Kayla datang untuk menghadiri pesta pernikahan sepupunya. Namun, pernikahan itu menjadi pernikahan mendadak baginya karena sepupunya kabur dari rumah.
Untuk menutupi rasa malu pada tamu undangan, Ibu Kayla meminta Kayla menggantikan posisi sang sepupu. Dia tak ingin nama baik keluarga besar menjadi cemoohan tamu undangan.
Kayla tidak bisa menerima pernikahan ini, tapi demi mengabulkan permintaan sang ayah yang di paksa ibunya untuk membujuk Kayla, akhirnya dia terpaksa menerima takdirnya.
Dengan terpaksa dan hati yang luka Kayla melaksanakan permintaan sang ayah, pria terhebat dihidupnya.
Perjodohan ini mengantarkan mereka pada cinta pertama yang dulu sempat dikuburnya.
lanjut baca yukk...novel ini akan update setiap hari 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Nick mengucap setelah tersadar dari buaian tatapan manik coklat nan indah milik gadis baru saja menariknya hingga terjatuh.
Mereka segera bangkit dari posisi mereka, lalu berdiri.
“Maaf, aku tersandung,” lirih Gita menundukkan kepalanya.
Gita merasa bersalah pada Nick, dia tak berani mengangkat wajahnya.
“Enggak apa-apa! Santai aja,” seru Nick santai.
Nick tersenyum melihat wajah cantik nan lugu yang tadi pagi didapatinya tengah menangis di pinggir sungai.
“Sini! Mana benderanya?” ujar Nick pada Gita yang masih terdiam berdiri di hadapannya.
“Eh, ini, Kak!” lirih Gita masih menundukkan kepalanya.
Gita mengulurkan tangannya yang berisikan bendera pada Nick, pria itu langsung mengambil bendera yang diberikan Gita kepadanya dengan mata yang tak beralih dari paras polos gadis itu.
Baru kali ini, Nick melihat seorang gadis yang sangat menarik perhatiannya. Dia merasa ada sesuatu di diri gadis itu yang membuatnya terpesona. Sejak tadi pagi dia sudah tertarik juga pada gadis itu.
“Nick! Hitung!” seru Raffa pada sahabatnya.
Dia menangkap sesuatu yang aneh pada diri sang sahabat. Sedari tadi Nick tak berhenti memandang wajah gadis itu.
“Eh, iya,” lirih Nick gugup.
Dia oun menghitung poin bendera yang didapatkan oleh kelompok Kayla. Sesekali dia mencuri pandang pada Gita yang masih berdiri di depannya.
“Eh, ingat dosa, Bro!” bisik Raffa di telinga Nick mengingatkan sahabatnya.
“Astaghfirullah!” ucap Nick, tapi matanya tak berhenti mencuri pandang pada gadis itu.
“Istighfarnya cepat, tapi dosanya masih dilakukan,” sindir Raffa.
Raffa menggelengkan kepalanya melihat sikap aneh sahabatnya. Raffa yakin saat ini Nick mulai menyukai sahabat istrinya itu.
“Lima ratus tujuh puluh,” seru Nick setelah menghitung poin bendera milik Gita.
Setelah semua kelompok mengumpulkan benderanya. Peserta diminta untuk berkumpul, panitia kembali memberi arahan.
“Baiklah, adik-adik semuanya. Perlombaan pertama dinyatakan selesai.” Rio mulai memberi arahan dengan menggunakan pengeras suara di tangannya.
“Setelah ini, kita akan melaksanakan shalat dzuhur berjama’ah, setelah shalat kita makan siang.”
“Lomba berikutnya akan kita adakan setelah itu, setiap kelompok harus mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba berikutnya.”
“Sekarang kalian diperbolehkan bubar untuk mempersiapkan diri melaksanakan shalat dzuhur,” ujar Rio menutup arahannya.
Peserta pun bubar, lalu melangkah kembali menuju bumi perkemahan.
Beberapa seseorang melintas di depan Kayla dan sahabatnya, mereka menatap Kayla dengan sinis.
“Cih, gayanya alim banget. Jilbabnya panjang, tapi ternyata dibalik hijabnya ternyata murahan,” sindir Dewi salah satu senior yang menyukai Raffa.
“Alim tapi lon*e,” celetuk Ayu teman Dewi.
Telinga Dian panas mendengar sindiran Dewi dan Ayu terhadap sahabatnya, Dian mengepal tangannya, dia hendak menghadang seniornya dan memaki mereka, tapi Kayla menghentikannya.
“Jangan!” lirih Kayla menggelengkan kepalanya.
Dia melarang Dian menanggapi ocehan seniornya yang baru saja melintas di hadapan mereka.
“Tapi, Kay!” bantah Dian tak terima.
“Mereka seperti itu, karena mereka tidak mengetahui kenyataan yang sesungguhnya,” ujar Kayla mengingatkan Dian.
“Kayla benar, Yan! Kita juga sempat berpikiran yang bukan-bukan terhadap Kayla, tapi setelah kita mengetahuinya kita bahkan mendukung hubungan mereka,” ujat Gita menasehati Dian yang masih tersulut emosi.
“Cuekin aja!” seru Lisa.
“Yuk!” ajak Lisa memulai langkahnya.
Mereka pun kembali melanjutkan langkah mereka menuju bumi perkemahan. Sesampai di bumi perkemahan, semua peserta bersiap-siap untuk melaksanakan shalat dzuhur berjama’ah.
Setelah shalat dzuhur saat jam makan siang, Kayla menghampiri Raffa membawakan makan siang yang telah disiapkannya.
“Bro, Kayaknya Kayla mau ke sini,” ujar Nick saat melihat istri sahabatnya tengah melangkah mendekati tenda mereka dengan membawakan sebuah rantang di tangannya.
“Serius?” tanya Raffa dari dalam tenda tak percaya.
“Maaf, Kak. Bang Raffa, ada?” tanya Kayla sopan pada Nick.
Tak sengaja Kayla melihat Raffa yang sedang memasang salep di pinggang dan punggungnya terlihat memar.
“Bentar,” sahut Raffa dari dalam tenda.
****
Setelah selesai shalat dzuhur dan makan siang, peserta kembali dikumpulkan di tengah-tengah bumi perkemahan untuk bersiap-siap melaksanakan perlombaan berikutnya.
Kali ini panitia mengadakan perlombaan makan kerupuk. Kayla dan sahabatnya mengutus Gita untuk mengikuti lomba tersebut, karena di antara mereka berempat hanya Gita yang paling pecicilan dan cuek.
Di arena perlombaan telah disediakan tali yang melintang dengan 6 titik, di setiap titik diberi sebuah kursi plastik tempat duduk peserta nantinya.
Setelah itu panitia mengisi tali tersebut dengan kerupuk sejajar dengan kursi yang telah disusun. Panitia sengaja memberi kursi di sana agar peserta lomba mengikuti lomba makan kerupuk dengan posisi duduk bukan berdiri seperti yang biasa dilakukan saat perlombaan tujuh belas agustus biasanya.
Mereka telah terbiasa untuk makan dan minum dengan posisi duduk, sehingga perlombaan ini harus dilakukan dengan posisi duduk juga.
Saat giliran Gita mengikuti lomba, Nick berada di posisi terdepan memberi semangat, entah racun apa yang membuat Nick begitu tertarik pada gadis itu.
Raffa menggelengkan kepalanya melihat keanehan sang sahabat, dia mencium aroma ketertarikan dari pria tampan yang biasanya bersikap dingin pada lawan jenisnya.
“Bro, dia cantik bukan?” goda Raffa menghampiri Nick.
“Cantik dan polos,” jawab Nick.
“Loe suka sama dia?” tanya Raffa.
“Dia memiliki aura tersendiri dalam dirinya,” jawab Nick jujur.
“Kalau begitu, loe lamar saja dia!” usul Raffa.
“Mana mungkin, mau gue kasih makan pake apa?” tolak Nick.
“Biar nggak dosa,” ejek Raffa.
“Dasar!” ketus Nick.
“Kalau gue udah halal bro, mau gue apakan juga istri gue jadinya pahala,” ejek Raffa lagi.
“Hahaha,” Raffa tertawa melihat wajah kesal sahabatnya.
“Eh, Bro. Bilangin dong sama istri loe, comblangin gue!” rengek Nick.
“Busyet, usaha dong!” tolak Raffa lalu meninggalkan Nick yang mulai ada maunya.
“Ya, kalah,” keluh Gita saat dia tidak bisa memenangkan perlombaan itu.
Gita melangkah menuju teman-temannya dengan wajah yang ditekuk.
“Biasa aja kali, namanya juga pertandingan. Ada yang menang dan ada yang kalah.” Dian menghibur Gita.
“Iya, kita juga nggak marah kamu kalah,” ujar Kayla ikut menghibur Gita.
“Lagian kita di sini buat happy-happy, jadi mau kalah atau menang kita tetap senang,” tambah Lisa.
“Iya sih,” lirih Gita.
Lomba makan kerupuk usai, setelah itu masih diadakan perlombaan lainnya hingga masuk waktu ashar. Semua peserta yang mengikuti event yang diadakan DEMA ini merasa sangat senang.
Rentetan acara mereka lalui selama tiga hari, hingga akhirnya mereka sampai pada acara puncaknya yaitu acara api unggun. Acara yang selalu ditunggu-tunggu oleh setiap peserta.
Semua peserta di minta duduk melingkari api unggun, beberapa orang panitia menampilkan berbagai performa untuk menghibur junior mereka.
Performa yang tidak pernah di sangka oleh para akhwat yaitu, seorang Raffa tampil dengan memainkan sebuah lagu yang berjudul ‘Aisyah istri rasulullah’ dengan sebuah gitar yang ada di tangannya. Semua mahasiswi yang mengagumi Raffa semakin mengagumi sosok Raffa. Mereka tak berhenti menatap kagum ke arah pria yang sudah beristri itu.
“Lagu ini sengaja, saya nyanyikan untuk seorang yang spesial dalam hidup saya,” ujar Raffa setelah menyelesaikan nyanyiannya.
Raffa melangkah mendekati posisi Kayla yang duduk bersama teman-temannya. Raffa meraih tangan Kayla ke depan.
“Mau apa?” tanya Kayla bingung.
Bersambung . . .
.
.
.
.
Hai readers, terima kasih sudah membaca karya Author🙏🙏🙏
Tetaplah dukung Author dengan meninggalkan jejak berupa . . .
- Like
- Komentar
- Hadiah
dan
-Vote
Terima kasih atas dukungannya 🙏🙏🙏