NovelToon NovelToon
Maura : Tragedi Tahun Baru

Maura : Tragedi Tahun Baru

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi widya

Hidup Freya Almeera Shanum berubah setelah tragedi tahun baru 6th silam yang membuatnya menjadi single parent dari anak bernama Maura Hanin Azzahra.

Maura, gadis berusia 5th itu selalu menanyakan keberadaan Ayahnya yang tak pernah diketemuinya dari kecil.

Pertanyaan sederhana tentang keberadaan sang Ayah yang selalu di lontarkan Maura membuat sang Bunda Freya (25th) merasa bersalah dan sedih. Bahkan Freya juga kadang teringat akan tragedi malam itu setiap sang putri bertanya keberadaan Ayahnya.

Semua salah wanita tak tahu terima kasih itu. Karena wanita itu, Freya sekarang menjadi single parent tanpa status.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Flashback

Flashback On

Mama Lea keluar dari dapur membawa secangkir kopi untuk suaminya. Dia berjalan ke ruang kerja suaminya yang ada di lantai satu. Dia masuk dan meletakkan secangkir kopi di meja suaminya.

"Masih banyak Pa, kerjaannya?" tanya Mama Lea yang bersandar di meja kerja Papa Abri.

"Lumayan, mungkin satu jam lagi baru selesai." jawab Papa Abri yang fokus pada laptopnya.

Mama Lea menghembuskan nafas kasar. Tiap kali Bryan keluar kota pasti suaminya akan sibuk dengan kerjaan dan gak ada waktu buat dia.

"Ini sudah hampir jam dua belas, Pa." kata Mama Lea setelah melihat jam digital yang ada di meja kerja suaminya.

"Istirahat saja dulu, besok kerjakan lagi. Ingat kesehatan Papa." sambung Mama Lea karena dia tak ingin melihat Papa Abri kelelahan. Karena jika sampai itu terjadi, dia yang akan kerepotan sendiri. Karena Papa Abri memiliki riwayat penyakit jantung.

"Iya sebentar lagi selesai." jawab Papa Abri sambil mengecek kembali kerjaannya.

"Mama kembali saja dulu ke kamar." ucap Papa Abri menatap istrinya yang sudah terlihat ngantuk.

"Ya sudah, jam dua belas harus sudah selesai kerjaannya." Papa Abri mengangguk dan meminta Mama Lea untuk tidur duluan.

"Aunty.." Maura membangunkan Caca yang sudah tidur terlelap. Dia mengguncang pelan lengan Caca namun tak ada respon sedikitpun dari Caca.

"Aunty, Maura auss.." rengek Maura karena Caca tak kunjung membuka matanya.

"Aunty.." Maura akhirnya mengguncang lengan Caca sedikit kasar supaya Caca terbangun dari tidurnya.

"Hemmmm.." Caca hanya menggeliat dan merubah posisi tidurnya saja.

"Aunty, Maura aus..Maura ingin minum." rengek Maura yang tak dihiraukan Caca yang sudah mengarungi dunia mimpi.

Dengan terpaksa Maura turun dari ranjang untuk menuju dapur. Dia menghentikan langkahnya saat sudah hampir di depan pintu kamar. Dia merasa ragu.

"Tapi Maura takut." gumam Maura, dia menatap Caca yang sudah tertidur itu.

"Kata Bunda kalau ada hantu harus dibacakan ayat kursi. Maura kan sudah hafal, jadi Maura gak boleh takut dong." ucap Maura pada dirinya sendiri.

"Maura berani. Anak Bunda Freya sama Ayah Bryan gak takut gelap juga gak takut hantu."

Maura membuka pintu kamar Caca dan mengintip keluar.

"Gak gelap." kata Maura saat melihat keadaan di lantai dua yang masih ada beberapa lampu yang masih menyala meski sedikit remang.

Maura keluar dan berjalan menuju tangga, dia melihat Omanya, Mama Lea yang menaiki tangga.

Maura melangkahkan kaki nya cepat menuruni anak tangga.

"Oma.." pekik Maura saat jaraknya dengan Mama Lea sudah hampir dekat.

Mama Lea yang terkejut menghentikan langkahnya dan menatap cucunya.

"Mau kemana kamu malam-malam begini?" tanya Mama Lea menatap lekat cucunya.

"Maura aus Oma. Maura mau ke dapur." jawab Maura jujur. Maura menatap Mama Lea dengan menyunggingkan senyumnya.

"Anterin Maura ke dapur untuk minum yuk Oma." pinta Maura dengan wajah memelas.

Mama Lea menatap tak suka pada cucunya itu. Bayangan Bryan juga Papa Abri yang selalu mengancamnya jika terus membicarakan tentang Manda juga tentang sikapnya yang tak suka pada Maura ataupun Freya terus saja menghantui otaknya. "Menyusahkan." gumam Mama Lea.

"Ayo." Mama Lea kembali turun dari tangga dan berjalan duluan.

Maura yang melihat Omanya itu mau mengantarkannya mengambil minum di dapur begitu senang. Dia menyunggingkan senyumnya selama menuju ke dapur mengikuti Omanya.

"Minum air dingin apa air hangat?" tanya Mama Lea sambil mengambil gelas.

"Air hangat Oma." jawab Maura cepat.

Mama Lea memberikan segelas air hangat pada Maura. Dan segera diminumnya air hangat itu sampai tandas walau harus diteguk beberapa kali.

"Terima kasih Oma." kata Maura setelah menghabiskan air minumnya dan mengembalikan gelas kosong pada Mama Lea.

Mama Lea hanya diam saja tak menyahuti perkataan Maura.

"Sudah malam, sebaiknya tidur." setelah mengatakan itu Mama Lea berjalan duluan kembali ke kamarnya yang ada di lantai dua.

"Maura boleh tidur sama Oma sama Opa juga?" tanya Maura setengah berlari mengejar Omanya yang sudah menaiki anak tangga.

"Ehmmm..." Mama Lea hanya berdehem.

"Boleh Oma?" tanya Maura memastikan jika Omanya mengijinkan dia untuk tidur bersama Oma dan Opa.

Mama Lea mengangguk sebagai jawabannya.

Maura yang senang mempercepat langkahnya menaiki anak tangga untuk menyusul Omanya, Mama Lea.

"Kalau bisa jalan kenapa harus lari. Nanti bisa jatuh." kata Mama Lea memperingati Cucunya itu.

"Nggak Oma. Maura sudah biasa naik turun ta- aakkkkkhhhhhhh."

"Maura." pekik Mama Lea, dia berusaha memegang cucunya namun dia terlambat. Maura sudah tergeletak di lantai dengan kepala mengeluarkan darah.

"Maura!!!!" teriak Mama Lea yang melihat kepala Maura berlumuran darah."

Papa Abri yang baru saja keluar dari ruang kerjanya langsung mempercepat langkahnya saat mendengar teriakan istrinya yang meneriaki Maura.

"Innalillahi...Maura." pekik Papa Abri yang melihat cucunya tergeletak di lantai dengan berlumuran darah.

"Maura kenapa, Ma?" tanya Papa Abri pada istrinya itu yang terlihat syok.

"Pak Mun.." teriak Papa Abri memanggil kepala asisten rumah tangga.

Dengan berjalan tergopoh-gopoh Pak Mun mendekati Tuannya.

"Panggil ambulan cepat." perintah Papa Abri dengan segera Pak Mun menghubungi 119.

"Papa...Maura kenapa?" tanya Caca saat melihat kondisi Maura yang sudah tak sadarkan diri dengan kepala yang mengeluarkan darah.

Caca tadi langsung terbangun saat mendengar teriakan Mama Lea juga Papa Abri. Apalagi dia tidak melihat Maura ada disampingnya, dia segera turun dan melihat apa yang terjadi.

Belum juga Caca mendapat jawaban mobil ambulan sudah sampai dan segera membawa Maura.

"Papa akan ikut mobil ambulan, kamu temani Mama kamu." Caca mengangguk sebagai jawabannya

Caca membantu Mama Lea yang masih terlihat syok itu untuk dibawa ke kamar.

"Caca antar ke kamar, Ma." kata Caca namun Mama Lea menolaknya.

"Maura...Ke rumah sakit. Maura, Mama mau melihat Maura." kata Mama Lea terbata-bata menatap Caca dengan mata berkaca-kaca.

"Tapi_"

"Ke rumah sakit. Mama mau ke rumah sakit."

"Baiklah, Caca antar."

"Pak Mun siap kan mobil sama supir."

Pak Mun segera menyiapkan apa yang diperintahkan Caca.

"Mama disini dulu, Caca ambilkan jaket dulu."

Caca segera kembali ke kamar untuk mengambil jaketnya juga jaket Mama Lea.

Mereka segera menyusul Papa Abri dan Maura ke rumah sakit.

"Bagaimana, Pa?" tanya Mama Lea saat baru sampai di rumah sakit.

"Maura kekurangan darah, dia butuh donor sekarang." jawab Papa Abri yang terlihat tegang dan cemas.

"Papa sudah meminta Bryan untuk kembali malam ini. Golongan darah mereka sama." kata Papa Abri.

"Golongan darah Bryan sama dengan Mama Pa. Biar Mama saja yang mendonorkan darah buat Maura." sahut Mama Lea.

"Caca, kamu antar Mama kamu ke PMI."

Flashback Off

🍁🍁🍁

have a nice day

Maaf ya, hari ini up satu bab dulu...

Author nya baru selesai ISOMA dan pengen kangen-kangen dulu sama misua.🤭🤭

Jangan lupa untuk kalian kakak kakak untuk jaga kesehatan yaa🤗

Dan....

Jangan lupa berikan like dan vote kalian ya kakak-kakak reader

Biar lebih semangat lagi ngehalunya

Makasih🤗🤗

dewi widya

1
fiyol jelek
bagus
Wanita Aries
Suka ceritanya ada komedinya jg
Yuni Astutik
aahhhhhhh.................. akhirnya............
Yuni Astutik
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 freya bik maura cek drieneh
Yuni Astutik
😭😭😭😭😭
Yuni Astutik
👍👍👍
Yuni Astutik
👍👍
Yuni Astutik
👍
Yuni Astutik
❤❤❤❤
Kecombrang
kelakuan emak sama anak sama aja 🤣🤣🤣
Nur Aini
Luar biasa
pipin bagendra
tunggu Thor indomoyet itu apa ya hehehe
Mega Girl
mampir thor
Yant08
Luar biasa
Oi Min
happy ending.....
Oi Min
wkwkwkwwkkwk...... Mora bner 2 Bryan versi cewek..... huft....
Oi Min
otor..... iihhhh..... nyebelin.... tadi papa Abri..... sekarang Mutia dan salah satu bayi nya di matiin... 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😡😡😡😡😡
Oi Min
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭..... g kuat tor...... aq paling sensitif klo soal bapak..... krna aq dri kecil jga hnya sama bapak. apa2 bapak..
Amaliah 🌹
Luar biasa
Oi Min
dah hamil ini Mutia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!