea ragu-ragu menjawabnya.

"Udah angkat aja sayang.." kata Sandy. Allea mengangguk.

"Hallo?"

"Hallo Allea, aku udah di depan villa kamu, keluar sekarang cepat!" kata suara diseberang.

"Hah?!" Allea tersentak mendengar suara cowok itu.

"Siapa sayang?"