NovelToon NovelToon
Wanita Idaman Ketua Mafia

Wanita Idaman Ketua Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: MJ.Rrn

Elang Langit Perkasa, sifat yang dimiliki Elang sangat sesuai dengan namanya. Bebas, kuat dan juga pantang terkalahkan. Dan yang membuatnya semakin brutal karena terlahir di keluarga Mafia.
Dari sekian banyak wanita yang mendekatinya, hanya seseorang yang bisa mencuri hati Elang, Raysa Putri Ayu. Wanita yang dia temui di waktu yang salah, wanita yang menyelamatkan nyawanya. Tapi untuk mendapatkan Raysa tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan ekstra dan juga air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MJ.Rrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku mencemaskan kakak

Tidak sulit bagi Elang untuk mengetahui keberadaan Raysa, dia bisa mengetahui posisi Raysa lewat nomor ponsel yang dimilikinya. Itulah alasan kenapa Bastian melarang Elang mengganggu, karena dia sangat mengenal sepupunya itu.

Setelah memarkir mobilnya, Elang segera langkahkan kaki memasuki sebuah Mall. Ponsel Elang terus berada di genggaman, melalui ponsel itu dia bisa mengetahui posisi Raysa. 

Lantai demi lantai di naiki Elang dan sampai di lantai kelima, sebuah tanda merah muncul dari ponselnya yang berarti kalau posisi Raysa tidak jauh darinya.

Elang tersenyum simpul melihat ke sebuah toko sepatu yang berada di lantai 5, terlihat Raysa berada di dalamnya bersama dengan Angga. 

Elang menyandarkan tubuhnya di pagar pembatas yang tidak jauh dari pintu masuk, dia sengaja menampakkan dirinya. Walau Elang memakai kaca hitam dan juga topi, tapi dia yakin kalau Raysa akan mengenalinya.

Mata tajam Elang terus menatap ke arah Raysa dan sesekali dia akan mendengus kesal melihat kemesraan Raysa dan Angga, api cemburu membakar dirinya.

“Kami suka yang mana sayang?” Tanya Angga, Raysa juga terlihat bingung karena kedua model sepatu itu bagus.

“Jangan tanya aku, aku juga bingung.” Jawab Raysa memanyunkan wajah, Angga langsung tertawa renyah.

“Dicoba dulu mas, nanti baru bisa menentukan pilihan.” Sela pelayan toko.

“Benar juga ya.” Balas Angga setuju, Raysa menganggukkan kepala.

Angga menuju sofa yang terletak ditengah ruangan, dia akan mencoba dua model sepatu itu. Sembari menunggu, Raysa pun berkeliling melihat sepatu khusus untuk perempuan, kalau ada yang suka maka dia juga ingin membelinya.

“Elang.” Ucap Raysa pelan ketika melihat kearah luar dan mendapati keberadaan Elang.

Elang tersenyum tipis melambaikan tangan, Raysa terdiam membisu tidak membalas dan dia heran kenapa Elang berada di Mall yang sama dengan mereka.

“Sayang, bagus tidak?” Teriak Angga membuyarkan lamunan Raysa, Raysa segera membalikkan badannya.

“Bagus, coba sandingkan dengan yang itu.” Jawab Raysa menunjuk sepatu satunya lagi, Angga segera melakukan apa yang dikatakan kekasihnya itu.

Raysa kembali melihat keluar dan Elang masih disana menatap ke arahnya.

“Dia mau apa sih kesini?” Tanya Raysa didalam hati, Raysa perlahan menuju pintu tapi begitu dia sampai disana segerombolan pria berpakaian hitam datang dan Elang yang terkejut langsung berlari menyelamatkan diri.

“Kejar dia, jangan sampai lepas.” Teriak seseorang yang berlari paling terakhir, Raysa mendengar dengan sangat jelas.

Elang terus berlari, tapi dia sempat melambaikan tangan sambil tersenyum ke arah Raysa sebelum menuruni lantai itu.

“Mereka siapa? Kenapa mereka mengejar Elang?” Tanya Raysa penasaran, Raysa segera keluar toko dan melihat ke arah lantai bawah, dari sana dia bisa melihat Elang yang berusaha menyelamatkan diri dari segerombolan pria itu.

Dorr..suara tembakan terdengar sangat jelas, jantung Raysa langsung berdetak dengan kencang dan tidak tenang.

“Astaga Elang, ada apa lagi ini?” Rintih Raysa cemas.

Suasana di Mall berubah menjadi tegang dan mencekam setelah mendengar suara tembakan, mereka semua berusaha untuk menyelamatkan diri.

Angga juga mendengar suara tembakan, pria itu segera berlari keluar mencari keberadaan Raysa.

“Ayo masuk.” Ajak Angga menarik tangan Raysa, tapi Raysa menolak.

“Kamu tidak mendengar suara tembakan, sebaiknya kita didalam toko Ray sampai kondisi aman.” Bujuk Angga.

“Tapi aku mau ke toilet, aku kebelet.” Ucap Raysa berbohong.

“Astaga sayang, di situasi seperti ini kami masih mau ke toilet?” Tanya Angga heran.

“Ya mau bagaimana lagi.” Jawab Raysa dengan wajah memelas.

“Tapi aku belum melepaskan sepatunya, tunggu sebentar ya.” 

“Kamu tidak perlu menemani aku, lagian toiletnya juga di lantai ini. Kamu tunggu di dalam toko saja.” 

“Tapi…” 

“Situasi di lantai ini sudah aman mas, para mafia itu sudah sampai di lantai bawah.” Sela pelayan toko yang mengikuti Angga ketika pria itu keluar, karena masih memakai sepatu mereka yang dicoba oleh Angga.

“Kamu dengar sendiri kan, sudah sana..aku mau ke toilet dulu.” Ucap Raysa, Angga akhirnya menganggukkan kepala dan kembali ke toko.

Raysa melihat ke arah belakang, memastikan Angga sudah masuk ke dalam toko dan tidak melihatnya, Raysa akhirnya membelokkan arahnya menuju lift dan menuruni lantai itu.

Tujuan Raysa saat ini adalah basement, mencari keberadaan Elang. Raysa mencemaskan Elang, dia takut Elang kembali terluka.

Ting…pintu lift terbuka, Raysa dengan perasaan takut keluar dari lift dan melangkahkan kakinya.

Suasana di basement sangat sepi dan sedikit gelap, dengan perasaan was-was Raysa terus melangkah, mencari keberadaan mobil Elang dan berharap bertemu dengan pria itu.

“Au..” Raysa terkejut ketika sebuah tangan menariknya dan ketika Raysa akan berteriak , mulutnya langsung di bungkam.

“Jangan berteriak.” Bisik Elang menarik Raysa dan membawa wanita itu ke belakang mobil untuk bersembunyi.

Raysa bernafas lega karena ternyata yang menariknya adalah Elang, padahal jantungnya sudah berdegup kencang dan hampir copot.

Suara langkah terdengar di dekat mereka, Elang segera memeluk Raysa dan menutup kedua kupingnya biar tidak mendengarkan percakapan para pria itu. Raysa juga memeluk erat Elang, tubuhnya bergetar karena ketakutan.

“Tidak mungkin dia sudah pergi jauh, pasti di sekitar sini?” Ucap salah satu dari mereka.

“Tidak, dia sudah menghilang. Sepertinya dia bukan menuju basement, tapi keluar.” Balas pria teman dari pria tadi.

“Dia benar-benar sulit untuk ditaklukkan, ayo kita pergi.” Ajak teman yang lain, mereka menganggukkan kepala dan segera pergi dari sana.

Elang bernafas lega melepaskan pelukannya, dia menyandarkan tubuhnya dengan nafas naik turun.

Awalnya Elang ingin menyerang mereka, maka Elang mengarahkan ke arah basement tapi begitu dia melihat Raysa, Elang membatalkan rencananya karena tidak mau Raysa terluka dan melihat apa yang akan dilakukan. Elang tidak ingin Raysa membenci dan menjauhinya.

“Mereka siapa?” Tanya Raysa, Elang langsung menoleh ke arahnya.

“Kenapa kamu kesini? Kamu sadar tidak kamu dalam bahaya?” Bentak Elang membalikkan pertanyaan, terlihat kemarahan dari nada suaranya.

Mata Raysa langsung berkaca-kaca, perkataan Elang sangat keras kepadanya.

“Aku hanya mencemaskan kakak.” Jawab Raysa lirih dan akhirnya air matanya tumpah juga.

Elang langsung meraih tubuh Raysa dan memeluknya, Elang menyadari kesalahannya karena telah membentak Raysa.

“Maafkan kakak, kakak panik ketika melihat kamu. Kakak takut kamu terluka.” Ucap Elang menenangkan Raysa, Raysa semakin terisak.

“Mereka siapa?” Tanya Raysa menengadahkan wajahnya menatap Elang.

“Nanti kakak ceritakan, ayo kita pergi.” Jawab Elang berdiri dan menggenggam tangan Raysa.

“Tapi..aku..” Tolak Raysa teringat akan Angga.

“Persetxx dengan cowok kamu, ayo.” Balas Elang menarik Raysa memasuki mobilnya dan mereka melaju pergi meninggalkan Mall itu, padahal di tempat berbeda Angga terlihat cemas berdiri didepan pintu toko menunggu Raisa yang tak kunjung kembali.

“Angga, maaf aku ada panggilan mendadak dari rumah sakit. Kamu pulang dulu ya, nanti malam kita bertemu lagi.” 

Angga menghela nafas kasar menatap kantong belanjaan di tangannya, terdapat dua kotak sepatu disana. Jadi tadi sembari menunggu, Angga memilih sepatu yang cocok untuk Raysa dan akhirnya dia memutuskan membelikan Raysa sepatu yang sama dengannya dan hanya beda ukurannya saja.

Bersambung...

1
Reni Syafrika
bagus....
Reni Anjarwani
doubel up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!