Meninggal karena di jebak oleh musuh bebuyutannya membuat Kebo Iwa merasa menyesal seumur hidupnya karena telah meninggalkan cinta sejatinya demi wanita yang akhirnya membunuh dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghadapi Sniper
*Ciiiittt!!
Refan segera menghentikan mobilnya di samping Iwa, "Cepat naik!" serunya membukakan pintu untuk Iwa
Tanpa berpikir panjang Iwa segera memapah Baron dan masuk kedalam mobil.
"Pegangan yang erat!" seru Refan kemudian menginjak gas mobilnya
Lelaki itu menabrak siapapun yang ada didepannya.
"Merunduukkk!!" teriaknya lagi saat para gengster mengayunkan baton kearah mobilnya.
*Pranggg!!
*Praaangg!!
Regan segera berlindung di balik stir mobilnya saat para gengster itu berhasil memecahkan kaca mobilnya.
Ia kembali menginjak gas dan menambah kecepatan mobilnya saat melihat beberapa mobil mobil mulai mengejarnya.
"Mari kita buktikan siapa yang tercepat diantara kita!!"
*Wuusshh!!!
Mobil berguncang hebat saat Refan benar-benar menambah kecepatan maksimal mobil itu.
Ia sengaja memutar balik mobilnya saat sebuah mobil berhasil menyusulnya. Saat memasuki persimpangan, ia melihat beberapa orang polisi sedang melakukan razia.
"Brengsek, tidak masuk akal razia pagi-pagi buta begini," gerutu Refan
Ia melihat seorang polisi sedang memperhatikannya, sembari menerima telepon.
Polisi itu segera menghampirinya dan mengetuk kaca mobilnya.
Refan segera memberikan kacamata dan masker kepada Iwa dan Baron.
"Pakailah, aku curiga ini bukan semata-mata razia," ucap Regan segera memakai masker dan kacamata hitamnya.
"Selamat pagi, bisa perlihatkan surat-surat kendaraannya?" sapa sang polisi
Tanpa basa-basi Refan segera mengambil surat-surat kendaraannya dan memberikannya kepada polisi itu.
"Tuan, bisakah anda menepi sebentar. Ada yang ingin saya sampaikan," ucap Polisi itu menahannya
"What???, menepi???. Yang benar saja bos, kendaraan ku tidak bermasalah dan surat-surat juga lengkap, so tidak ada alasan Anda menahan kami bukan?" sahut Refan mengambil surat-surat kendaraannya
"Anda dilarang meninggalkan lokasi ini karena kami mencurigai ada dua orang buronan polisi di mobil anda," jawab polisi itu kemudian menggiringnya ke tempat sepi.
"Pegangan yang erat, dan bersiaplah untuk segera meluncur," ucap Refan lirih.
Ia segera menutup kaca mobilnya dan melaju pelan mengikuti sang polisi.
Regan segera menginjak gas mobilnya saat polisi itu mulai lengah.
*Wuusshh!!
*Brakkk!!
Ia menabrak palang polisi dan juga para Polisi yang menghalanginya.
Ia terus melesat meskipun polisi meskipun polisi memperingatkannya dengan tembakan.
Iwa segera mengambil pistolnya dan menembaki mobil Polisi yang mengejarnya.
"Good Rey," puji Refan menambah kecepatan mobilnya.
"Sial, bagaimana jalannya di tutup!" gerutunya saat beberapa orang polisi memasang larangan melintas dan mengarahkannya ke jalan alternatif.
"Tetap waspada, aku yakin mereka sengaja menyabotase jalanan agar kita tidak bisa keluar dari Jakarta," ucap Refan
"Bertahanlah Baron, aku yakin kau bisa bertahan sebentar lagi," imbuhnya.
Iwa segera membuka kemejanya untuk mengikat luka Baron.
"Thanks Bro," ucap lelaki itu lirih.
"Kalau kau tak punya tujuan kita kembali saja ke apartemenku, aku yakin hanya itu satu-satunya tempat aman," ucap Iwa
"Bagaimana kita bisa kembali jika akses jalan ditutup, huft!" keluh Refan
"Apalagi ini!" Refan mendengus kesal saat melihat beberapa mobil didepannya mendadak putar balik.
"Tadi disuruh lewat sini, sekarang di suruh putar balik lagi, apa sih maunya, Sue!!"
"Kita ikuti saja apa mau mereka dan jangan terlalu mencolok, karena itu bisa membahayakan kita." sahut Iwa
"Siap suhu," sahut Refan terkekeh
Saat Refan hendak memutar balik mobilnya, tiba-tiba petugas membuka portalnya dan membiarkannya melewati jalan itu.
"Ikan hiu makan nasi liwet, tahu aja pak polsii kalau VIP mo lewat, awokwok!" tukas Refan segera mengajukan mobilnya.
"Jangan senang dulu, kita harus tetap waspada." sahut Iwa menoleh kebelakang
Benar saja, setelah mobil Refan melintas portal kembali di tutup dan mobil-mobil lain dilarang melintas.
"Anj*r, serasa jalan tol milik pribadi, sepia!" seru Regan menginjak gas mobilnya
"Pelan-pelan saja, aku khawatir ini sebuah jebakan," sahut Iwa
"Kenapa sih dari tadi Lo bawaannya curiga aja Rey?" tanya Refan mengernyitkan alisnya
"Turuti saja kata-katanya, lagipula sejauh ini alibinya selalu benar. Andai saja kita menuruti kata-katanya saat di Wastu Ares, mungkin tidak akan begini kejadiannya," sesak Baron
"Hmmm, ok baiklah Kali ini aku akan mendengarkannya," Refan kemudian memperlambat laju kendaraannya,
Iwa kemudian membuka kaca mobilnya dan mengamati lingkungan sekitarnya.
Sementara itu dari atas gedung para sniper elite dari gengster Kalajengking sudah bersiap membidikkan senapannya kearah mobil Refan.
"Apa kau melihat sesuatu?" tanya Refan lagi
"Percepat laju mobilnya sekarang!" seru Iwa saat melihat seorang sniper dari atas gedung
*Dor!!
Benar saja sebuah timah panas segera melesat ke arah mobil mereka membuat Refan terkejut dan terpaksa menghentikan laju kendaraannya.
"Ambil pistol kalian dan segera turun!" seru Iwa
Refan segera melemparkan pistol kepadanya. Ketiganya segera turun dan berlindung di balik mobil.
Baku tembak pun kemudian tak bisa dihindarkan lagi, Iwa segera berguling ke samping dan memisahkan diri dari kedua temannya.
Ia kemudian melepaskan tembakannya hingga membuat seorang sniper jatuh dari atas gedung.
Iwa kemudian mengendap-endap dan berjalan memasuki sebuah gedung. Ia berlari menaiki tangga darurat menuju Roof top gedung.
Ia segera melompat dan melesatkan tendangan keras kearah seorang sniper yang bersiap menarik pelatuknya kearah Refan.
"Bugghh!!" Lelaki itu terjerembab dan senapannya terjatuh dari tangannya.
Iwa segera menyeretnya dan menghempaskan tubuhnya ke dinding bangunan. Ia kemudian mengambil belati kecil dan menancapkan ke jantung lelaki itu.
"Argghhh!!" pekik lelaki itu kemudian mendorong Iwa hingga ia terhempas menjauhinya.
Lelaki itu segera mencabut belati dari dadanya dan menghampiri Iwa. 8 berusaha menyerangnya dan mengarahkan belati itu kearahnya. Namun Iwa berusaha sekuat tenaga menahannya agar pisau itu tak menyayat tubuhnya.
Seperti tahu kelemahan Iwa, lelaki itu segera berdiri dan menginjak luka tembaknya membuat Iwa mengerang kesakitan.
"Arrgghhh!!"
"Sekarang tamatlah riwayat mu!" seru lelaki itu menggilas luka Iwa semakin keras.
*Grep!
Iwa tidak bisa tinggal melihat lelaki itu berusaha membunuhnya. Pemuda itu mengumpulkan segenap tenaganya dan kemudian menahan menarik kaki pria itu saat hendak menggilasnya untuk kali kedua.
Ia kemudian mendorongnya hingga Lelaki itu terjungkal di hadapannya. Iwa segera bangun dan berdiri, namun lelaki itu sudah berdiri dihadapannya sembari menodongkan senapannya.
"Entahlah kau ke Neraka!" serunya bersiap menarik pelatuk senjata Laras panjangnya.
Tanpa berpikir panjang Iwa segera berlari kearah lelaki itu dan melepas tendangan beruntun hingga lelaki itu terhempas dan jatuh daro atas gedung.
*Buuggghhh!!
Iwa segera mengambil senapan lelaki itu dan membidiknya kearah para sniper lain yang kini sedang menyerang Refan.
*Dor!!
Satu persatu para sniper itu tumbang dan berjatuhan terkena timah panasnya. Iwa segera turun dan menghampiri Refan dan Baron.
"Ayo cepat pergi sebelum bala bantuan datang," tukas Iwa memapah Baron.
Setibanya di apartemennya, Iwa seketika jatuh tergelak di lantai saat memapah Baron.
"Kau kenapa Rey!" seru Amy mengguncang tubuhnya, namun lelaki itu tak bergeming hingga terpaksa Amy melarikannya ke rumah sakit.
*To be continued!!