Asila Ayu Tahara. Perempuan yang tiba-tiba dituduh membunuh keluarganya, kata penyidik ini adalah perbuatan dendam ia sendiri karna sering di kucilkan oleh keluarganya . Apa benar? Ikut Hara mencari tahu siapa sih yang bunuh keluarga nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jonjuwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Leo's
Setelah berbincang seharian dengan kedua orangtua Sanura, ketiga nya baru memasuki kamar pukul 1 malam yang membuat pagi hari mereka kesiangan.
Hanura tengah mengemasi barang untuk ia bawa ke kampus nya hari ini, sedangkan Sanura yang kini tengah berjibaku di dapur membuat sarapan untuk mereka.
Sanura dan Dirga tak melanjutkan pendidikannya mereka malah lebih tertarik menjalankan bisnis toko roti mereka, terbukti kini Dirga sudah berangkat ke toko lebih dulu untuk menyiapkan adonan beserta perlengkapan lainnya untuk nanti Sanura membuat barang dagangannya.
"Aku tau kamu pasti gabakal sarapan, jadi nih udah aku masukin wadah." Sanura memberikan satu kantong berisi kotak bekal dan botol minum pada Hanura yang kini sudah meneguk susu buatan Sanura
Hanura tersenyum "Ehehehe, yaudah makasih ya! Aku berangkat dulu!"
Sanura hanya menggeleng dengan tingkah buru-buru dari Hanura.
Di kampus ia akan mengikuti 2 kelas hari ini untungnya kelas pagi itu tak terlambat ia masuki, ia melirik kanan dan kirinya untuk mencari bangku kosong, tiba-tiba lambaian tangan memecah konsentrasinya.
Itu Leo!
Tanpa pikir panjang ia melangkah ke arah lambaian tangan itu berada, dan benar saja sudah tersedia bangku kosong di sebelah Leo.
"Tumben?" ucap Leo saat Hanura sudah terduduk di sebelahnya
"Semalem om sama tante aku dateng, dan ngobrol sampe malem yaaa beginilah jadi terlambat."
Leo hanya mengangguk-angguk setelahnya mereka langsung membuka laptop dan memperhatikan dosen yang tengah menjelaskan perihal tugas.
Mereka menyelesaikan kelas pertama hari itu lalu berjalan keluar mencari tempat duduk untuk mereka mengobrol.
"Bawa bekal?" tanya Leo
Hanura mengangguk dan mendudukkan dirinya di bangku taman.
"Sanura bikinin ini karna aku gak sempet sarapan tadi pagi."
"Sanura ituuuu?"
"Kembaran aku." jawab Hanura dengan cepat
Ya, benar. Identitas baru mereka menunjukkan bahwa mereka adalah saudara kembar non identik dengan wajah yang tentunya berbeda.
"Ooohhh."
"Kamu ada waktu nanti malem?" lanjut Leo
Hanura menyuapkan nasi goreng yang sudah dingin itu ke mulut sambil mengangkat alisnya.
"Aku mau undang kamu ke party peresmian hotel Papa aku."
"Oh, malem ini?" tanya Hanura
Hanura menyendokkan nasi goreng itu dan menyodorkannya ke arah Leo, Leo menerima suapan itu lantas tersenyum menerimanya.
"Aku tanya Sanura dulu ya."
"Oh oke, kalo Sanura mau ikut juga gak apa-apa kok."
"Kalo Sanura ikut, pacar nya juga harus ikut." lanjut Hanura
"Gak apa-apa nanti biar kita berangkat bareng, gimana?"
"Nanti aku kabarin ya."
Setelah kegiatan kuliahnya itu Hanura langsung pergi ke toko untuk bergantian jaga dengan Sanura, ia memasuki toko yang kini lebih sepi kelihatannya.
"Eh, hai!" sapa Sanura
Hanura tersenyum lalu mengambil celemek nya "Leo ajak kita ke party Papa nya."
"Kapan?"
"Nanti malem, mau ikut gak?"
"Ini party yang beneran party?"
"Katanya peresmian hotel orang tuanya."
"Yaudah ayo aja."
Sanura tiba-tiba menyodorkan wajahnya ke depan Hanura "Kamu udah nerima Leo?"
Wajah Hanura lantas berubah menajam "A-ah, nggak!"
Sanura hanya tersenyum mengejek seraya menjauhkan wajahnya lagi "Kalo nanti malem dia nembak kamu, terima aja!" katanya
"Gak usah aneh-aneh deh pikiranmu itu."
Hanura menggantikan posisi Sanura sebagai kasir kini, sedangkan Sanura ia kembali ke dapur untuk membuat beberapa barang pajangan yang habis.
Hanura mengirimkan pesan pada Leo bahwa ia akan ikut datang ke acara tersebut, kini membuat ia harus menutup tokonya lebih awal untuk mempersiapkan diri nanti malam.
Ketiga nya kini berjalan di pusat perbelanjaan mewah di kota itu dengan niat membeli baju untuk acara Leo nanti malam. Setelah berjam-jam mereka mengitari toko pakaian akhirnya mereka mendapatkan baju yang dirasa cocok untuk dipakai nanti.
Mereka mempersiapkan diri sedemikian rupanya hingga Hanura yang rela memakai baju lebih terbuka dari biasanya hanya untuk tampil menawan di hadapan Leo.
Ia di kirimi pesan oleh Leo perihal tempat berlangsungnya acara tersebut, Hanura yang tampak sesekali mengusap bahunya yang terekspos itu di sadari oleh Sanura dari kaca mobil.
"Gak apa-apa Han, itu bagus percaya deh." ucapanya lembut sekali sampai Dirga ikut tersenyum
"Gak terlalu seksi kah?"
Sanura terkekeh "Kalau kamu segitu seksi, apa kabar dengan ku?"
Memang iya, baju Sanura lebih seksi kelihatannya namun meski begitu Hanura tak pernah memakai pakaian seterbuka ini.
Mereka menuruni mobil dengan beberapa staff yang langsung menerima kunci mobil Dirga, mereka di arahkan ke lobby utama bangunan megah itu.
Baru saja mereka akan menanyakan kepada resepsionis namun panggilan dari lelaki yang Hanura kenali itu sontak membuat mereka menoleh.
"Hanura!"
Mereka menoleh dan tersenyum kala lelaki itu menghampiri mereka
"Ayo langsung ikut aku aja."
Hanura mengangguk dan mengajak Sanura serta Dirga mengikuti ia dan Leo memasuki lift. Ditengah berjalannya lift ke lantai atas, Sanura berkali-kali mencolek lengan Hanura yang kini di hadiahi lirikan tajam dari Hanura.
"Gandeng, buruan gandeng Leo nya!" bisik kecil Sanura pada telinganya
Hanura memutar bola matanya malas, setelahnya lift terbuka dan mereka melangkah keluar dengan pemandangan ramai orang yang berada di ruangan tersebut, mereka sempat menganga karna banyaknya tamu undangan serta orang-orang penting disana.
Leo yang menyadari Hanura tampak kebingungan itu lantas mengambil jemari Hanura dan melingkarkan di perpotongan lengannya sambil tersenyum.
"Wahhh, Leo. Ini serius?" tanya Sanura
Leo terkekeh "Hehehe, ya serius lah San."
"Ini pasti orang-orang penting semua ya?" tanya Dirga
"Gak tau, teman Papa semua. Ayo kita kesana aja." tunjuk Leo ke arah tempat makanan
Mereka mengikuti langkah Leo ke arah meja penuh makanan, namun baru saja mereka sampai dan terduduk lelaki tua dengan setelan jas mewah tiba-tiba memanggil Leo untuk bergabung ke meja nya.
"Papa nya Leo ya?" bisik Sanura
Hanura hanya mengendikkan bahunya, ia mengambil segelas wine yang di sajikan oleh pelayan disana.
"Wah, minum banyak kita hari ini." ujar Dirga
"Jangan malu-maluin loh!" sulut Hanura dengan nada yang pelan
"Ini wine ya?" tanya Hanura
Dirga mengangguk setelah meneguk segelas kecil wine yang ia terima
"Minum gih, sampe mabok juga gak apa-apa. Kalo gue gak akan, kan mau nyetir nanti pulang." ucap Dirga
"San?" Hanura menoleh pada Sanura yang sudah meneguk minumannya
Sanura mengangguk "Gak apa-apa, minum aja Han."
Setelahnya ia memberanikan diri meneguk minuman yang baru pertama kali ia minum seumur hidupnya.
Party itu berjalan lancar tak terasa sudah berapa tegukan yang Hanura dan Sanura minum disana, sambil ikut bergoyang dengan beberapa kerumunan tampaknya Hanura tak mampu mengatur pergerakan karna saking mabuknya.
Leo yang juga ikut minum itu tampaknya ikut menjaga Hanura dengan sisa kesadarannya, hingga akhirnya ia menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
"Kamu belum jawab Han." ucap nya sedikit berteriak karna lagu di dalam ruangan itu cukup besar
"Apa?" Hanura yang kini sudah mabuk itu mengalungkan kedua lengannya ke leher Leo
Sontak Leo kini melingkarkan lengannya dengan erat di pinggang Hanura
"Soal aku yang suka sama kamu, menurut kamu gimana?" ia masih sedikit berteriak
"Gimana apanya?"
"Kamu mau gak jadi pacar aku?!" kini suara Leo memang berteriak sambil tertawa
Hanura yang memperhatikan wajah Leo dari bawah itu kini tersenyum "Iya! Aku mau!"
Leo yang kini tertawa lepas mengangkat Hanura dalam gendongannya, membuat wajah keduanya sejajar lalu meraup bibir kecil milik Hanura.
Hanura yang masih sedikit terkejut itu kini mulai menerima benda kenyal yang menguasai bibir dan lidahnya, ia mulai ikut menggigiti bibir atas milik Leo.
Ciuman keduanya panjang dipenuhi dengan nafsu, di tengah-tengah orang yang tengah berjoget Leo menguatkan kakinya serta memfokuskan diri pada ciuman panas tersebut.
Jemari Hanura tak tinggal diam ia kini mengelus, menarik dan terkadang memberi usapan sensual pada rambut hingga dada Leo yang tengah menggendongnya.
Dari kejauhan Dirga yang tampak tersenyum puas melihat keduanya yang dipenuhi nafsu, lalu menarik Sanura agar yang tengah mabuk itu sedikit tersadar.
"Kita pulang, tapi tanpa Hanura ya!" ucap nya dengan nada keras agar Sanura dengar
"Kenapa?"
"Tuh liat, biar dia pacaran. Biarin ya!"
Sanura mengikuti jari telunjuk Dirga yang menunjuk ke arah Leo yang tengah menggendong Hanura. Sanura juga ikut tertawa kecil. Sanura malah berjalan ke arah Leo
"Hanura, Hanura." ia menepuk-nepuk Hanura yang tengah bercumbu
Hanura yang masih lunglai itu menoleh bersamaan dengan Leo
"Aku pulang ya! Leo nanti anterin Hanura ya!"
Hanura dan Leo mengangguk berbarengan setelahnya kembali saling memagut bibir satu sama lain melanjutkan ciuman panas yang masih mereka dambakan.
Leo berjalan ke arah yang sedikit sepi tanpa melepas ciuman tersebut.
"Mau ke kamar nggak sayang?" tanya Leo
Hanura malah menjatuhkan kepala di leher milik Leo "Jangan sebut itu" rengeknya
Pipinya terasa panas dan Leo menyadari bahwa kini Hanura tengah salah tingkah akibat panggilan sayang yang baru saja ia sebutkan.
"Kenapa?" tanya Leo tertawa
Hanura mengangkat kepalanya lagi "Malu" manjanya
Leo tertawa lalu mengecup bibir Hanura "Ahahaha, love you!"
Leo melangkahkan kaki masih dengan Hanura di gendongannya memencet tombol naik menuju kamar yang mungkin sudah Leo siapkan.
Hanura yang kini menenggelamkan kepalanya di perpotongan leher Leo itu sembari mengecupi kulit yang sangat wangi maskulin mengingatkannya pada harum yang dulu sering ia hirup.
Tubuh Hanura di rebahkan perlahan oleh Leo sedangkan Leo kini tengah membuka setelan jas dan mengendurkan dasinya.
Hanura melepaskan heels yang masih ia pakai lalu kembali merebahkan tubuh di ikuti dengan Leo yang kini sudah berada di atasnya.
Leo merapihkan helai rambut yang menghalangi wajah Hanura sambil tersenyum, Hanura yang tadi meletakkan kedua lengannya di bahu Leo itu bergerak mengusap ke belakang tengkuk dan bergerak membelai disana.
"Cantik banget, pacar siapa?" ujar Leo dengan suara beratnya
"Kamu."
"Masa sih, gak percaya." jawab Leo bermain-main
Wajah kedua nya memang sudah kepalang dekat, kini Hanura menangkup kedua pipi Leo dan menariknya perlahan untuk ia hujan-ni dengan banyak sekali kecupan di wajah Leo hingga membuat yang tengah menindihinya tertawa.
Leo tertawa "Ahahaha, iya, iya. Percaya sekarang kamu pacar ku."
Kegiatan keduanya tak lebih dari sekedar bermanja-manja meski dengan efek samping wine yang mereka minum, Hanura masih bisa mengontrol diri tak melakukan lebih dari sekedar itu. Begitupun Leo yang tampak manly dengan afeksi yang sangat lembut tak memakai kesempatan itu untuk menggauli Hanura meski jika harus dikatakan dengan jujur bagian bawah itu sudah mengeras sejak mengendong Hanura di party tadi.