Wanita lemah yang menjadi bidadari dihatiku.. aku mencintaimu dengan caraku sendiri..
menceritakan kisah seorang wanita yang terpaksa menikah dengan seorang pria kaya yang arogant.
(Musim Pertama, Musim Kedua, dan Musim Ketiga Novel Terpaksa Menikah hanya disini)
salam hangat dari
Adel 💘 Satya
Sasha 💘 Dave
Kyara 💘 Rey
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Kireina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TM 35
Chef sudah
menyiapkan makan malam untuk keluarga Wilson, Adel baru saja selesai mengikat
rambutnya.
"Ayo
cepat, aku sudah lapar."
Giliran dia
yang lapar baru menyuruh orang lain untuk cepat! Dasar tidak adil!
Satya
memicingkan matanya, "Kau mengatakan sesuatu?" menatap kesal pada
Adel.
"Aaa?
Tidak, ayo kita turun." Adel menggandeng tangan suaminya dan bergegas
turun.
Diruang
makan 2 harimau betina sudah siap mengunci target mereka.
Ibu dan anak
itu sedang menatap tajam pada Adel, tak suka jika Satya semakin lengket
padanya.
Adel
memasang wajah polosnya, "Selamat malam semua."
Dukey sudah
tak ada lagi di rumah itu, karena ada sesuatu dan lain hal akhirnya memutuskan
untuk kembali ke Jerman.
"Selamat
malam." pasang wajah tak kalah manisnya dari Adel, Ziva menarik kursi
untuk duduk di dekat Satya.
Dewi
keberuntungan sedang memihak Satya, duduk dengan ditemani 2 wanita cantik
disisi kanan dan kirinya.
Selagi
menikmati makan malam hp Satya berdering. Telefon masuk dari sahabat lama.
"Kalian
lanjutkan makan malamnya, aku masih ada urusan."
"Baik."
menjawab bersamaan.
Setelah
memastikan Satya benar-benar pergi dari ruang makan, Ziva dan ibunya
memancarkan aura menakutkan.
Adel segera
meneguk air putih dihadapannya.
"Enak
sekali ya hidupmu? Hanya makan dan tidur, aku yakin selain 2 hal itu kau pasti
tak hebat dalam hal lainnya, kan?" Ziva mulai memancing emosi Adel.
"Karena
dia tuan putri dan merasa sedang berada di atas awan, itulah yang membuatnya
besar kepala!" Clay menimpali.
Hinaan dan
perkataan kasar melukai harga diri Adel.
"Ibu,
adik ipar... aku sama sekali tidak pernah membuat masalah dengan kalian, jadi
tolong berhentilah menyindirku! Di dalam mimpi sekalipun aku tidak pernah
membayangkan akan menjalani kehidupan nyata ku sebagai seorang putri dan
bukannya menjadi seorang penyindir tak berkelas!"
Byur!
Ziva
mendadak menyiram Adel dengan segelas air, tepat di wajahnya. bicara dengan
intonasi tinggi. "Lancang! Jaga bicaramu dasar perempuan kampungan!"
Brak!
Adel
membalas dengan menggebrak meja sekuat mungkin, menarik nafas dalam dan
menghembuskan nya dengan santai.
Lalu
melempar senyuman mautnya kearah Ziva, "Bukankah itu artinya aku ini orang
yang beruntung?" Adel menarik tisu untuk mengelap wajahnya, "Ya, aku
menikmati peranku!" menyeringai.
"Kau!!"
geram setengah mati, mata tajam Ziva menangkap sosok Satya yang hampir mendekat
ke arah mereka.
Ziva
menyiramkan segelas air diwajahnya lalu berteriak histeris seolah dirinya yang
disakiti, "Apa masalahmu?" menangis, "Aku dan kak Satya sudah
seperti kakak adik sejak kecil. Kenapa kakak ipar tidak percaya?"
"Keterlaluan
sekali kau?" Clay
"Adel?"
suara Satya terdengar lirih dan datar. Satya mengerutkan keningnya menatap
kesal pada pemandangan yang membuatnya risih. "Bukankah sudah kukatakan
sebelumnya? Bersikap baiklah pada orangtuaku!"
"Sayang?"
Adel mendekat meraih tangan Satya, "Percayalah aku tidak pernah melakukan
hal yang merugikan mereka."
"Aku
lelah, bersihkan ruangan ini!"
Setelah
selesai menyelesaikan hukuman dari Satya untuk membersihkan ruang makan Adel
segera bergegas naik kelantai 2.
Sial! Ibu
dan anak sama saja! Awas kalian!
"Oh
lihat bukankah dia pembantu yang merasa dirinya seperti ratu di rumah
ini?" Ziva.
Terus saja
menghinaku!
"Benar
sayang, sungguh tidak tahu malu!" Clay
Adel yang
baru saja menapaki 5 tangga menuju lantai 2 segera menghentikan langkahnya dan
menoleh ke sumber suara.
"Aaaa?
Aku lupa mengatakan sesuatu, bahkan sebuah berlian bisa hancur karena batu
karang!" senyum penuh arti mengembang, "Berhati-hatilah!"
***
Satya masih
sibuk dengan majalah ditangannya, Adel duduk tepat disisinya.
Pria itu
sama sekali tak menggubrisnya, "Kau marah padaku?"
"Kenapa
kau menjawab mereka?"
"Mereka
menghinaku! Mereka mengatakan kalau aku ini seorang wanita yang tidak tahu
diri, dan juga kampungan!" mengadu berharap pembelaan dan maaf darinya.
"Untuk
apa kau marah? Bukankah kau memang pantas di hina?"
Deg! Kedua
mata Adel membulat sempurna, tenggorokannya tercekat.
"Bukankah
mereka benar? Jadi ... sadarilah siapa dirimu yang sebenarnya!"
Satya
meletakan majalah di atas meja kemudian menarik selimut untuk tidur,
"Cepat matikan lampunya!"
Malam ini
menjadi sebuah malam yang akan mengantarkannya pada mimpi buruk!
Hinaan dari
duo nyinyir itu mungkin bisa ia terima mentah-mentah, tapi tidak dengan hinaan
yang baru saja diterimanya dari Satya.
Karena
memperlakukan seseorang dengan lembut bukan berarti dia adalah orang baik.
Satya pria
dingin yang sulit ditebak, terkadang ia mengangkat derajat istrinya menjadi
sebanding dengannya.
Namun jangan
lupakan sebuah fakta bahwa Satya juga bisa menghancurkan derajat istrinya
sendiri.
maaf krang tertarik🙏🙏
bab selanjutx bersama lgi tpi gak ada rujuk