Coretan ini berisi kekocakan hakiki😍😍Penuh perjuangan dan air mata😌😌😌 Diharapkan bijak dalam memberi komentar😉 Karya ini saya tulis sesuai apa yang ada di pikiran saya☺☺ No plagiat😉
Jangan lupa like komen dan Vote kalian😍😍😍
Follow IG Author: rini_nanay
Thank you😍😍😍
***
Diskripsi novel...
Atas permintaan sang nenek, Nadin terpaksa membuat perjanjian gila dengan seorang pria yang bermasalah dengannya.
Perjanjian gila yang berisi kesepakatan pernikahan itu, mengantarkan seorang Nadin pada masalah besar. Nyatanya, pria yang diketahui hanya bekerja sebagai satpam itu malah membuat hatinya tak berkutik. Bukan hanya itu, rahasia yang dimiliki sang satpam tampan juga sanggup membuat seorang Nadin tercengang.
Dikira Satpam Ternyata Sultan, karya terbaru dari saya☺Semoga kalian suka🥰🥰🥰
Sayangnya, pria tersebut hanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rini sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesepakatan
Semalam suntuk Nadin memikirkan apa yang disampaikan oleh Violeta tentang kesehatan wanita tua yang sangat ia sayangi itu. Ingin rasanya ia menuruti keinginan omanya itu. Namun, apakah ini keputusan terbaik untuknya?
Ia takut, pernikahan ini hanya akan menjadi ajang buat Rasyid untuk menindasnya. Bukankah Rasyid sangat suka mempermainkan. Menjadikannya objek untuknya melampiaskan keisengan nya. Bukankah ini sangat berbahaya.
"Ah, sebaiknya aku membuat surat perjanjian dengannya. Setidaknya, jika aku sebuah surat hitam di atas putih, hidupku tidak akan terlalu sengsara. Dia kan penindas!" ucap Nadin dalam lamunannya.
"Ya, sebaiknya begitu. Aku harus bikin surat perjanjian dengan pria menyebalkan itu. Jika tidak, keburu oma memaksaku lagi. Aku benci dipaksa. Aku benci ditindas!" ucap Nadin seraha beranjak dari pembaringannya.
Tanpa membuang waktu lagi, gadis cantik ini pun langsung mandi dan bersiap. Hari ini dia harus membuat keputusannya. Hidupnya anti menye-menye. Nadin tidak mau dianggao lemah oleh siapapun. Apa lagi pria sekelas Rasyid, rasanya tidak mungkin. Dan tidak akan pernah mungkin.
"Non mau ke mana? Kenapa sudah rapi pagi-pagi begini?" tanya Violeta yang terheran-heran melihat nona mudanya, yang biasanya tidak akan bangun tanpa dirinya yang membangunkan.
"Aku mau bertemu dengan pria jelek, jerapah menjengkelkan itu. Aku ingin membuat kesepakatan dengannya," jawab Nadin, serius.
"Oh, oke oke. Apa perlu saya temenin?" tanya Violeta.
"Tidak, kamu jaga oma saja. Biar aku sendiri yang nemuin tu cowok," jawab Nadin, yakin.
Violeta khawatir, tapi juga tak mungkin memaksa. Lebih baik memang diam. Dari pada nanti ketemu sama pria menjengkelkan itu. Iya kan?
***
Di kantin rumah sakit, duduklah seorang pria dengan julukan Jerapah Menjengkelkan sedang menunggu seorang gadis yang hendak bernegosiasi dengannya.
Sambil memainkan ponselnya, pria tampan itu pun asik perkirim pesan dengan pengasuh putranya.
Sepuluh menit berlalu, gadis yang ia tunggu pun datang.
"Selamat siang!" sapa gadis itu.
"Siang, silakan duduk!" balas pria itu.
"Terima kasih." Gadis itu pun duduk.
Nadin duduk. Lalu ia menyerah selembar kertas untuk Rasyid pelajari.
"Apa ini?"
"Kesepakatan pernikahan!"
Rasyid tersenyum. Lalu menatap Nadin.
"Ngapain ada beginian? Memangnya siapa yang mau menikah dengamu?" tanya Rasyid tanpa menyentuh kertas itu sedikitpun.
"Aku heran, siapa di sini yang butuh siapa? Harusnya yang bikin kesepakatan pernikahan ini, itu aku. Bukan kamu, Nona!" lawan Rasyid sedikit tak suka dengan perangai Nadin.
"Di sini aku yang membayarmu. Jadi aku yang berhak menentukan! Apa yang boleh lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Asal kamu tau itu," balas Nadin, ketus.
"Ohhh, jadi karena kamu merasa membayarku, lalu kamu merasa lebih berhak membuat peraturan. Oke!" Rasyid diam sesaat, tapi hatinya sungguh kesal pada gadis angkuh ini.
Rasyid mengangkat wajahnya, lalu menatap Nadin yang baginya memiliki pesona lain itu. Namun, pesona itu sedikit bergeser dengan keangkuhan sang gadis.
"Apa alasanmu membuat surat seperti ini? Apa kamu nggak percaya sama aku?" tanya Rasyid.
"Ya, tentu saja. Aku berhak membentengi diriku dari aksi arogan mu. Aku tau kamu penindas!" balas Nadin lagi. Semakin kesal.
Rasyid tersenyum, merasa lucu mendengar jawaban Nadin. Penasaran, lalu ia pun memajukan tubuhnya, meraih kertas perjanjian itu dan mulai mempelajarinya.
"Baiklah Nona, Mari kita lihat. Apa keuntunganku jika menikahimu," ucap Rasyid. Jujur ia merasa harga dirinya terinjak. Namun, sudahlah. Bukankah ini juga baik. Baik untuk menutupi siapa sebenarnya dirinya. Bahkan jika boleh jujur dan mau main hitung menghitung, kekayaan Nadin tidak ada apa-apanya dengan miliknya. Tapi snag gadis malah berani menawarkan uang untuk membeli harga dirinya.
Rasyid menyunggingkan senyum menahan tawa. Bagaimana tidak? Dari setiap poin yang ia baca, ternyata Nadin sangat protekif terhadap dirinya sendiri.
"Bagaimana kita bisa punya anak kalo nggak melakukan hubungan suami istri, Nona? Pernikahan macam apa seperti ini?" tanya Rasyid, sengaja memancing emosi Nadin.
"Aku memang tidak mau mengandung anakmu. Pernikahan kita hanya sebatas status. Makanya aku nggak mau lebih, mengerti!" jawab Nadin tegas.
"Tidak, maafkan aku jika begitu. Aku tidak mau berada dalam pernikahan toxic seperti ini. Enak aja! Kalo aku udah ngucap ijab qobul untuk kamu, artinya dosa kamu aku yang nanggung. Jadi aku pun mau, apa yang aku kasih ke kamu, kamu pun harus ngasih ke aku. Sepadan, sebanding," jawab Rasyid, tegas.
"Aku kan udah ngasih kamu uang. Terus kerjaan juga, kamu bakalan kerja di perusahaan oma. Apa lagi yang kurang? Dasar serakah!" umpat Nadin, kesal.
"Kamu pikir uangku itu berarti untukku. Maaf, Nona... Aku sama sekali nggak tertarik dengan uang itu."
"Lalu maumu apa, Penindas!"
"Aku mau ... pernikahan kita, sesungguhnya pernikahan. Ada hubungan suami istri. Ada hak atas waktu. Ada hak atas diri dan ada hak atas apapun yang terjadi dalam hidup kita. Bagaimana?" nego Rasyid, kali ini dia serius.
"Kenapa kamu nyebelin banget sih? Kan kita cuma nikah, udah gitu ya udah. Masing-masing. Kamu boleh kok cari pacar lagi. Nyari istri lagi. Aku nggak keberatan. Aku nggak nglarang!" balas Nadin kesal.
Rasyid menatap Nadin. Dengan senyuman kesal bercampur gemas tentunya. "Yakin kamu ikhlas kali aku kawin lagi?" tanya Rasyid sedikit bercanda.
Nadin diam. Lalu ia pun menjawab tegas, "Ya, silakan! Aku nggak peduli. Toh menikah denganmu hanya untuk membuat oma senang. Lalu tenang. Akhirnya sembuh. Selebihnya aku nggak ada urusan!" Nadin membuang muka kesal.
"Oke, kalo gitu deal! Awas nanti giliran aku poligami, situ mencak-mencak. Ayo tulis di sini poin penting itu. Awas ingkar!" ucap Rasyid.
Nadin segera mengeluarkan bolpoin nya dan menulis apa yang Rasyid inginkan di sana. Sedang Rasyid sendiri tersenyum menahan tawa. Bagaimana tidak? Diam-diam ia merasa menang. Bukankah ia sudah mendapat senjata untuk mempermainkan Nadin? Dan tanpa Nadin sadari, senjata itu dia sendiri yang menyediakannya.
Bersambung...
Thank buat kak Mimi😍Yang selalu selektif soal Typo. Maafkan jemolku yang gemuk ini. Jadi suka nyasar☺☺☺Lope sekebon kacang buat kalian semua. Thank udah setia.. 😘😘😘😘
Sambil nunggu Emak update kalian bisa tongkrongin karya ukhti satu ini☺
Cuplikan Bab.
Aku padamu, juragan Aris
Aris terus menemani Ayu dan tak meninggalkan gadis itu sendirian, Aris merasa sedih melihat luka di wajah dan tubuh Ayu.
"seharusnya, aku mengantar mu pulang ya Ay, hingga tak akan terjadi hal seperti ini, rasa bersalah ini begitu besar karena kecerobohan ku kamu sampai seperti ini," kata Aris yang frustasi.
Ayu membuka matanya, dia pun melihat Aris, saat ingat kejadian buruk tadi, Ayu langsung histeris.
"pergi, jangan menyentuhku, pergi!!" teriak Ayu ketakutan.
Aris langsung memeluk Ayu, "tenang Ayu, ini Aris, jangan berontak lagi, lihat aku Ayu, lihat aku!" kata Aris sedikit berteriak agar gadis itu sadar.
Ayu yang menoleh dan melihat wajah Aris, langsung memeluknya, "tuan, tolong singkirkan pria-pria itu, aku merasa jijik dengan tubuhku, tolong...." tangis Ayu begitu pilu.
Aris pun memanggil dokter agar memeriksa gadis itu, setelah dokter visit dan memeriksa kondisi Ayu.
dokter memberikan saran pada Aris, agar Ayu di pindahkan ke rumah sakit yang bisa menangani tentang trauma.
Aris tak setuju, dia akan memanggil ahli hipnoterapi untuk membuang kenangan kelam itu.
Aris tak mau kehilangan senyum dan keceriaan Ayu, pasalnya dia adalah hidup pak Mun.
dokter pun mengerti dan memperbolehkan, dan luka di tubuh Ayu mungkin akan meninggalkan bekas nantinya.
Eko datang bersama Ambar saat melihat Aris baru keluar dari ruangan Ayu dengan pucat.
"bagaimana kondisi ayu bos?" tanya Eko yang membawa makanan.
"kondisinya sangat buruk, dia akan berteriak dan melukai dirinya sendiri lagi, dia berusaha untuk menghilangkan bekas yang telah di sentuh oleh pria biadab itu," jawab Aris dingin.
lanjut karya emak yg ini....
moga aja Nadin bisa berubah dan mau ngikutin kemauannya Oma zarin, demi kebaikan semuanyaa... Oma bertahan yaaa... Krn babang Rasyid siap bantuin
dasar siluman rubah, kok gak punya malu y...
dia yg ninggalin dia pulak yg ngerusuhin pengen ngerebut
blg Bos 😀😀😀
mari ny begitu tragis di tangan orang yg di perjuangkan ny.
sehingga tega menyakiti hati dan perasaan orang lain yg tlh lama bersama ny
klu ada rasa bioang Neng..
kan gak uringan2 an kek giru 😀😀😀