Warningg !! Dibawah umur 18 tahun harap baca yang bijak karena ada adegan yang ++ !!
"Saya terima nikahnya Larasati Ardhiana dengan mas kawin tersebut tunai!" Ucap laki laki itu dengan lantang.
"Bagaimana para saksi? Sah!" Ucap penghulu.
"Saahh"
"Sahh"
Teriak para tamu undangan, termasuk
teman-teman nya.
"Alhamdulillah" ujar penghulu, lalu mengangkat kedua tangan untuk membaca doa kepada pengantin baru ini.
********
Laras harus menelan pahit dalam kehidupan yang seharusnya masih menikmati masa remajanya, namun ia di paksa menikah oleh seseorang yang terkenal dengan sebutan Playboy dan ketua geng terkenal. Siapakah laki-laki tersebut? la merupakan anak tunggal dari keturunan keluarga Mahendra yang bernama Arjuna Geofino Mahendra, beliau juga merupakan anak emas. Namun, karena kenangan masa lalu yang membuat nya ia trauma akan pada wanita yang berucap setia padanya.
Ingin tahu kelanjutan kisah nya?
Yuk buruan baca cerita nya😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri prisella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab: 29 Jangan berani Lo macem-macem
"Pindahin dia ke kamar gue! Jangan berani lo macem-macem!" Ancam Laras, dengan jari telunjuk mengarah ke lehernya jangan lupakan tatapan tajamnya itu.
Glek
Atlas menelan slavinanya sendiri, karena tak kuat mendengar ancaman dari Laras.
Mau tak mau ia memindahkan Clara dengan hati-hati ada sedikit lecet saja nyawa lah ancamannya.
Adit menoleh ke arah sang Adik yang masih setia menonton film itu.
"Dek!" Panggil Adit, Laras pun menoleh ke arah Abangnya.
"Apa?" Tanya Laras dengan singkat.
"Nih!" Ucap Adit seraya menyodorkan ponselnya yang berisi data informasi mengenai perempuan yang membuat ulah itu.
"Gabriella Mashayu!" Kata Laras sambil menyebut nama perempuan tersebut.
"Oh gitu!" Ucap Laras setelah dua puluh menit membaca informasi yang di berikan oleh Adit, lalu ia tersenyum miring bak iblis yang mendapatkan mangsa.
Lalu tangan Laras mengembalikan kembali ponsel milik Adit, "bakalan jadi mainan gue itu!" Ujar Laras.
Disisi lain...
Saat Geo dan lainnya berhasil menghindar dari kejaran polisi, ia lebih dulu memasuki Cafe Kenangan.
Mereka sadar jika motor-motor mereka tengah di pantau oleh polisi karena itu ia masuk kedalam Cafe untuk tidak tertangkap olehnya yang ada akan membuat Reynald murka kembali.
"Gila sih, tuh polisi punya mata berapa sih?" Ujar Bima.
"Cape gue anj*r! Udah mana motor lo di ambil lagi Ge! Nanti lo bilangnya apa sama Bokap lo?" Tanya Vano pada Geo.
"Bilang aja ilang lah! Pusing-pusing amat balas Geo dengan acuh, namun ekor matanya sekilas melihat wanita yang sangat familiar itu.
Ia tak ambil pusing, mungkin dirinya tengah berkunjung ke Cafe tersebut atau menemani sahabatnya itu karena yang Geo lihat wajah wanita yang ada disampingnya tengah di tenangkan oleh Laras.
bakal jadi pemenangnya ngga tahunya sih Ana lagi!" Ejek Vano.
"Ck, ya mana tahu kalau dia udah di belakang gue! Padahal tinggal sedikit lagi gue bisa nyalip dia" sela Geo tak terima.
Brak
Tiba-tiba mereka
mendengarkan suara ribut-ribut, saat menoleh kearah suara tersebut betapa melototnya mereka saat melihat adegan didepannya.
Bruk
Plak
Bugh
Suara pukulan terdengar, tak lama Satpam pun memisahkan keduanya. Si korban segera di bawa kerumah sakit karena sudah tidak sadarkan diri sedangkan Laras di bawa oleh pemilik Cafe tersebut.
"Wes, padahal dia cewek ya! Tapi dia ngga ada takutnya gitu" komen Bima.
"Itu lah, makanya gue suka tuh sama dia!" Balas Vano.
Plak
Geo menggeplak kepala belakang Vano hingga maju kedepan, "woi, kepala gue di fitrahin!" Pekik Vano ia tak terima.
Geo mengangkat kedua bahunya acuh, tak lama Geo melihat jika Laras sudah keluar dari ruang tersebut dan berjalan kearah mejanya.
Mata mereka sempat beradu tatap, bahkan dengan genitnya Laras mengedipkan salah satu kelopaknya. Hal itu membuat jantung Geo berdisko didalamnya, ia segera memegang dada kirinya yang tak aman itu. Bima yang menyadari hal aneh pada sahabatnya langsung mengerutkan keningnya.
"Lo kenapa dah, Ge?" Tanya Bima.
Sontak Geo langsung mendatarkan raut wajahnya dan menegakkan tubuhnya kembali.
Karena Vano dan Dion juga menatapnya dengan tatapan aneh.
"Ga!" Singkat Geo.
"Tapi cewek yang tadi ngajak berantem Laras kayak ngga asing deh gue!" Ucap Dion, ia seperti pernah melihatnya namun ia lupa.
"Itu Ella, temennya Tasya! Palingan juga dia kesini buat ngelabrak Laras, karena udah buat bosnya masuk rumah sakit" balas Geo.
Dion mengangguk, tak ada lagi pembahasan.
"Terus kita pulang atau gimana?" Tanya Vano.
"Gue mau nginep lah di basecamp! Lagian besok masih libur jadi kedua orang tua gue ngga ada yang larang!" Balas Geo.
Mereka semua
mengangguk, karena mereka tim ikut aja. Tak lama mereka semua melihat jika Laras dan dua sahabatnya itu keluar dari Cafe entah akan pergi kemana.
"Itu yang di belakangnya Laras pacarnya ya?" Tanya Bima, karena ia belum tahu statusnya Laras dan Laki-laki itu.
"Kayaknya sih iya! Lo ngga lihat pas dikantin tadi siang, dia ngejaga banget cuy! Masih ada harapan ngga ya gue?" Sahut Vano.
Bima pun mengangguk, "lagian pas si Laras masuk keruangan BK cowok itu juga yang bwa bukti rekaman CCTV buat bela kebenarannya!" Sela Bima.
Entah kenapa diam-diam Geo merasakan api cemburu tapi ia tak mau memberitahu temannya, karena statusnya dengan Laras saja bukan siapa-siapa jadi ia tak ada hak untuk seperti itu.
"Cabut yok ah! Gue ngantuk nih" ajak Dion.
Mereka semua mengangguk, mereka juga merasakan lelah di tubuhnya jadi ingin buru-buru mengistirahatkan badannya.
Butuh waktu dua puluh lima menit untuk tiba di Basecamp mereka, keadaan masih sama dengan Geo yang menumpang di motor sport Dion.
"Gue kira lo kena!" Komen Daffi.
"Bab" banget tuh polisi, udah mana gue nyasar lagu untuk ada jalan kecil yang nembus ke pinggir jalan!" Ucap Bima.
"Gue aja ngumpet disemak-semak, Bim!" Balas Daffi.
Mereka tengah berkumpul diruang tamu, ingin ngobrol-ngobrol biasa saja sedangkan Dion sudah lebih dulu masuk kedalam.
"Gila-gila Laras Live cuy!" Pekik Vano dengan heboh.
Disana ia bisa lihat jika Laras tengah mengisap barang Nikot*n yang jelas bukan sendiri tapi ada dua orang. Mereka melakukannya secara bergantian.
Lalu tak lama sebuah tangan menyuapi makanan ringan ke arah Laras, seketika Vano merasakan sakit di dadanya belum sempat ia mengutarakan cintanya tapi sudah di jawab terlebih dulu.
Tangan ia bergerak untuk komen, namun sebelum ia mengirim komentar tersebut ia lebih dulu melihat komentar dari Geo. Lalu ia menekan tombol komentar di ikuti oleh Bima.
"Fix sih ini cowok tadi itu pacarnya!" Ucap Bima.
"Lo jangan gitu dong! Dia tuh calon makmum gue tahu ngga" ujar Vano dengan kesal.
"Bodo amat anj*ng! Mana tangannya urat semua lagi" sela Bima yang masih setia menonton live yang di lihat oleh hampir dua ribu orang.
Mereka masih setia hingga Laras mengatakan jika sang pacar sangat posesif. Hal itu membuat tiga orang itu mendengus sebal, ia kira Laras masih jomblo mau ia pepeti.
"Udah punya orang, Makk!" Jerit Vano.
Puk
Dengan kesal Geo menimpuk Vano dengan sepatu mahalnya, gendang telinganya lama-lama bisa pecah kalau seperti itu. "Bac*t lo kurang-kurangin anj*r! Pengang tahu ngga telinga gue" cecar Geo.
Vano bungkam, ia lebih memilih diam sambil keluar dari siaran langsung tersebut karena memang waktu livenya juga sudah habis.
"Gue rasa si Ella itu disuruh deh sama Mantan lo itu, Ge!" Ucap Bima tiba-tiba, terlalu rajin untuk menyebutkan nama Tasya dari mulutnya Bima.
"Ya lo tahu lah dia gimana?! Lagian dia duluan yang cari ulah, gue juga baru tahu kalau dia tuh simpanan om-om!" Sahut Geo dengan mematik api untuk menyalakan barang Nikot*n yang tergeletak di meja.
"Iya sih, lagian sebrengseknya kita. Kita ngga pernah ngerusak wanita manapun ya walau ujung-ujungnya kita main solo!" Sambung Vano, ia juga yakin jika Geo dan Bima seperti itu juga.
Di tempat lain....
*Bersambung*
* Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar dan like*
* Salam manis dari AUTHOR 🤭*
* @vera_miceela
@putri488241.
masuk lobang sana sini ,,tau jalan bayi kam Thor 😁